Mengamati pemberitaan kriminalitas yang dilakukan oleh anak dibawah umur dewasa ini tentu menimbulkan keprihatinan dan keresahan terhadap kehidupan bermasyarakat. Perilaku anak yang meresahkan itu, seperti perilaku anak jauh dari ajaran agama, tidak menghormati orangtua, berpakaian tidak sopan, berkata kotor, merokok, dan yang paling meresahkan kini anak-anak sudah terlibat dalam tindakan kriminal. Permasalahan ini menjadi wacana hangat yang sering dikabarkan melalui televisi, seperti berita tentang tindak kriminal yang dilakukan para pelajar, kekerasan terhadap teman, tawuran, pemerkosaan, bahkan pembunuhan. Menanggapi perilaku-perilaku negatif anak yang sering muncul dalam pemberitaan tindak kriminal anak perlu mendapakan perhatian khusus. Oleh karena itu, sebagai bentuk perhatian tersebut, maka terlebih dahulu memahami kondisi anak itu sendiri dan seperti hubungan dengan lingkungan sekitarnya, baik orang tua dan keluarga maupun sekolah sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki tanggung jawab dalam membantu pertubuhan dan perkembangan anak secara optimal. Orang tua merupakan orang yang pertama dikenal oleh anak, orang yang pertama dalam memberikan peamahaman hidup kepada anak, sehingga orangtua sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Akan tetapi ironisnya keluarga justru menjadi sumber ancaman dan ketidaktentraman bagi anak, karena salah perlakuan yang diberikan orang tua terhadap anak. Pada dasarnya hubungan anak dengan orang tua merupakan sumber emosional dan kognitif bagi anak. Hubungan tersebut memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan, termasuk sekolah dan kehidupan sosial, dan hubungan anak pada masa-masa awal dapat menjadi model dalam hubungan-hubungan selanjutnya. Hubungan awal ini dimulai sejak anak terlahir ke dunia, bahkan sebetulnya sudah dimulai sejak janin berada dalam kandungan (Sutcliffe, 2002: 15). Selanjutnya peran Pendidikan Agama Kristen merupakan usaha yang dilakukan oleh pendidik secara terus-menerus untuk memperlengkapi siswa dengan sumber iman. Pembentukan karakter sangat penting dalam proses pendidikan yang merupakan proses internalisasi nilai-nilai iman Kristen melalui pendidikan. Sehingga terbentuklah kepribadian atau karakter mulia peserta didik melalui pembiasaan yang terus-menerus dipraktikkan, dengan tidak berhenti..