The integration of Environmental, Social, and Governance (ESG) metrics into performance evaluation has become increasingly vital in achieving corporate sustainability and competitive advantage. This study investigates the impact of ESG metrics on organizational performance within the framework of strategic management accounting (SMA). Using a quantitative approach, secondary data were collected from ESG reports of 100 publicly listed companies across various industries. The analysis employs multiple linear regression to examine the relationships between ESG dimensions—Environmental, Social, and Governance—and financial performance indicators, including Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), and Tobin’s Q. The results reveal a significant positive correlation between ESG scores and financial performance, with the Environmental dimension exhibiting the strongest influence (? = 0.45, p < 0.01), followed by Social (? = 0.30, p < 0.05) and Governance (? = 0.25, p < 0.05). Firms with high ESG scores (?75) reported 15% higher ROA and 20% higher ROE than those with lower scores. These findings underscore the importance of integrating ESG into SMA practices to enhance transparency, stakeholder trust, and sustainable decision-making processes. This study contributes to the literature by providing a comprehensive evaluation framework that aligns ESG metrics with corporate objectives. Practical recommendations include adopting global ESG standards, improving transparency in ESG reporting, and prioritizing strategic initiatives in sustainability. Future research could explore the long-term effects of ESG integration on non-financial outcomes, such as brand reputation and employee satisfaction.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa monopoli bsinis simpan pinjam. Koperasi adalah salah satu bentuk usaha yang selama ini dikenal pro rakyat dan mempunyai badan hukum di Indonesia. Koperasi lebih terlihat dari sisi kekeluargaan dan gotong royong untuk saling membantu anggotanya demi kesejahteraan bersama sesuai prinsip dasar koperasi yang diatur dalam undang - undang No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Koperasi simpan pinjam adalah merupakan salah satu dari beberapa jenis koperasi yang diatur dalam undang undang No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat yang non anggota. Akan tetapi kehadiran koperasi simpan pinjam pada saat ini seringkali di monopoli oleh pemilik modal dalam hal pendiriannya,   keberadaannya, serta dalam hal pengelolaannya. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatife atau hukum normatif. Dalam pasal 3 UU. No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan msayarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk memajukan anggotanya maka koperasi seperti halnya koperasi konsumen atau koperasi simpan pinjam tentunya tidak bisa mengambil margin yang banyak (untuk koperasi konsumen). Koperasi Simpan Pinjam merupakan suatu lembaga keuangan dan termasuk sebagai lembaga intermediary, meskipun demikian lembaga keuangan ini memiliki sifat yang khusus sesuai dengan prinsip prinsip koperasi.