This research aims to analyze the portrait of the Indonesian public economy with a focus on the secondary crops, plantations, forestry, livestock and fisheries sectors. This study uses a descriptive analytical approach to identify the contribution of each sector to the national economy, the challenges faced, and the potential for future development. Data was obtained from various national statistical sources, government reports, and relevant academic literature. The results of the analysis show that these sectors have an important role in providing employment opportunities, increasing regional income, and contributing to national GDP. Secondary crops and plantations, for example, show high potential for economic diversification and food security. The forestry sector, despite facing the challenges of deforestation and climate change, remains significant in providing industrial raw materials and environmental conservation. Livestock and fisheries also play an important role in meeting people's protein needs and supporting food security. However, these various sectors face challenges such as lack of infrastructure, limited market access, and policies that are not yet optimal. This study suggests the need for a more integrated and sustainable development strategy to maximize the contribution of these sectors to the Indonesian economy.

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui nyamuk Anopheles betina. Terdapat 4 jenis plasmodium malaria yaitu Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, Plasmodium vivax dan Plasmodium falciperum. Pada tahun 2021 penyakit ini menyumbang hampir 80% dari seluruh kematian akibat malaria di Wilayah Afrika.  Parasit ini juga dominan di hotspot malaria lainnya, termasuk wilayah WHO di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Mediterania Timur, dan Pasifik Barat, Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui faktor risiko terjadinya malaria secara global. Metode penelitian ini menggunakan metode observasional dengan literature review dalam rangka mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kasus malaria secara global. Faktor resiko penyakit malaria dapat diklasifikasikan menjadi beberapa faktor seperti faktor Lingkungan tempat tinggal, Mobilitas manusia, Praktek pencegahan, Ekonomi, Gender dan usia.

Ibu hamil rentan terhadap COVID-19 karena mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh dan perubahan fisiologis selama kehamilan, serta risiko yang meningkat jika memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi atau diabetes. Namun, kesibukan kerja sering membuat ibu hamil jarang memeriksakan diri untuk itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan ibu hamil dengan status komorbiditas selama pandemi COVID-19 di Puskesmas Suruh. Metode yang digunakan adalah kuantitatif crossectional. Sejumlah 124 partisipan didapatkan dengan menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan Lembar Checklist. Variabel pada penelitian ini adalah jenis pekerjaan dan status komorbiditas. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisa univariate dan bivariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dengan komorbiditas ibu hamil.

Kegawatdaruratan medis seperti kecelakaan lalu lintas, obstruksi jalan napas, dan henti jantung merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan yang memerlukan penanganan segera. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat umum serta tenaga kesehatan dalam memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dapat memperburuk situasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara komprehensif tingkat pengetahuan, tindakan, dan praktik BHD di kalangan tenaga kesehatan dan mahasiswa kesehatan melalui studi literatur terkini, serta mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan BHD. Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi literatur review dengan pendekatan analisis deskriptif. Artikel dan jurnal yang relevan diidentifikasi melalui database Google Scholar dan Science Direct menggunakan kata kunci tertentu. Proses seleksi artikel dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan, kemudian dianalisis menggunakan metode PRISMA. Dari hasil pencarian dan seleksi, ditemukan 3 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil review menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan dan mahasiswa kesehatan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kurang memadai dalam BHD. Namun, terdapat satu artikel yang menunjukkan tingkat pengetahuan yang baik di kalangan perawat di daerah pedesaan di Indonesiarisiko gout artritis pada individu dengan hiperurisemia.   

Angka penemuan kasus suspek tuberkulosis yang meningkat, salah satunya di kabupaten Semarang. Berdasarkan studi lapangan, ditemukan perilaku hidup keluarga penderita Tuberkulosis Paru yang berisiko meningkatkan penularan penyakit. Tujuan penelitian berupaya mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan Tb dalam keluarga. Dengan menggunakan metode penelitian analitik korelasional dengan cross sectional, studi ini juga melibatkan  responden sebanyak 20 orang. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi: anggota keluarga penderita tuberkulosis paru yang sudah sembuh, minimal berusia 18 tahun, mampu untuk berkomunikasi dengan baik dan jelas. Data dari kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan chi-square dengan koefisien signifikansi Sig < 0,05 sebagai syarat bahwa ada hubungan antara dua variabel. Berdasarkan hasil analisis didapat hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan dengan variabel perilaku pencegahan tuberculosis (uji chi-square senilai 0,540>0,05. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan karena pengetahuan responden yang baik tentang Tb, namun tidak sama dengan perilaku terhadap pencagahan Tb.Paru. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang faktor lain yang mempengaruhi perilaku pencegahan Tb selain Pengetahuan. Simpulan dari penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan Tb dalam keluarga.

