Remaja merupakan suatu pelayanan kategorial yang menyasar kelompok usia antara anak-anak (sekolah minggu) dan pemuda. Tekanan stereotip, ekspektasi tinggi tanpa dukungan memadai, dibarengi dengan perubahan masif akibat kemajuan teknologi dan informasi dapat memicu permasalahan kesehatan mental generasi muda jika tidak dikelola dengan bijak. Tantangan lain yang dihadapi adalah mengenai spiritualitas remaja. Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) melihat perlunya mengadakan kegiatan bagi remaja dan pendamping/pembina remaja sebagai platform untuk memperlengkapi para remaja dan pembina dengan berbagai pengetahuan dan kapasitas yang diharapkan mampu membekali remaja dan pembina dalam pelayanan dan kehidupan berbangsa sehari-hari. Pendampingan yang dilakukan oleh para ahli di UKSW meliputi isu-isu seputar perkembangan psikologis, pengembangan bakat-minat, kecerdasan buatan dan implementasi dalam pelayanan serta gerakan cinta lingkungan lewat aksi tanam pohon di desa. Hasilnya, para peserta mendapatkan pengalaman berharga yang tampak dalam hasil survey kepuasan dimana mayoritas responden puas terhadap pendampingan dan 100 % responden memperoleh tambahan pengetahuan.

Purpose: This research aims to address the methodological challenges posed by imbalanced data in classification tasks, where minority classes are severely underrepresented, often leading to biased model performance. It evaluates the effectiveness of hybrid sampling techniques specifically, the Synthetic Minority Oversampling Technique combined with Neighborhood Cleaning Rule (SMOTE-NCL) and with Edited Nearest Neighbors (SMOTE-ENN) in improving the predictive performance of ensemble classifiers, namely Double Random Forest (DRF) and Extremely Randomized Trees (ET), with a focus on enhancing minority class detection.
Methods: A total of eighteen simulated scenarios were developed by varying class imbalance ratios, sample sizes, and feature correlation levels. In addition, empirical data from the 2023 National Socioeconomic Survey (SUSENAS) in Riau Province were employed. The data were partitioned using stratified random sampling (80% training, 20% testing). Models were trained with and without hybrid sampling and optimized through grid search. Their performance was evaluated over 100 iterations using balanced accuracy, sensitivity, and G-mean. Feature importance was interpreted using Shapley Additive Explanations (SHAP).
Results: DRF combined with SMOTE-NCL consistently outperformed all other models, achieving 87.56% balanced accuracy, 82.17% sensitivity, and 86.75% G-mean in the most extreme simulation scenario. On the empirical dataset, the model achieved 76.37% balanced accuracy and 75.49% G-mean.
Novelty: This study introduces a novel integration of hybrid sampling techniques and ensemble learning within an interpretable machine learning framework, providing a robust solution for poverty classification in imbalanced datasets.

Tomohan International Flower Festival (TIFF) adalah agenda tahunan di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) memberikan dukungan dalam TIFF 2024 yakni dalam penyediaan konsumsi berupa pangan sehat dalam bentuk roti sourdough yang memanfaatkan ragi alami wilayah Tomohon. Di Kota Tomohon, ragi alami tersedia melimpah dan salah satunya diperoleh dari petani yang menyadap nira. Ragi dari nira dimanfaatkan sebagai pengembang dalam adonan roti. Roti sourdough dipilih karena memiliki manfaat yang bagus untuk kesehatan, yakni memiliki indek glikemik yang rendah, rendah gluten, kaya akan serat dan antioksidan serta prebiotik. Pelaksanaan kegiatan, dibagi menjadi dua yakni pelatihan pembuatan roti sourdough dan produksi roti sourdough. Pelatihan pembuatan roti sourdough diikuti oleh guru-guru SMP, pewakilan PKK, dan wanita gereja. Dalam produksi roti sourdough, dihasilkan 200 buah roti yang akan disajikan untuk tamu VVIP di TIFF 2024. Sebelum disajikan, roti melewati uji keamana pangan dan hasilnya negatif mengandung borak, pestisida, siklamat, formalin dan pewarna makanan sintetik.

