Tinjauan Al-Qur’an Dalam Media Sosial: Menjaga Martabat Diri di Era Digital
(Dewi Balqis Maharani, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/jsi1048
- Volume: 1,
Issue: 4,
Sitasi : 0 14-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Media sosial telah menjadi bagian integral dalam kehidupan modern, mempermudah komunikasi, berbagi informasi, dan membangun relasi global. Namun, era digital juga membawa berbagai tantangan moral, seperti penyebaran informasi palsu (hoaks), ujaran kebencian, degradasi etika, dan pelanggaran privasi. Dalam Islam, martabat diri (izzah) adalah nilai yang harus dijaga dengan mengedepankan etika, iffah, dan akhlak mulia, sesuai ajaran Al-Qur'an. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji relevansi nilai-nilai Al-Qur'an dalam menghadapi tantangan etika digital, khususnya dalam penggunaan media sosial secara bertanggung jawab. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif berbasis studi literatur, dengan sumber utama berupa ayat-ayat Al-Qur'an dan tafsirnya, serta sumber pendukung dari jurnal, artikel, dan studi kasus terkait etika dalam media social. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai seperti tabayyun (klarifikasi), iffah (menjaga kesucian diri), dan tabligh bil hikmah (menyampaikan pesan dengan bijaksana) memiliki peran penting dalam membentuk perilaku bermedia sosial yang etis. Implementasi prinsip-prinsip ini tidak hanya menjaga kehormatan individu, tetapi juga memperbaiki harmoni sosial di dunia maya. Dengan pendekatan ini, media sosial dapat menjadi sarana positif yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Penelitian ini memberikan panduan praktis dan teoretis bagi masyarakat Muslim untuk memanfaatkan media sosial secara bijaksana, sekaligus menjawab tantangan moral di era digital. Nilai kebaharuan penelitian ini terletak pada integrasi nilai-nilai Al-Qur'an dengan fenomena etika digital, khususnya dalam konteks media sosial. Penelitian ini tidak hanya mengidentifikasi tantangan moral yang dihadapi pengguna media sosial, tetapi juga menawarkan solusi berbasis ajaran Islam yang relevan dan praktis. Pendekatan ini menciptakan sinergi antara ajaran agama dan perkembangan teknologi, memberikan sumbangan baru dalam diskursus etika digital yang jarang dieksplorasi secara mendalam dalam studi-studi sebelumnya.
|
0 |
2024 |
Esensi Wakaf Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis: Kontribusi Sosial dan Ekonomi
(Attahiraa Prajna Paramitha, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/jsi1044
- Volume: 1,
Issue: 4,
Sitasi : 0 14-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Penelitian ini membahas esensi wakaf dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadis serta kontribusinya terhadap sosial dan ekonomi masyarakat. Kajian ini menemukan bahwa wakaf, sebagai instrumen penting dalam Islam, memiliki dua dimensi hubungan dengan Allah sebagai bentuk ibadah dan dengan manusia dalam konteks muamalah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan mengumpulkan data dari sumber sekunder seperti buku dan jurnal ilmiah. Dalam Al-Qur’an dan Hadis, wakaf diakui sebagai bentuk sedekah jariyah yang berkelanjutan. QS. Al-Baqarah 216 dan QS. Al-Imran 92 menekankan pentingnya infak dan pengorbanan harta untuk kemaslahatan masyarakat. Hadis Nabi Muhammad tentang wakaf yang dilakukan Umar bin Khattab di Khaibar juga menunjukkan potensi wakaf sebagai alat strategis dalam menciptakan keadilan sosial. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa wakaf memiliki kontribusi signifikan dalam mengurangi kemiskinan, mendukung pendidikan dan meningkatkan akses layanan kesehatan. Dengan potensi besar di Indonesia, transformasi menuju wakaf produktif diperlukan melalui pengelolaan profesional dan kolaborasi berbagai pihak. Wakaf juga dapat menjadi solusi strategis untuk pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan.
