Angka penemuan kasus suspek tuberkulosis yang meningkat, salah satunya di kabupaten Semarang. Berdasarkan studi lapangan, ditemukan perilaku hidup keluarga penderita Tuberkulosis Paru yang berisiko meningkatkan penularan penyakit. Tujuan penelitian berupaya mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan Tb dalam keluarga. Dengan menggunakan metode penelitian analitik korelasional dengan cross sectional, studi ini juga melibatkan responden sebanyak 20 orang. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi: anggota keluarga penderita tuberkulosis paru yang sudah sembuh, minimal berusia 18 tahun, mampu untuk berkomunikasi dengan baik dan jelas. Data dari kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan chi-square dengan koefisien signifikansi Sig < 0,05 sebagai syarat bahwa ada hubungan antara dua variabel. Berdasarkan hasil analisis didapat hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan dengan variabel perilaku pencegahan tuberculosis (uji chi-square senilai 0,540>0,05. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan karena pengetahuan responden yang baik tentang Tb, namun tidak sama dengan perilaku terhadap pencagahan Tb.Paru. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang faktor lain yang mempengaruhi perilaku pencegahan Tb selain Pengetahuan. Simpulan dari penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan Tb dalam keluarga.