Peran pariwisata dalam mengembangkan perekonomian masyarakat di berbagai tempat sangat besar, seperti halnya yang terjadi di desa wisata Tingkir Lor. Letak geografis dan beragamnya potensi yang dimiliki desa Tingkir Lor menjadikannya sebagai desa wisata pertama di Salatiga. Perkembangan desa wisata Tingkir Lor tidak terlepas dari peran kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang mengkoordinir kegiatan dan program-program yang berkaitan dengan penyediaan layanan wisata di Tingkir Lor. Salah satu upaya pokdarwis untuk menyampaikan informasi sekaligus promosi berupa website yang dirintis pada tahun 2015  dan sampai saat ini masih memerlukan pengembangan. Untuk memperkaya isi konten website desa wisata Tingkir Lor tersebut, tim PkM Program  Studi Sastra Inggris yang terdiri dari dua mahasiswa dan tiga dosen melakukan program pengabdian kepada masyarakat untuk menjawab kebutuhan masyarakat khususnya warga Tingkir Lor. Kegiatan PkM ini terintegrasi dengan kelas Travel Writing yang menghasilkan artikel bahasa Inggris tentang tujuh UMKM di desa wisata Tingkir Lor yang kemudian disunting dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Tim PkM. Hasil tulisan tersebut diunggah di website desa wisata Tingkir Lor. Melalui pendampingan dalam mengembangkan konten website desa wisata Tingkir Lor diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Tingkir Lor untuk memperkenalkan potensi desa yang beragam serta kearifan lokal yang masih belum terekspose, yang pada akhirnya bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang bertujuan untuk memahami realitas sosial, perilaku manusia, serta makna yang terkandung di dalamnya melalui perspektif subjek yang diteliti. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menekankan pada angka dan generalisasi, penelitian kualitatif lebih mengedepankan kedalaman pemahaman dan interpretasi makna. Dalam penelitian kualitatif, terdapat berbagai desain yang dapat digunakan, di antaranya Narrative Research dan Grounded Theory yang sering menjadi pilihan utama bagi peneliti yang ingin menggali fenomena kompleks. Narrative Research berfokus pada cerita atau narasi yang disampaikan oleh individu, dengan tujuan mengungkap makna personal, pengalaman hidup, dan interpretasi subjektif seseorang atas peristiwa yang dialaminya. Melalui pendekatan ini, peneliti berusaha memahami bagaimana individu memaknai kehidupannya, serta bagaimana pengalaman itu membentuk identitas dan perilaku mereka. Sementara itu, Grounded Theory bertujuan membangun teori yang benar-benar lahir dari data lapangan melalui pendekatan induktif. Peneliti mengumpulkan data tanpa membawa teori awal dan secara bertahap membentuk kategori, konsep, hingga akhirnya menghasilkan teori yang dapat menjelaskan fenomena yang diteliti. Proses ini melibatkan pengumpulan dan analisis data yang berulang melalui teknik pengkodean terbuka, aksial, dan selektif. Artikel ini tidak hanya membahas pengertian dan karakteristik dari kedua desain tersebut, tetapi juga mengulas jenis-jenis penelitian, ciri-ciri khas, keunggulan, perbedaan esensial, serta tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapannya. Tantangan tersebut antara lain kesulitan dalam memperoleh narasi yang autentik, potensi subjektivitas peneliti, hingga kompleksitas dalam proses pengembangan teori. Artikel ini disusun melalui studi pustaka dan analisis deskriptif yang bertujuan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana dan kapan Narrative Research serta Grounded Theory dapat diterapkan secara tepat dalam penelitian kualitatif

This study aims to examine the regulatory framework concerning Government Employees with Work Agreements (PPPK), particularly in Functional Expert Positions in Indonesia and to identify how the policy implementation of PPPK in Functional Expert Positions is carried out at the Constitutional Court. The research employs an empirical method with a qualitative approach. The types of data used include both primary and secondary data: primary data was obtained through field interviews, while secondary data consists of documents, information, books, and facts sourced from official records and legislation. The findings of this study indicate that the implementation of policies related to Functional Expert Positions at the Constitutional Court still faces regulatory inconsistencies, especially in the selection mechanism, which does not fully adhere to the established rules. Additionally, competency development for PPPK employees is not supported by systematic planning, which risks creating skill gaps. This situation may lead to uncertainty in career progression and reflects that the management of PPPK still encounters several fundamental challenges in its implementation.
 