|
0 |
2024 |
Rekontekstualisasi Tafsir Pembebasan Perspektif Farid Esack dalam Menghadapi Ancaman VUCA di Abad ke-21
(Abd. Rahman Ambo' Dalle, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/nexus1050
- Volume: 1,
Issue: 12,
Sitasi : 0 13-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
This study explores the recontextualization of Farid Esack's liberation theology in addressing the challenges of VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) in the 21st century. Esack, a progressive Muslim theologian, focuses on social justice, pluralism, and advocacy for the oppressed as a response to global uncertainties arising from economic instability, political conflict, and environmental crises. The research employs critical discourse analysis to examine how Esack's interpretation can provide a critical framework for Muslims to respond to the changing times full of uncertainty. The findings reveal that Esack's liberation theology offers an inclusive foundation for building global solidarity across religions and nations, emphasizing principles of social justice and equality. Esack's approach also promotes flexibility in religious interpretation, which is crucial in facing moral ambiguities and socio-political complexities in the modern era. This study aims to contribute to the development of a more contextual and responsive Islamic interpretation that addresses global challenges.
|
0 |
2024 |
Hak Asuh Anak Di Luar Nikah Prespektif Hukum Islam Dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
(Muhammad Ulul Fahmi, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/jsi1036
- Volume: 1,
Issue: 4,
Sitasi : 0 11-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Masalah hak asuh anak di luar nikah merupakan isu hukum yang rumit di Indonesia, baik dari sudut pandang hukum positif maupun hukum Islam. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak memberikan landasan hukum untuk melindungi hak-hak anak, termasuk mereka yang lahir di luar pernikahan sah. Sementara itu, dalam hukum Islam, hak asuh anak (hadanah) berlandaskan prinsip perlindungan dan kesejahteraan anak, dengan mempertimbangkan kebutuhan fisik dan psikologisnya. Penelitian ini bertujuan mengkaji hak asuh anak di luar nikah menurut pandangan hukum Islam dan kaitannya dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak. Penelitian ini menggunakan metode kajian Pustaka dengan mengumpulkan data terkait pengaturan hak asuh anak di luar nikah dalam kedua sistem hukum tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hukum Islam, anak yang lahir di luar nikah berhak atas perlindungan dan pengasuhan, dengan prioritas hak asuh diberikan kepada ibu hingga usia tertentu, sedangkan ayah berkewajiban memberikan nafkah. Di sisi lain, Undang-Undang Perlindungan Anak menjamin hak setara bagi semua anak tanpa memandang status pernikahan orang tua mereka, meliputi hak asuh, pendidikan, dan perlindungan dari kekerasan. Meskipun terdapat perbedaan dalam pembagian kewajiban dan hak asuh antara ibu dan ayah, kedua sistem hukum ini memiliki keselarasan dalam menjunjung kepentingan terbaik anak. Oleh sebab itu, diperlukan sinergi antara hukum Islam dan hukum positif untuk memastikan perlindungan hak anak di luar nikah, terutama dalam hal pengasuhan yang berfokus pada kesejahteraan anak.
|
0 |
2024 |
Analisis Praktik Pemberian Zakat Fitrah Kepada Kiai Di Desa Mlawang Kabupaten Lumajang: Tinjauan Al-Qur’an Surat At-Taubah Ayat 60
(Moch Rizki Fadlillah, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/nexus1042
- Volume: 1,
Issue: 12,
Sitasi : 0 11-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Penelitian ini menganalisis persepsi masyarakat Desa Mlawang Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang, terhadap tradisi pemberian zakat fitrah kepada kiai dan mengkajinya berdasarkan Surah At-Taubah ayat 60. Dalam masyarakat Madura yang mayoritas menganut Islam, kiai dihormati sebagai tokoh agama, sehingga zakat fitrah sering diberikan kepada mereka meskipun dianggap cukup secara ekonomi, berbeda dari delapan golongan mustahiq yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Penelitian ini menggunakan metode lapangan dengan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan untuk menggali data dan menganalisis praktik tersebut secara deskriptif-induktif dalam perspektif hukum Islam. Hasilnya diharapkan memberikan pandangan komprehensif terkait tradisi ini dan kesesuaiannya dengan syariat. Penelitian ini mengkaji persepsi masyarakat Desa Mlawang, Lumajang, tentang tradisi pemberian zakat fitrah kepada kiai serta meninjau praktik tersebut berdasarkan Surah At-Taubah ayat 60. Tradisi ini berlangsung secara turun-temurun sebagai penghormatan kepada kiai yang dianggap bagian dari golongan sabilillah karena perannya dalam dakwah dan pembinaan spiritual. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa meskipun kiai tergolong "mampu," praktik tersebut sah menurut syariat Islam berdasarkan interpretasi luas terhadap fi sabilillah. Selain memenuhi aspek keagamaan, tradisi ini mencerminkan penghargaan masyarakat atas peran kiai dan harapan memperoleh keberkahan melalui pengabdian mereka.
