Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk membangun jiwa kewirausahaan pada 30 remaja binaan SOS Children's Village Banda Aceh melalui program pelatihan intensif satu hari. Pelaksanaan kegiatan menggunakan pendekatan partisipatif yang menggabungkan metode ceramah interaktif dan workshop keterampilan praktis, dengan materi utama berupa motivasi kewirausahaan dan pengenalan peluang usaha. Hasil evaluasi menunjukkan keberhasilan program dalam meningkatkan motivasi peserta, dimana 90% remaja menyatakan antusiasme tinggi untuk memulai usaha mandiri setelah mengikuti pelatihan. Namun demikian, teridentifikasi beberapa kendala utama seperti kurangnya pemahaman dasar tentang mekanisme berusaha, keraguan akan kemampuan diri, serta kebingungan dalam menentukan langkah awal memulai bisnis. Faktor pendukung utama adalah semangat dan keterlibatan aktif peserta selama proses pelatihan. Program ini berhasil memperkenalkan berbagai peluang usaha potensial seperti usaha kuliner rumahan, jasa fotografi kreatif, serta kerajinan tangan berbahan lokal. Temuan ini mengindikasikan bahwa meskipun motivasi telah berhasil dibangun, diperlukan pendampingan lebih lanjut untuk mengkonversi semangat tersebut menjadi aksi nyata. Untuk kegiatan serupa di masa depan, disarankan untuk mengembangkan program lanjutan berupa pendampingan intensif, akses permodalan, serta pembentukan jejaring usaha guna memastikan keberlanjutan usaha yang dirintis peserta. Hasil program ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan model pembinaan kewirausahaan bagi remaja marginal.

As an immigrant living in Australia, having proficiency in English is a must. With the background of language includes several mother tongues, bilingualism is directly acquired since living in the English country. Dealing with this case, this study aims at investigating diverse Australian immigrants’ experiences of becoming bilingual and underlines their implication for EFL (English as a Foreign Language) study. Two participants; German and Indonesian immigrants living in Australia for about 20 years taking apart during this study. Qualitatively, the immigrants were interviewed then the data were analyzed. The results found that both of them have some shared and distinctive multilingual experiences. In addition, it indicated that they were in different phases of their bilingual development.