The Role of Intellectual Capital and Good Corporate Governance in Determining Firm Value Across the Normal, Pandemic, and Recovery Periods
(M Fatwa Algifari, Elok Sri Utami, Novi Puspitasari)
DOI : 10.70062/globalmanagement.v2i3.324
- Volume: 2,
Issue: 3,
Sitasi : 0 29-Jul-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.06-Aug-2025
Abstrak:
This study aims to determine the influence of intellectual capital, company age, company size, and managerial ownership on firm value, with Good Corporate Governance (GCG) acting as a moderating variable. In addition to analyzing the overall effect of each variable, this study also divides the analysis into three distinct periods: the normal period, the pandemic period, and the recovery period. The population of the study includes companies in the hotel, restaurant, and tourism sub-sectors listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period of 2018 to 2022. The sample was selected using purposive sampling, resulting in a total of 24 companies with 120 observations analyzed. To test the hypotheses and analyze the data, this study employed the Statistical Product and Service Solutions (SPSS) software version 25. The results indicate that intellectual capital and company age do not have a significant effect on firm value. In contrast, company size and managerial ownership were found to have a significant influence on firm value, suggesting that larger companies and those with higher levels of managerial ownership tend to have stronger firm value. Furthermore, Good Corporate Governance (GCG), when tested as a moderating variable, did not significantly strengthen the relationship between intellectual capital and firm value. When viewed across the three time periods—normal, pandemic, and recovery—intellectual capital, company age, managerial ownership, and the moderating effect of GCG consistently showed no significant influence on firm value. However, the study reveals a notable exception in the case of company size. During both the pandemic and recovery periods, company size was shown to significantly affect firm value. This suggests that during periods of crisis and recovery, firm size plays a more crucial role in maintaining or increasing firm value, possibly due to greater resources, resilience, and operational capacity possessed by larger firms.
|
0 |
2025 |
Pengaruh Harga dan Promosi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen pada Jelita Cosmetik Tamansiswa Yogyakarta
(Vika Irma Safitri, Nayang Istiqomah, Kristiana Sri Utami)
DOI : 10.61132/rimba.v3i3.2051
- Volume: 3,
Issue: 3,
Sitasi : 0 11-Jul-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.08-Aug-2025
Abstrak:
The aim of this research is to examine how much influence pricing and promotional activities have on consumers' decisions to repurchase Jelita Cosmetic products in the Tamansiswa area of Yogyakarta. In the face of intensifying business competition, adopting the right marketing strategy becomes increasingly vital. As the business environment grows more competitive, choosing an effective marketing approach is a key factor for success. Indonesia’s beauty sector has seen remarkable growth in recent years. Since its inception in 2005, Jelita Cosmetic has managed to capture consumer attention by offering competitive prices and running consistent promotional campaigns through social media and e-commerce channels. This research employs a quantitative approach by gathering data through surveys conducted with 65 customers of Jelita Cosmetic. The data was analyzed using multiple linear regression and supported by validity and reliability tests. The research findings reveal that both price and promotion have a positive and significant effect on consumer repurchase intentions, both individually and collectively. Approximately 58.4% of the variance in repurchase interest is accounted for by the two independent variables studied, with the remaining 41.6% attributed to other factors beyond the scope of this study. These results offermeaningful insights into how effective marketing strategies can be applied within the beauty industry.
|
0 |
2025 |
Pengaruh Citra Merek dan Harga terhadap Loyalitas Konsumen pada Mixue di Daerah Istimewa Yogyakarta
(Yasinta Defriani Astin, Nanda Novita Sari, Kristiana Sri Utami)
DOI : 10.61132/rimba.v3i3.2045
- Volume: 3,
Issue: 3,
Sitasi : 0 09-Jul-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.08-Aug-2025
Abstrak:
This study aimed to analyze the influence of price and brand image on Mixue consumer loyalty in Yogyakarta. Employing a quantitative approach with 50 respondents, data were collected through questionnaires and analyzed using multiple linear regression. Validity and reliability tests demonstrated a robust research instrument. Classical assumptions were met. The F-test indicated a significant simultaneous effect of price and brand image on consumer loyalty (p < 0.05). However, the t-test showed that only brand image had a significant partial effect (p < 0.05), while the effect of price was insignificant (p > 0.05). This finding has implications for Mixue's marketing strategy in Yogyakarta, emphasizing the importance of a strong brand image.
|
0 |
2025 |
Protection Law To Child
(Sri Utami, Hepy Krisman Laia, Muhammad Arif Sahlepi)
DOI : 10.62951/ijls.v2i3.691
- Volume: 2,
Issue: 3,
Sitasi : 0 03-Jul-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.13-Aug-2025
Abstrak:
The purpose of this study is to determine the forms of violence against children and how legal protection for children as victims of crime is according to Indonesian criminal law. Legal protection for children is an important issue that requires serious attention from various parties, including the government, society, and family. Children have basic rights that must be protected to ensure they grow and develop properly. This paper discusses the concept of legal protection for children, the legal basis underlying child protection in Indonesia, and the challenges and solutions that can be applied to improve legal protection for children.
