Dalam menghadapi tantangan digitalisasi, Politala berusaha untuk terus menyesuaikan perkembangan tersebut sesuai kebutuhan. Prestasi yang telah didapat dan inovasi yang dilakukan oleh Politala tidak lepas dari unsur koordinasi pimpinan dengan jajarannya. Koordinasi dilakukan lewat rapat-rapat untuk menghasilkan rumusan berupa kegiatan, kepanitiaan hingga kebijakan. Intensnya koordinasi yang dilakukan tidak jarang mengakibatkan adanya benturan dengan kegiatan lain yang telah diagendakan ataupun yang sifatnya urgent. Terjadinya benturan ini berimbas pada absennya anggota rapat yang mengakibatkan kurang maksimalnya hasil rapat yang diharapkan. Selain itu dengan tidak adanya penjadwalan rapat tidak jarang terdapat peserta yang tidakberhadir dikarenakan lupa. Berkembangnya teknologi perangkat lunak dapat menjadi solusi dalam melakukan administrasi rapat berbasis aplikasi untuk memudahkan pengelolaannya agar dapat meminimalisisr terjadinya benturan kegiatan rapat dan rekaman notulensi yang jelas. Penelitian ini bertujuan mengembangkan aplikasi berbasis mobile untuk memudahkan Pimpinan dalam mengagendakan kegiatan rapat untuk anggota. Rapat yang diagendakan dapat diakses informasinya oleh peserta yang telah ditentukan sebagai undangan. Selama kegiatan rapat, notulen rapat dapat melakukan notulensi di aplikasi dan memberikan highlight terhadap poin-poin penting dengan menyertakan tanggal deadline dan ditujukan kepada peserta rapat yang diinginkan agar target menjadi jelas. Penelitian ini dilakukan dengan metode Prototype dan pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara untuk menghasilkan aplikasi E-Meet.

Peternakan kambing memiliki potensi besar di Kalimantan Selatan. Berdasarkan BPS tahun 2018 produksi daging kambing mencapai 361.361 ekor. Namun hanya 8% yang dapat dipenuhi oleh peternak lokal, sisanya didatangkan dari Jawa, Madura dan Sulawesi. Kebutuhan daging kambing di Kalimantan Selatan yang tertinggi untuk kegiatan keagamaan berupa Aqiqah dan kurban, sisanya untuk rumah makan dan konsumsi rumah tangga. Keputusan peternak mendatangkan kambing dari luar Kalimantan dikarenakan harga lokal yang tinggi dibandingkan dengan harga di luar daerah. Harga yang tinggi di lokal disebabkan terbatasnya populasi yang ada di Kalimantan Selatan. Terbatasnya populasi ini disebabkan oleh beberapa hal salah satunya banyak peternak yangterkendala modal dalam mengembangkan peternakan kambingnya. Sebenarnya banyak masyarakat yang tertarik untuk beternak kambing sebab melihat peluang yang bagus, namun terkendala dengan pengalaman hingga waktu yang terbatas disela-sela rutinitas sehari-hari. Solusi yang ditawarkan melalui penelitian ini ialah dibangunnya sebuah aplikasi yang dapat mempertemukan peternak dengan masyarakat yang ingin memiliki atau berinvestasikambing yang disebut dengan Easy Ternak. Metode pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan Scrum Agile. Metode ini dipilih sebab merupakan metode yang paling populer dan efektif dalam pengembangan perangkat lunak. Tahapannya meliputi menentukan tim, menentukan waktu pengerjaan, menentukan peran dalam tim, mengumpulkan berbagai permasalahan, memulai sprint dan melakukan review.