History often repeats itself in different contexts, as seen in the political dynamics of Indonesia in 2024, which are similar to the events of 1998. Although it has not yet reached the escalation of reforms, political tensions, polarization of society, and dissatisfaction with the government are the main issues. The fall in the Democracy Index reflects a weakening of freedom of opinion, human rights, and political participation. The wave of massive demonstrations against the revision of the 2024 Pilkada law showed resistance from various elements of society, including students, workers, artists, and public figures. Demonstrators demanded that the DPR comply with Constitutional Court decision Number 60/PUU-XXII/2024 regarding the threshold for the nomination of regional heads and Constitutional Court decision Number 70/PUU-XXII / 2024 regarding the age limit for candidates for regional heads. This research is a literature study with qualitative methods and a normative legal approach, including statutory, case, and conceptual analysis. The Data was obtained through the analysis of relevant legal and regulatory documents, as well as public opinion published in online media. This study provides an overview of the current challenges of Indonesian democracy as well as the implications of legal decisions on national political dynamics.

Purpose: Stacking is one type of ensemble whose base-models use different algorithms. The classification results from its base-models are categorical and tend to be associated with each other. They then become input for the stacking meta-model. However, there are no currently definite rules for determining the classifier that becomes the meta-model in stacking. On the other hand, recent research has found that CATPCA-LR can work well on categorical predictor variables associated with each other. Therefore, this study focuses on the classification performance of the stacking algorithm with the CATPCA-LR meta-model.
Methods: The study compared the classification performance stacking with CATPCA-LR meta-model to stacking with other meta-models (random forest, gradient boost, and logistic regression) and its base-models (random forest, gradient boost, extreme gradient boost, extra trees, light gradient boost). This research used food insecurity data from March 2022.
Result: The stacking algorithm with the CATPCA-LR meta-model performs better insecurity data regarding sensitivity, balanced accuracy, F1-Score, and G-Means values. This model offers a sensitivity of 46.28%, a balanced accuracy of 59.82%, an F1-Score of 37.82%, and a G-Means of 58.26%. Meanwhile, regarding specificity values, the light gradient boost (LGB) algorithm gives the highest value compared to other algorithms. This model provides a specificity value of 88.40%. Generally, the stacking with the CATPCA-LR meta-model algorithm provides the best performance compared with other algorithms on food insecurity data.
Novelty: This research has explored a stacking classification performance with CATPCA-LR as meta-model.

The study aims to find a structural fit model related to students’ readiness to face the digital economy in the perspective of irrational behavioral economic theory. The study uses quantitative Explanatory research with a population of undergraduate students of Economics Education at the East Java PGRI College and uses a proportional random sampling with total of 351 students. Data were collected by questionnaires using linkert scale and were analysed by SEM-PLS data analysis . The findings show that digital economic skills don’t significantly mediate the relationship between herd behavior, loss aversion, and student readiness. However, the digital economy succeeded in mediating the influence of confirmation bias on student readiness because of helped reduce the impact of confirmation bias on student readiness by offering access to diverse information and developing critical thinking skills. This study contributes are become theoretical literature on the functional relationship between irrational behavior, digital economic skills, social support and student readiness studied in the context of behavioral economics. It can be a reference for developing educational models in digital era learning and reference for further researchers to develop appropriate policy recommendations by involving several related stakeholders.

The research that has developed so far, the use of virtual laboratories in learning is only widely used for exact science groups such as mathematics, physics or chemistry, while in non-exact science groups it has not been widely done. Therefore, the purpose of this study is to determine the effectiveness of the use of virtual accounting laboratories on student learning outcomes in taxation courses which are non-exact science groups. This type of research is Quasi Experimental research using Nonequivalent Control Group Design. The results of the study showed that the post-test scores in classes that used virtual accounting laboratories increased higher when compared to classes that did not use virtual accounting laboratories. The contribution that is an important finding in this study is the use of virtual accounting laboratories for taxation courses which are non-exact science fields has been proven to be able to improve student learning outcomes.

