(Ayu Rahma Fitri Prameswari Zain, Waridatul Maulida Rumdina, Muhammad Abi Hamzah, Helmi Syaifuddin, Imam Muslimin)
- Volume: 2,
Issue: 12,
Sitasi : 0
Abstrak:
Paradigma sains seperti yang diartikulasikan oleh Ziauddin Sardar dan Archie J. Bahm, menekankan perlunya pendekatan yang lebih inklusif dan etis untuk penyelidikan ilmiah. Perspektif Sardar menganjurkan ilmu yang mencerminkan pandangan dunia yang beragam dan mempromosikan dialog antar budaya, terutama antara dunia Islam dan Barat. Kedua pemikir menyoroti perlunya mengintegrasikan pertimbangan etis ke dalam praktik ilmiah, dengan alasan bahwa pengetahuan harus melayani umat manusia dan berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis komparatif terhadap pemikiran Sardar dan Bahm terkait paradigma sains alternatif yang mereka usulkan. Artikel ini juga membahas konsep “Ilmu Postnormal” yang diperkenalkan oleh Sardar, yang mengakui kompleksitas dan ketidakpastian isu-isu kontemporer, menyerukan pendekatan pluralistik yang mengakomodasi berbagai perspektif budaya dan etika. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif-interpretatif, Secara keseluruhan, pekerjaan ini menggaris bawahi kebutuhan mendesak untuk pergeseran paradigma dalam sains yang memprioritaskan inklusivitas, tanggung jawab, dan kesejahteraan semua makhluk hidup, bergerak melampaui kerangka tradisional yang sering mengabaikan implikasi sosial dari kemajuan ilmiah.