Suppose the fulfilment of nutrition is not appropriate. In that case, it can impact growth disorders, lack of energy production for activities, decreased body immunity, impaired brain function, and even impact behaviour such as being less calm, irritable, or not caring or indifferent to the surrounding environment. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of housewives regarding the fulfilment of nutritional needs. The method used in this research is the descriptive quantitative method. This research was conducted on 75 housewives in Biang Village, Kao District, North Maluku. Inclusion criteria Participants who took part in this study are:1) housewives aged 20 to 45 years, 2) housewives have their address at Biang Village, 3)able to read and write, not sick, physically and mentally healthy, 4)have complete awareness. This study uses a demographic data questionnaire to view the respondent's profile and uses the Nutrition Knowledge Level Questionnaire from Florence (2017). The results showed that 79% of housewives in Biang Village had good nutrition knowledge even though 90% did not have a job and 37% only graduated from high school.

Ibu hamil rentan terhadap COVID-19 karena mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh dan perubahan fisiologis selama kehamilan, serta risiko yang meningkat jika memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi atau diabetes. Namun, kesibukan kerja sering membuat ibu hamil jarang memeriksakan diri untuk itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan ibu hamil dengan status komorbiditas selama pandemi COVID-19 di Puskesmas Suruh. Metode yang digunakan adalah kuantitatif crossectional. Sejumlah 124 partisipan didapatkan dengan menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan Lembar Checklist. Variabel pada penelitian ini adalah jenis pekerjaan dan status komorbiditas. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisa univariate dan bivariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dengan komorbiditas ibu hamil.

The 3R program (reduce, reuse, recycle) is one of the programs of the Surabaya City Environmental Office in managing waste problems in Surabaya. With the population density in Surabaya, it does not rule out the possibility of a large number of waste consumption, especially plastic waste. This study aims to see the level of effectiveness of the implementation of the 3R program (reduce, reuse, recycle) in Surabaya City by the Surabaya City Environmental Office. The author looks at DLH Surabaya's efforts in improving the quality of waste management, especially plastic waste and sees what factors support the success of the 3R program in processing plastic waste in Surabaya. Plastic waste has a nature that is difficult to decompose and requires a long time even hundreds of years to decompose. Therefore, DLH Surabaya applies waste management with the 3R concept. The method used in this study is descriptive evaluative. The results of the author's research during his internship at DLH Surabaya show that waste management using the 3R concept (reduce, reuse, recycle) runs effectively as evidenced by the reduction of waste in Surabaya by around 1.5 tons of waste per day and 2 tons of plastic waste per day. The author examines using effectiveness theory according to Sugiyono in Budianni, which includes 3 effectiveness indicators, namely, Target accuracy, Socialization, Monitoring.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) remains a serious health issue in Semarang City, particularly in Bandarharjo Sub-district. In an effort to address this problem, a community service activity titled "Socialization of Dengue Fever and Practice of Making Ovitrap in Bandarharjo Sub-district, Semarang" was conducted. The main objective of this activity is to increase public knowledge about the dangers of DHF and its prevention methods, with a focus on making simple ovitraps as one of the methods to control the population of Aedes aegypti mosquitoes. The event was attended by health cadres from RW. 6 in Bandarharjo Sub-district, with 27 participants actively participating. The topics covered included information about DHF, Aedes mosquitoes, the WINGKO program (Wolbachia in Semarang City), and the practice of making ovitraps. The outcome of this activity is expected to enhance public awareness of DHF, reduce DHF cases, and improve the community's ability to prevent DHF independently.

Cybercrime is a criminal act using computer technology which will increase in 2022 based on data from the National Police Bareskim, namely around 8,831 cases. The crime of fraud online or via electronic media, namely fraud at online social gatherings. Fraud is generally regulated in Article 378 Book II Chapter XXV of KUHP which has changed with the enactment of Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (or known as the KUHP Nasional) in Article 492 Chapter XXVII concerning Criminal Acts of Fraud and specifically in Article 28 paragraph (1) of concerning Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik regarding electronic transaction fraud. This research uses normative legal research methods with a statutory approach and case studies on online social gathering fraud cases. The research results show that criminal liability in cases of online social gathering fraud according to the Information and Electronic Transactions Law must fulfill the elements of the article: setiap orang; dengan sengaja; mentransmisikan Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik; berisi pemberitahuan bohong atau informasi menyesatkan; yang mengakibatkan kerugian materiel bagi konsumen dalam Transaksi Elektronik. The aim of criminal law is to make the defendant realize his mistake and prevent him from repeating the crime he committed.