(Sostenis Nggebu, Rudy Martin Sitohang, Syaiful Hamzah, Didik Setiyanto, Johanis Khrist Hae)
- Volume: 3,
Issue: 2,
Sitasi : 0
Abstrak:
This research examines God as the initiator of cross-cultural missions through a case study of mission transformation in the life of the Apostle Peter. Departing from the existing research gap, namely the need to reflect on the nature of God who loves other nations through a change in Peter's perspective, this study aims to show that God is the initiator of salvation for all mankind. The significance of this study is to encourage the church to see cross-cultural missions as an important approach in transmitting God's love to those who have not yet repented. Using a descriptive-analytical method, this study finds that Peter's encounter with Cornelius was a crucial turning point in early Christian missionary work. The experience radically changed Peter's narrow understanding of who was worthy of receiving the gospel, extending from just Jews to all nations. The descent of the Holy Spirit upon Cornelius and his family is clear evidence to Peter that God's grace is impartial and available to every believer. This event was not only a personal lesson for Peter, but also a revelation of God that opened the door for the gospel to reach the Gentile world, fundamentally changing the course of church history.
Penelitian ini mengkaji Allah sebagai penggagas misi lintas budaya melalui studi kasus transformasi misi dalam kehidupan Rasul Petrus. Berangkat dari kesenjangan penelitian yang ada, yaitu kebutuhan untuk merefleksikan sifat Allah yang mengasihi bangsa lain melalui perubahan cara pandang Petrus, studi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Allah adalah inisiator keselamatan bagi seluruh umat manusia. Signifikansi penelitian ini adalah untuk mendorong gereja agar melihat misi lintas budaya sebagai pendekatan penting dalam menularkan kasih Allah kepada mereka yang belum bertobat. Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, penelitian ini menemukan bahwa perjumpaan Petrus dengan Kornelius merupakan titik balik krusial dalam karya misi Kekristenan awal. Pengalaman tersebut secara radikal mengubah pemahaman sempit Petrus mengenai siapa yang layak menerima Injil, meluas dari hanya orang Yahudi menjadi semua bangsa. Turunnya Roh Kudus kepada Kornelius dan keluarganya menjadi bukti nyata bagi Petrus bahwa kasih karunia Allah tidak memandang bulu dan tersedia bagi setiap orang yang percaya. Peristiwa ini tidak hanya menjadi pelajaran pribadi bagi Petrus, melainkan juga wahyu Allah yang membuka pintu bagi Injil untuk menjangkau dunia non-Yahudi, secara fundamental mengubah arah sejarah gereja.