Sport is physical activity which is very important for body health. Physical fitness is the body's ability to function effectively at work or other activities. The research method in this article is a literature review to find sports activities that can be beneficial improves the immune system, mental health, metabolic health, muscle strength and function cardiovascular, increasing endurance, lowering cholesterol, reducing stress, burning fat, increasing immunity, preventing illness, improving blood circulation, and maintaining healthy bones and joints. If the exercise you do is not appropriate, it will have a bad impact in the future. To prevent disorders and decline, especially muscle size and strength, you can done with regular strength training.  Exercising regularly can improve a person's quality of life, make the body healthier and stronger, and reduce the risk of disease.  Exercise also helps increase flexibility, muscle elasticity and blood circulation, as well as speeding up the body's metabolism. Thus, exercising regularly and structured can be an integral part of a balanced and healthy lifestyle.

Gamification is an emerging trend in many sectors and is being adopted in many different contexts for a variety of purposes. Gamification has the potential to increase motivation, participation and social influence among its users. In education, it has proven to be effective in increasing student interest in learning, as well as providing challenges that can improve the quality of learning materials. The incorporation of gamification elements in learning has been shown to positively impact learners by fostering motivation, engagement, skill development and a sense of achievement, thereby enhancing the overall learning experience. This article aims to outline the growth of gamification implementation in Indonesia both conceptually and empirically in education. It is important to map the application of gamification in Indonesia that is published in journals published in Indonesia. The method used in this research is Systematic Literature Review, data obtained from the publication portal site gerba digital reference (Garuda) with the keyword used is "gamification" in 2018-2022. The findings of this study state that there has been an increase in the use of gamification during the Covid-19 pandemic. Higher education is the level of education that uses the most gamification approaches in learning activities. Points and leaderboards are the most widely used elements to motivate and increase learner engagement. Gamification is proven to make the learning environment more interactive.

Seiring perkembangan jaman, penggunaan digitalisasi juga sudah merambah pada seluruh lapisan masyarakat tidak peduli bagaimana status sosial mereka. Hal inilah yang membuat pendidikan harus tanggap dan dapat secara konsisten dalam integrasi digitalisasi ke dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik yang merupakan bagian dari masyarakat dapat terbiasa dan mulai memiliki kompetensi yang memang sudah berkembang sesuai tuntutan jaman. Namun sayangnya masih banyak sekolah yang masih kesulitan dalam mengimplementasikan integrasi digitalisasi ke dalam proses pembelajaran baik sebagai kajian ilmu maupun media, bahkan diantaranya tidak menyadari apakah sekolahnya siap untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi ini. Oleh karena itu untuk menyiapkan digitalisasi pembelajaran, perlu dianalisis terlebih dahulu bagaimana kesiapan sekolah dalam menyambut era digitalisasi ini. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian pengembangan sebelumnya. Penelitian ini berfokus pada uji coba skala terbatas di beberapa sekolah, yang selanjutnya akan dilakukan tinjauan dan kajian secara nasional sehingga diperoleh produk yang valid berskala nasional. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen pengukuran tingkat digitalisasi yang dikembangkan, sejalan dengan fokus penelitian ini yakni sebagai tahapan uji coba skala terbatas. Selain itu juga dilakukan wawancara tak terstruktur dan observasi untuk memperkuat data yang terambil. Jumlah sekolah yang menjadi responden adalah 10 Sekolah Dasar di Bengkayang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 80% sekolah terkategori belum siap, sedangkan yang siap mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi hanya 20%. Hasil penilaian dari raport pendidikan juga menunjukkan hal yang sama.

Pemilih pemula merupakan generasi muda yang baru menggunakan hak pilihnya untuk pertama kali. Pemilih pemula ini  memiliki jumlah yang cukup besar dan harus diberikan perhatian lebih dalam pemilihan umum tahun 2024 nanti. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang proses Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 kepada pemilih pemula di lingkungan Universitas, Pemuda Gereja, dan komunitas. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan melalui kegiatan interaktif, diskusi, dan penyampaian informasi yang mudah dipahami dan relevan. Selain itu, penelitian ini juga mencakup pendampingan pengecekan Daftar Pemilih Tetap (DPT) guna memastikan bahwa pemilih pemula terdaftar dengan benar dan dapat menggunakan hak suara mereka dengan tepat pada Pemilu mendatang. Melalui kegiatan ini, pemilih pemula lebih memahami pentingnya berpartisipasi dalam proses demokrasi dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang proses pemilu sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang bijaksana dalam menentukan masa depan negara.

Matematika masih menjadi salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Khususnya bagi siswa sekolah dasar yang masih terbatas pada tingkat abstraksi. Tingkat abstraksi siswa erat kaitannya dengan kemampuan penalaran matematis. Kemampuan penalaran matematis ini juga mempengaruhi prestasi belajar siswa secara keseluruhan. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis dan juga prestasi belajar adalah dengan problem forming. Pendekatan ini memiliki tiga langkah utama yang dapat merangsang abstraksi siswa. Tiga langkah tersebut adalah menyajikan masalah, memecahkan masalah, dan membuat kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. pengaruh pendekatan Problem Posing terhadap prestasi belajar siswa kelas V, 2. pengaruh Problem Posing terhadap kemampuan penalaran matematis siswa kelas V. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan problem pose yaitu SDN Madusari I dan satu kelas kontrol tidak diberikan perlakuan yaitu SDN Potrojayan. Prestasi belajar dan kemampuan penalaran matematis diukur dengan menggunakan instrumen tes berupa soal jawaban singkat dan soal esai. Hipotesis yang digunakan adalah uji univariat dan uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1. Pengajuan masalah tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan nilai signifikansi 0,067 (p < 0,05), 2. Pengajuan masalah tidak berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis dengan nilai signifikansi 0,393 (p > 0,05).