Investasi adalah langkah penting untuk mempersiapkan masa depan dengan berkomitmen mengalokasikan sejumlah uang atau sumber daya lainnya saat ini, dengan harapan mendapatkan manfaat atau pengembalian yang lebih besar di masa mendatang. Sosialisasi ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang pentingnya memulai investasi sejak dini, mengenal berbagai jenis-jenis investasi, peluang dan risiko dari investasi, serta mengaplikasikan praktik investasi dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini dilakukan melalui metode ceramah, diskusi, dan simulasi, di mana peserta diajak untuk aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan berbagi pengalaman. Diharapkan hasil dari kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada siswa SMA PGRI 1 Taman Pemalang tentang investasi, mengurangi perilaku konsumtif yang merugikan, serta mendorong mereka untuk memulai investasi dari hal-hal sederhana yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Universitas Semarang di Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, bertujuan untuk mengatasi masalah minimnya penerangan jalan yang mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat saat beraktivitas, terutama pada malam hari. Permasalahan ini menghambat mobilitas warga dan berdampak negatif pada kegiatan ekonomi desa. Oleh karena itu, pemilihan topik ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mendukung perkembangan ekonomi lokal. Dalam upaya ini, tim pengabdian menerapkan teknologi pembangkit listrik tenaga hybrid yang memanfaatkan energi terbarukan dari matahari dan angin. Metode pengabdian mencakup identifikasi kebutuhan masyarakat, perancangan dan pemasangan sistem hybrid, serta pelatihan kepada warga mengenai pemeliharaan dan pengoperasian sistem. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam keamanan dan kenyamanan masyarakat saat menggunakan jalan pada malam hari, serta peningkatan aktivitas ekonomi yang sebelumnya terhambat oleh keterbatasan penerangan. Masyarakat kini dapat menjalankan usaha dan berinteraksi sosial dengan lebih leluasa. Program ini juga berhasil mentransfer pengetahuan kepada masyarakat sehingga mereka dapat memelihara sistem dengan mandiri. Hasil ini menegaskan pentingnya penerapan teknologi terbarukan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, serta menjadi model bagi inisiatif serupa di wilayah lain yang menghadapi masalah serupa. Kesimpulannya, Investasi dalam kombinasi panel surya dan turbin angin selama 20 tahun menghasilkan surplus energi sebesar 12.9 MWh, dengan total penghematan biaya mencapai 17,417,800 IDR. Ini menunjukkan bahwa penggunaan energi terbarukan tidak hanya lebih hemat energi tetapi juga lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan listrik PLN. Program ini tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan inovasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Sangkar burung merupakan kerajinan tangan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Sangkar burung sendiri yang berasal dari provinsi Jawa Tengah. Salah satunya yang terkenal industri sangkar burung di kecamatan Taman. Sangkar burung merupakan industri yang sangat berpotensi untuk memajukan perekonomian didaerah, dengan adanya industri tersebut banyak penyerapan tenaga kerja, menjadikan orang umtuk berwirausaha, dan memberikan daerah tersebut lebih dikenal di daerah lain dan bisa sampai kemancanegara. UMKM ini berada di desa Asemdoyong RT 013/RW 02 Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Kuliah Kerja Usaha menjadi salah satu bentuk pembelajaran dengan memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa di tengah-tengah kehidupan masyarakat dengan turut serta membantu memecahkan masalah berdasarkan kompetensi keilmuan sesuai dengan situasi, kondisi, masalah, dan prioritas kebutuhan masyarakat di lapangan dengan pendekatan interdisiplin ilmu dan bersifat ilmiah. Ada beberapa permasalahan yang ada antara lain, belum memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha), belum memiliki banner, belum memiliki stempel usaha, belum memiliki profil usaha, belum terdaftar lokasi di google maps, belum memilki Harga Pokok Produksi (HPP) serta belum memilki catatan pembukuan sederhana, belum memilki akun instagram, youtube, serta marketpalce shopee, belum memilki video promosi dan proses produksi, belum memilki thanks card, katalog dan papan nama jalan, belum memilki profil usaha, visi misi dan struktur organisasi. Setelah menganalisis dan mengaplikasikan program KKU pada produk Sangkar Burung menghasilkan dampak positif bagi pemilik UMKM, seperti pembuatan NIB guna untuk melengkapi legalitas usaha, membuat banner guna untuk menandakan lokasi UMKM, membuat stempel guna untuk mengidentifikasi suatu berkas atau surat keterangan resmi, adanya profil company, struktur organisasi, visi misi sebagai acuan untuk mencapai suatu tujuan UMKM yang diinginkan.