|
0 |
2025 |
Penerapan Sanksi Qanun Tentang Kasus Khamar Di Aceh
(Raihan Arhab Adinugraha, Rahayu Sri Utami)
DOI : 10.62504/jimr1288
- Volume: 3,
Issue: 6,
Sitasi : 0 24-Jun-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Provinsi Aceh memiliki kekhususan dalam sistem hukum nasional Indonesia dengan diberlakukannya Syariat Islam sebagai dasar hukum, termasuk dalam penegakan hukum pidana (jinayah). Salah satu komponen penting dalam penerapan hukum Islam diaceh ialah penerapan sanksi terhadap pelanggaran hukum jinayat, khususnya kasus khamar (minuman keras). Penelitian ini membahas penerapan Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat maupun Qanun Aceh No. 7 Tahun 2013 tentang Hukum Acara Jinayat terhadap pelanggaran jarimah khamar. Dalam hukum Islam, khamar merupakan perbuatan haram karena merusak akal yang merupakan salah satu dari maqashid al-syari'ah. Penegakan hukum terhadap pelanggaran ini melibatkan Wilayatul Hisbah, Mahkamah Syar'iyah, serta perangkat hukum formal dan substantif sesuai dengan ketentuan Qanun. Sanksi yang dijatuhkan dapat berupa uqubat hudud, ta’zir, dan denda sesuai dengan beratnya pelanggaran. Selain itu, proses pembuktian, alat bukti, dan prinsip-prinsip hukum acara jinayat turut menjadi faktor penting dalam menjamin keadilan dan efektivitas pelaksanaan hukum. Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem penegakan hukum jinayat di Aceh, meskipun menghadapi tantangan, memiliki dasar yuridis, normatif, dan sosial yang kuat dalam menanggulangi peredaran dan konsumsi khamar
|
0 |
2025 |
Dialektika Adat Dan Hukum Islam: Menelusuri Peran Budaya Lokal Dalam Penegakan Hukum Perzinaan Di Aceh
(Sofiatus Zahra Rochma, Rahayu Sri Utami)
DOI : 10.62504/jimr1277
- Volume: 3,
Issue: 6,
Sitasi : 0 17-Jun-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Aceh merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang secara formal menerapkan hukum Islam melalui Qanun Jinayat, termasuk dalam hal penegakan hukum terhadap tindak pidana perzinaan. Namun, penerapan hukum tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan berdialektika dengan nilai-nilai adat dan budaya lokal yang masih kuat melekat dalam masyarakat Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri bagaimana peran budaya lokal, khususnya hukum adat, berinteraksi dengan hukum Islam dalam proses penegakan hukum terhadap pelaku perzinaan. Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan konseptual dan perundang-undangan, serta ditunjang dengan data sekunder berupa literatur hukum dan studi empiris sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hukum adat di Aceh berfungsi sebagai instrumen sosial yang memperkuat efektivitas hukum Islam melalui pendekatan restoratif, seperti penyelesaian kekeluargaan dan pemberian sanksi sosial, sebelum pelaku diserahkan kepada aparat penegak hukum syariah. Kesimpulannya, budaya lokal berperan signifikan dalam memberikan legitimasi sosial terhadap penerapan syariat Islam, serta menjadi jembatan antara norma agama dan realitas sosial masyarakat. Dialektika ini menciptakan model pluralisme hukum yang kontekstual, harmonis, dan lebih diterima oleh masyarakat Aceh.
|
0 |
2025 |
MODERNISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUKUM WARIS MASYARAKAT BATAK KARO
(Ana Aprillia, Lini Wijayanti, Rahayu Sri Utami)
DOI : 10.62504/nexus1283
- Volume: 2,
Issue: 6,
Sitasi : 0 14-Jun-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Perkembangan zaman dan modernisasi menuntut Hukum Waris Adat masyarakat Batak Karo untuk beradaptasi dengan tuntutan dunia modern. Dalam masyarakat Suku Karo, hanya anak laki-laki yang berhak menerima warisan, sementara anak perempuan tidak memiliki hak waris. Namun, anak perempuan dapat menerima "pemere" atau hadiah kasih sayang dari pewaris, yang dapat berupa emas, ladang, atau sawah yang dapat dikelolanya selama hidup. Pemberian "pemere" ini terkait erat dengan hukum adat dan telah menjadi tradisi turun-temurun dalam masyarakat Suku Karo. Perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan dalam hal warisan sangat mencolok, dengan anak laki-laki memiliki kekuasaan penuh atas harta warisan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data primer untuk memahami perkembangan dan perubahan dalam penerapan hukum waris adat Batak Karo. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji data sekunder dari berbagai sumber, termasuk literatur, dokumen adat, peraturan perundang-undangan, dan hasil penelitian terdahulu tentang hukum adat dan modernisasi, untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang topik ini.