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi penting tidak hanya dalam pendidikan di kelas tetapi dalam seluruh aspek kehidupan. Pembelajaran abad ke-21 menyadari perlunya siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk berhasil dalam masyarakat global yang didorong oleh teknologi. Dalam konteks pendidikan dasar, peran pendidik dalam merancang pembelajaran yang memenuhi kebutuhan siswa sangatlah penting. Pengembangan keterampilan mengajar, khususnya dalam kerangka TPACK, merupakan kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan bermakna bagi siswa. Perguruan tinggi hendaknya memperhatikan pengembangan keterampilan calon guru  untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan TPACK. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan calon guru sekolah dasar dalam mengembangkan perangkat pembelajaran di tingkat sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan di Universitas Jember dengan jumlah 42 mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah menempuh mata kuliah Perencanaan Pembelajaran SD. Data diperoleh dari nilai penyusunan perangkat pembelajaran melalui Modul Ajar atau RPP yang dikembangkan mahasiswa. Hasil pengembangan mahasiswa diketahui CK, PK, TK dan TCK baik. PCK dan TPK mahasiswa dalam kategori cukup baik. Pengembangan TPACK ini menjadi kemampuan penting yang akan membekali mahasiswa calon guru mempersiapkan diri sebagai guru yang berkualitas. Hasil analisis data pengetahuan domain TPACK berada pada kategori sedang yang mana menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru telah memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengintegrasikan teknologi, konten dan pedagogi dalam pembelajaran.
Keywords: TPACK, pengembangan, perangkat pembelajaran

Peningkatan sikap sangat penting karena akan mempengaruhi keterlibatan peserta didik dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap peserta didik melalui model Social Action Project dan Project Based Learning beserta perbandingan efektivitasnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen dengan pre test-post test control group design dengan sampel sebanyak 31 peserta didik pada kelas eksperimen dan 30 siswa pada kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Provinsi DI. Yogyakarta yang dipilih secara purposif di mana gurunya adalah guru penggerak dalam konteks kurikulum merdeka angkatan pertama. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan angket sikap peserta didik. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah bahwa model Social Action Project lebih efektif dalam meningkatkan sikap peserta didik dibandingkan Project Based Learning. Social Action Project  paling baik meningkatkan sikap empati, sedangkan Project Based Learning paling baik dalam meningkatkan sikap fleksibilitas dalam pemikiran dan tindakan. Model Social Action Project lebih disarankan untuk digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan sikap peserta didik.

Higher education must adapt its educational practices to ICT, which is now developed rapidly. There are many different approaches, and constructivism-based e-module development is an alternative. This research used the R&D method by adapting the ADDIE development model, which aimed to produce constructivism-based e-module products that meet the criteria of being valid, effective, and practical for use in the learning process. The e-module developed was validated using an expert validation questionnaire filled out by two expert validators, with a result of 4.32, which was included in the valid category. The effectiveness of the e-module was obtained by 100% of students achieving learning completeness scores and increasing learning outcomes based on a normalized gain analysis of 0.71 (high category). The results of the e-module practicality test showed positive student responses, where 86.67% of statements were included in the very strong category and 13.33% in the strong category. Based on the research results, it can be concluded that the constructivism-based general biology learning e-module developed is valid, practical, and effective.
 
 

The research was conducted with the aim of evaluating the implementation of the career guidance program at SMK Negeri 2 Salatiga based on context, input, process and product. This research is evaluative research with a qualitative descriptive approach. The data collection techniques used were interviews, observation and documentation studies. The analysis technique used in this research is the Miles & Hubberman qualitative analysis technique which includes data collection, data reduction, data display, and data verification. The validation test in this research was by using triangulation of sources and techniques. The results of this research show that: 1) context, high support from schools; goals are prepared in line with the school's vision and mission; 2) input, sufficient ratio of teachers to students, availability of budget for program implementation, programs and materials are prepared based on student and school needs, as well as availability of supporting infrastructure for the implementation of career guidance programs; 3) Process, procedures are implemented by adopting guidance and counseling services, evaluation and follow-up are not implemented enough, student involvement is good, the school community supports the implementation of career guidance and DUDI participates in program implementation. Obstacles in implementing the career guidance program are lack of time due to assignments and busy school activities; 4) The product can be stated that the budget and infrastructure are relatively sufficient, program implementation is 80%, the impact of implementing career guidance is that students get an idea of ??career direction.

This study delves into the burgeoning field of ChatGPT's integration into educational contexts through comprehensive bibliometric analysis. By examining publication patterns, research themes, influential works, and productive institutions, insights are cultivated into the current state of research in this domain. Notably, the analysis reveals a growing interest in ChatGPT for education, evidenced by the increasing volume of research efforts dedicated to this topic. Key research themes, such as the impact of ChatGPT on teaching and learning experiences, emerge prominently, highlighting the diverse applications and potential implications of this technology in educational settings. Moreover, the identification of influential works and productive institutions underscores the collaborative nature of research in this field and provides valuable references for researchers and practitioners. However, the study also acknowledges limitations, including the reliance on specific databases and the emphasis on quantitative metrics. Future research endeavors are recommended to address these limitations and explore distinct subcategories within ChatGPT for education to further deepen understanding and inform practical strategies for leveraging this technology to enhance educational practices.