Latar belakang dilakukannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini karena banyak pemilik UMKM di Muktiharjo Kidul yang masih belum mempunyai pengetahuan dasar berwirausaha, kurangnya pengetahuan akan pentingnya strategi pemasaran produk menyebabkan usaha yang dijalankannya kurang maksimal. UMKM hanya fokus membuat dan menjual tanpa memikirkan keberlangsungan usahanya dalam jangka panjang. Permasalahan inkonsistensi produk dan layanan menjadi salah satu hal yang kerap dialami para pemilik UMKM. Dampaknya adalah menurunnya loyalitas konsumen yang diikuti dengan menurunnya omzet penjualan. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan beberapa kegiatan untuk mengatasinya. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya strategi pemasaran dan dasar pengelolaan keuangan. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah pelatihan dasar kewirausahaan dan penyusunan laporan keuangan sederhana bagi UMKM Muktiharjo Kidul Semarang. Hasil dan luaran yang dihasilkan dari pengabdian kepada masyarakat pada UMKM Muktiharjo Kidul antara lain UMKM mampu mengetahui manfaat pelatihan kewirausahaan terhadap produk dan pemasarannya serta mampu menyusun laporan keuangan dasar atas usaha yang dijalankannya. Diharapkan dengan adanya pelatihan kewirausahaan dan pelatihan penyusunan laporan keuangan sederhana, pemilik UMKM dapat menjalankan usahanya dengan lebih baik dan meningkatkan pendapatannya

Selain lihai mengatur rumah tangga, ibu-ibu rumah tangga juga banyak yang memiliki potensi dalam berwirausaha. Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan yang melatarbelakangi upaya pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga. Diantaranya adalah perlunya menyalurkan produktivitas ibu-ibu rumah tangga melalui kegiatan positif yang sekaligus dapat menambah pendapatan keluarga. Masalah lainnya adalah pendapatan keluarga yang masih belum optimal untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga. Serta kurangnya ketrampilan menjual produk dengan memanfaatkan marketplace.Memperhatikan permasalah tersebut, maka tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Semarang merasa perlu untuk turut serta melakukan upaya-upaya yang dapat membantu dengan cara: 1) memberikan pelatihan ekonomi kreatif yaitu membuat kerajinan tangan Macrame bagi ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Tlogosari Kulon; 2) memberikan pelatihan tata kelola Shopee sebagai sarana penjualan hasil kerajinan tangan Macrame yang dapat dijual sebagai souvenir, cindera mata, maupun hiasan rumah untuk dapat meningkatkan pendapatan keluarga; serta 3) Sharing tentang bagaimana mengelola akun Shopee untuk menarik pembeli produk hasil karya ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Tlogosari Kulon serta penentuan harga pokok produksi (HPP).Melalui kegiatan peningkatan kreativitas membuat kerajinan tangan Macrame, penghitungan harga pokok produksi, serta tata kelola akun Shopee ini diharapkan kreativitas dan semangat kewirausahaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tlogosari Kulon semakin meningkat sehingga semakin produktif dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga. Selain itu, peserta juga diharapkan mampu menghitung harga pokok produksi serta meningkatkan kemampuan menjual hasil kerajinan menggunakan marketplace Shopee. Sehingga ibu-ibu rumah tangga Kelurahan Tlogosari Kulon dapat turut aktif meningkatkan pendapatan keluarga.

This study aims to analyze the effectiveness of Bakmi GM promotion if evaluated using the AIDA model. The method used in this study is qualitative research with a descriptive method, where data is collected through interviews, documentation, and observation. The sources in this study consisted of 13 key informants who were consumers of Bakmi GM and employees of Bakmi GM. The data analysis technique used in this study was interactive data analysis, namely data collection, data reduction, data presentation, and conclusions or verification. The results of the study found that Bakmi GM's promotional strategy on Instagram has been effective in implementing the AIDA model, although the frequent upload frequency and the lack of completeness of the description in the product discount uploads were complaints for informants.