|
0 |
2024 |
RELEVANSI KONSEP TASHALUH DALAM KEWARISAN KHI TERHADAP SISTEM KEKERABATAN DI INDONESIA PERSPEKTIF ISLAM PROGRESIF (STUDI PASAL 183 KHI)
(Raya Hidayat, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/nexus1041
- Volume: 1,
Issue: 12,
Sitasi : 0 11-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Persinggungan antara kebudayaan dan hukum kewarisan yang bersumber dari hukum islam merupakan sebuah realita tak terbantahkan. Hal ini membawa implikasi bahwa hukum waris yang berlaku di Indonesia secara resmi haruslah mampu untuk menengahi persinggungan tersebut. Hukum kewarisan pada penelitian ini berfokus pada Kompilasi Hukum Islam (KHI), tepatnya pada pasal 183. Oleh karena itu, penelaahan terhadap Relevansi KHI terhadap sistem kekerabatan di Indonesia perlu dikaji. Mengingat, bahwa hukum waris islam di Indonesia dituntut untuk menyesuaikan kondisi sosio-antropologis di Indonesia, maka tepat untuk mengetahui tinjauan Islam Progresif terkait keberadaan pasal 183 KHI. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan (library research). Oleh karena itu peneliti akan mengkaji pelbagai buku, jurnal, karya ilmiah, dan bahan kepustakaan lainnya untuk menunjang pembahasan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasal 183 KHI relevan penerapannya dalam menghadapi sistem kekerabatan di Indonesia yang beragam. Keberadaan pasal 183 KHI telah menunjukan komitmen pemerintah untuk menciptakan tawaran progresifitas kepada masyarakat. Keragaman latar sosial antropologis yang berbeda pada masyarakat Indonesia telah mengindikasikan tuntutan keberadaan hukum yang membawa kemaslahatan umum yang kaitannya dengan waris, Sehingga, keberadaan pasal tersebut memungkinkan kemaslahatan para pihak dapat tercapai. Pasal 183 KHI sejalan dengan Islam Progresif. Pasal tersebut menjadi bukti bahwa hukum waris islam di Indonesia memiliki karakter islam progresif. Hal ini adalah bukti bahwa islam rahmatan lil ‘alamiin.
|
0 |
2024 |
Implementasi Konsep Pendidikan Keluarga Sakinah: Al-Qur’an Surat Ar Rum ayat 21 Perspektif Psikologi Keluarga Islam
(M. Ageng Satrio, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/jsi1052
- Volume: 1,
Issue: 4,
Sitasi : 0 11-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Setiap orang beriman tentu menginginkan keluarga yang damai dan harmonis (sakinah). Namun, mewujudkan keluarga seperti itu tidaklah mudah karena banyak orang kurang memahami konsep keluarga sakinah, yang pada akhirnya dapat memengaruhi keharmonisan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan persoalan tersebut sekaligus memberikan gambaran tentang keluarga sakinah berdasarkan pandangan Al-Qur'an. Penelitian ini menyimpulkan dua hal penting. Pertama, setiap individu perlu memiliki keinginan kuat untuk membangun keluarga sakinah karena hal ini sangat berpengaruh dalam menciptakan kedamaian dan kenyamanan di dalam rumah tangga. Pilihan terbaik dalam pernikahan adalah membentuk keluarga yang harmonis dan bahagia sesuai ajaran Al-Qur'an, dengan dasar iman, tanggung jawab, saling memaafkan, dan menjaga hubungan yang baik satu sama lain.Kedua, syarat utama untuk mencapai keluarga sakinah adalah pasangan suami-istri harus memahami hak dan kewajiban masing-masing serta menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lain.