|
0 |
2025 |
Implikasi Hukum Jual Beli Wakaf Oleh Ahli Waris Wakif Studi Kasus Di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Sumatera Tengah
(Mohamad Abil Faroj Al Jawawi, Eka Wahyu Setiawan, Rahayu Sri Utami)
DOI : 10.62504/jimr1260
- Volume: 3,
Issue: 6,
Sitasi : 0 09-Jun-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Wakaf merupakan sebuah kegiatan yang telah ada sejak berpuluh–puluh tahun oleh masyarakat indonesia yang beragama islam, akan tetapi masih banyak problematik terkait wakaf karna kurangnya pemahaman di masyarakat dan perlindungan hukum yang memadai. salah satu problematika yang terjadi khususnya tentang wakaf salah satunya terjadi dikota pekanbaru yang mana ahli waris wakif menjual tanah yang diwakafkan orangtuanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hukum Islam, khususnya yang berkaitan dengan hukum positif, terhadap isu ini. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, meliputi kajian tentang hukum Islam serta undang-undang yang relevan. Kesimpulan. Terdapat implikasi hukum dan masih perlunya kesadaran hukum dimasyarakat, serta harmonisasi dan perlindungan hukum terkait wakaf. khususnya yang terjadi di kota pekanbaru.
|
0 |
2025 |
Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Kasus Korupsi Pengadaan Buku Adat Oleh Lembaga Adat Di Aceh
(Rahma Kuvita Wulandari, Rahayu Sri Utami)
DOI : 10.62504/jimr1270
- Volume: 3,
Issue: 6,
Sitasi : 0 04-Jun-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Pertanggungjawaban pidana dalam tindak pidana korupsi merupakan salah satu aspek penting dalam upaya penegakan hukum yang adil dan efektif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kasus dugaan korupsi dalam pengadaan buku adat oleh lembaga adat di Aceh, yang menimbulkan persoalan hukum mengenai status lembaga adat sebagai subjek hukum pidana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk pertanggungjawaban pidana terhadap lembaga adat yang diduga melakukan tindak pidana korupsi, serta menelaah bagaimana hukum diterapkan terhadap pelaku yang berasal dari struktur kelembagaan non-pemerintah. Metode yang digunakan adalah yuridis empiris dengan pendekatan kasus, yaitu dengan mengkaji secara langsung kasus yang sedang diselidiki oleh Kejaksaan Negeri Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun lembaga adat bukan subjek hukum pidana konvensional seperti individu atau korporasi, namun dapat dipersamakan dengan korporasi berdasarkan Pasal 20 UU Tipikor karena memiliki struktur organisasi, menerima dana publik, dan menjalankan fungsi publik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lembaga adat dapat dimintai pertanggungjawaban pidana melalui pengurusnya yang terbukti melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan keuangan negara, dengan tetap mempertimbangkan asas legalitas dan prinsip keadilan restoratif.
|
0 |
2025 |
Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Kasus Korupsi Pengadaan Buku Adat Oleh Lembaga Adat Di Aceh
(Rahayu Sri Utami, Rahma Kuvita Wulandari)
DOI : 10.62504/jimr1262
- Volume: 3,
Issue: 6,
Sitasi : 0 01-Jun-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Pertanggungjawaban pidana dalam tindak pidana korupsi merupakan salah satu aspek penting dalam upaya penegakan hukum yang adil dan efektif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kasus dugaan korupsi dalam pengadaan buku adat oleh lembaga adat di Aceh, yang menimbulkan persoalan hukum mengenai status lembaga adat sebagai subjek hukum pidana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk pertanggungjawaban pidana terhadap lembaga adat yang diduga melakukan tindak pidana korupsi, serta menelaah bagaimana hukum diterapkan terhadap pelaku yang berasal dari struktur kelembagaan non-pemerintah. Metode yang digunakan adalah yuridis empiris dengan pendekatan kasus, yaitu dengan mengkaji secara langsung kasus yang sedang diselidiki oleh Kejaksaan Negeri Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun lembaga adat bukan subjek hukum pidana konvensional seperti individu atau korporasi, namun dapat dipersamakan dengan korporasi berdasarkan Pasal 20 UU Tipikor karena memiliki struktur organisasi, menerima dana publik, dan menjalankan fungsi publik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lembaga adat dapat dimintai pertanggungjawaban pidana melalui pengurusnya yang terbukti melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan keuangan negara, dengan tetap mempertimbangkan asas legalitas dan prinsip keadilan restoratif.
|
0 |
2025 |