In the era of modern technology, the use of gadgets among teenagers continues to rise, particularly for accessing social media, which can influence their behavior, including sexual behavior. This study aims to examine the impact of gadget use on adolescent sexual behavior. The research approach is quantitative, using an analytic survey method with a cross-sectional design. The study sample consists of 94 twelfth-grade students selected through total sampling. The variables studied include gadget use as the independent variable and adolescent sexual behavior as the dependent variable, measured using a closed-ended questionnaire. The results indicate that 89 respondents (94.7%) reported high levels of gadget use. Furthermore, 70 respondents (74.5%) exhibited risky sexual behavior. The Chi-Square statistical test with a p-value of 0.004 and an OR of 13.800 shows a significant relationship between gadget use and adolescent sexual behavior. These findings suggest that excessive gadget use can increase the risk of sexual behavior among teenagers. Therefore, this study is expected to help prevent such behavior through stricter supervision, appropriate sex education, and the active role of parents and schools in guiding teenagers to use gadgets safely.

Krisis energi menuntut dikembangkannya suatu energi alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari. Salah satu cara untuk mengatasi masalah krisis energi adalah dengan menemukan energi alternatif yang berasal dari biomassa. Limbah bonggol jagung merupakan salah satu limbah biomassa potensial di Indonesia. Teknik pembuatan biobriket banyak tersedia. Pembuatan biobriket itu sendiri memerlukan bahan penunjang seperti lem kanji dan bahan pencampur lainnya seperti serut kayu. Komposisi bahan tersebut sangat tergantung dari jenis bahan           baku untuk pembuatan biobriket. Bonggol jagung diubah terlebih dahulu menjadi arang dengan cara dilakukannya pembakaran selama beberapa jam, kemudian arang tersebut dihaluskan, dan dicampur dengan lem kanji kemudian dimasukkan dalam cetakan lalu dilakukan pengepresan. Adapun alasan pemilihan bonggol jagung sebagai bahan utama dikarenakan jumlahnya melimpah dan tidak optimal dalam pemanfaatannya bahkan dapat dikatakan tidak terpakai. Metode kegiatan dilakukan melalui empat tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, implementasi, dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kelompok karang taruna telah dapat membuat dan memasarkan biobriket bonggol jagung ini dan dijadikan sebagai kegiatan kelompok karang taruna yang akan dapat menambah kas.