|
0 |
2024 |
SEBUTAN ISTRI DALAM NARASI AL-QUR'AN: TELAAH KONSEPTUAL DAN KONTEKSTUAL KATA IMRA'AH, ZAUJ, DAN NIS?’ PERSPEKTIF AL-FUR?Q AL-LUGHAWIYYAH
(Muhammad Hasyim, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/nexus1032
- Volume: 1,
Issue: 12,
Sitasi : 0 09-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Penelitian ini membahas makna dan konteks penggunaan tiga istilah dalam Al-Qur'an yang merujuk pada perempuan, yaitu imra'ah, zauj, dan nis?', khususnya dalam peran sebagai istri. Dengan pendekatan al-fur?q al-lughawiyyah, penelitian ini mengeksplorasi perbedaan semantik konseptual dan kontekstual dari istilah-istilah tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan istilah ini tidak hanya berdasarkan makna literal, tetapi juga mencerminkan hubungan sosial, emosional, dan spiritual dalam konteks tertentu. Kata imra'ah sering digunakan untuk menggambarkan hubungan yang tidak harmonis, baik dalam aspek keimanan, pemikiran, atau peran, seperti pada istri Nabi Nuh dan Nabi Luth. Namun, istilah ini juga merujuk pada istri yang seiman tetapi menghadapi hambatan tertentu, seperti istri Nabi Zakaria dan Nabi Ibrahim. Sebaliknya, kata zauj digunakan untuk pasangan yang memiliki keserasian dan keselarasan, seperti pada Nabi Adam dan istrinya. Adapun nis?' digunakan dalam konteks kolektif atau hubungan yang menyiratkan keharmonisan, seperti dalam QS. Al-Baqarah 2:187, tetapi juga mengandung tanggung jawab besar, seperti pada istri-istri Nabi (QS. Al-Ahzab 33:30). Penelitian ini menegaskan fleksibilitas dan kedalaman bahasa Al-Qur'an dalam menggambarkan peran perempuan, sekaligus memberikan kontribusi signifikan pada kajian linguistik dan gender dalam Islam.
|
0 |
2024 |
Pendidikan Karakter Anak Berbasis Al-Qur’an di Era Digital: Analisis QS. Luqman (31) Ayat 13-19 Tentang Nasihat Luqman Terhadap Anak
(Diella Anggieta Maharani, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/jsi1031
- Volume: 1,
Issue: 4,
Sitasi : 0 09-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Pendidikan karakter anak berbasis Al-Qur’an di era digital menjadi sangat penting dalam membentuk moral dan etika generasi muda. Artikel ini menganalisis QS. Luqman (31) ayat 13-19, yang berisi nasihat Luqman kepada anaknya mengenai ketauhidan, berbakti kepada orang tua, dan pentingnya akhlak yang baik. Dalam konteks digital, di mana anak-anak terpapar pada berbagai pengaruh, nilai-nilai ini berfungsi sebagai panduan untuk mengembangkan karakter yang kuat dan bertanggung jawab. Mengenai pola pengasuhan orang tua dalam pembentukan karakter anak, ternyata al-Qur`an telah memberikan gambaran dalam beberapa surat dalam Al-Qur'an, yang mengisahkan bagaimana pola pengasuhan ideal yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali relevansi ajaran Al-Qur’an dalam menghadapi tantangan zaman modern, serta memberikan rekomendasi untuk implementasi pendidikan karakter yang efektif di lingkungan digital. Dalam hal ini diperlukan kurikulum pendidikan karakter dengan digabungkan oleh pendidikan teknologi, agar membentuk generasi yang tidak hanya cerdas dan terampil namun juga beretika dan mampu beradaptasi pada perubahan zaman.
|
0 |
2024 |
Penafsiran Eksegetis terhadap Kewajiban Nafkah dalam Hukum Perkawinan Islam Berdasarkan Surah An-Nisa ayat 34
(Muhammad Firman Dwi Febrianto, Nasrulloh Nasrulloh)
DOI : 10.62504/jsi1035
- Volume: 1,
Issue: 4,
Sitasi : 0 09-Dec-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.31-Jul-2025
Abstrak:
Penelitian ini membahas kewajiban nafkah dalam hukum perkawinan Islam melalui kajian penafsiran Surah An-Nisa ayat 34. Ayat tersebut menekankan tanggung jawab suami sebagai pemimpin(qawwam) dan kewajibannya memenuhi kebutuhan material maupun emosional isttri dan anak. Pendekatan kualitatif digunakan dengan merujuk pada tafsir klasik seperti Ibn Katsir dan At-Thabari, sedangkan tafsir kontemporer seperti Quraish Shihab. Analisis juga mencakup tinjauan normatif-sosiologis untuk mengaitkan tafsir dengan praktik hukum dalam masyarakat modern. Hasilnya menunjukkan bahwa kewajiban nafkah tidak hanya terkait aspek finansial, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab moral dan sosial. Pemahaman kontekstual terhadap ayat ini memberikan dasar bagi penerapan hukum Islam yang fleksibel dan relevan dengan perubahan sosial.
|
0 |
2024 |