Supervisi pendidikan merupakan strategi penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme tenaga pendidik. Terdapat tiga pendekatan utama dalam supervisi, yaitu direktif, non-direktif, dan kolaboratif. Pendekatan direktif menempatkan supervisor sebagai pemberi arahan utama, cocok bagi guru pemula atau yang membutuhkan bimbingan intensif. Pendekatan non-direktif lebih menekankan pada otonomi guru dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan pembelajaran, sehingga sesuai bagi guru berpengalaman yang mandiri. Sementara itu, pendekatan kolaboratif memadukan keduanya, dengan menekankan kemitraan antara supervisor dan guru dalam proses refleksi dan pengambilan keputusan. Analisis menunjukkan bahwa tidak ada pendekatan yang paling unggul secara mutlak. Efektivitas supervisi sangat ditentukan oleh kesesuaian pendekatan dengan karakteristik guru, tujuan supervisi, serta konteks pendidikan. Dalam praktiknya, supervisor yang profesional perlu fleksibel dan mampu menyesuaikan pendekatan sesuai kebutuhan. Pendekatan yang tepat dapat meningkatkan motivasi, kompetensi, dan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap ketiga pendekatan ini menjadi hal krusial dalam pelaksanaan supervisi pendidikan yang efektif dan berkelanjutan.

Physics learning in senior high school faces challenges in developing students' scientific reasoning ability. This study aims to examine students' scientific reasoning ability through project-based learning of briquette making and its effect on improving students' critical thinking ability, especially in SMA Negeri 1 Jatiroto, to improve a more effective understanding of physics. The research was conducted at SMA Negeri 1 Jatiroto, Lumajang Regency, in semester one of the 2024/2025 scholastic year. The population of the research sample was class X students, which was determined using homogeneity test and random sampling technique or purposive sampling. The research design used Quasi Experimental with pre-test and post-test. Data collection was done through tests, observations, interviews, and documentation. The pre-test and post-test results showed a significant increase in the experimental class, with a higher mean post-test result (84) than the control class (50). Data analysis displayed a significant difference between the two groups, indicating that the project-based learning model had a beneficial effect on enhancing performance students' scientific reasoning skills. Thus, project-based learning in briquette making is proven to be able to encourage increased understanding of physics concepts while developing students' critical thinking skills more effectively.

This study aims to evaluate the assessment standards of Rare Muchtary Kindergarten Denpasar through an evaluation of the suitability of the assessment standards with early childhood development. Using an evaluation research approach, this study seeks to deeply understand the ongoing assessment practices and their relevance to the stages of child development. Data were collected through direct observation in the classroom, in-depth interviews with teachers and principals, and analysis of assessment standard documents and child development records. The results of this study indicate that Rare Muchtary Kindergarten Denpasar is very administratively compliant with the National Assessment Standards, with high scores on objectives, principles, and various assessment techniques (observations, anecdotal notes, conversations, parent reports). However, there is still an opportunity to improve the accuracy and suitability of the assessment implementation with actual child development. 

The combustion of fossil fuels causes an increase in the release a group of gases found in the earth atmosphere that trap heat and contribute to the greenhouse effect, which in turn contributes to the occurrence of global warming. The advancement of sustainable energy sources plays an important role in human life due to renewable and environmentally friendly. This problem can be resolved by using alternative fuels as renewable sources of energy that are more environmentally friendly, such as bioethanol. Empty fruit bunches (EFB) constitute a portion of the solid waste that cause problems in storage, transportation, and processing costs. This is because EFB is waste in a solid that is produced from a processing facility where the fruits of the oil palm tree are processed to extract palm oil in large quantities. The process of producing bioethanol by utilizing coconut fruit bunches that are devoid of their contents as a raw material involves two essential stages: hydrolysis and drying. Hydrolysis with an acid catalyst results in a lower yield, but the catalyst itself is inexpensive. Conversely, when using enzyme catalysts, hydrolysis produces a greater quantity of reducing sugars. Enzyme catalysts can be employed in the simultaneous saccharification and fermentation (SSF) process using S. cerevisiae yeast, while chemical catalysts can be used in separate hydrolysis and fermentation (SHF) methods. The SSF method provides a comparatively elevated ethanol yield, demands less enzyme usage, has a shorter duration for ethanol production, and is environmentally friendlier when compared to the SHF procedure.