Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Banyuwangi merupakan instansi pemerintah yang memiliki peran penting dalam merencanakan pembangunan daerah. Salah satu tugas yang diemban adalah mengelola surat masuk yang berkaitan dengan berbagai agenda dan kegiatan. Proses pengelolaan surat masuk yang dilakukan secara manual seringkali menyebabkan berbagai masalah, seperti keterlambatan dalam penyampaian informasi, kesulitan dalam pencarian data surat, serta kemungkinan hilangnya surat penting.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem informasi yang dapat mengelola agenda surat masuk secara efektif dan efisien pada Bidang Perencanaan dan Pengembangan (RENGBANG) BAPPEDA Banyuwangi. Sistem informasi ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada dengan menyediakan fitur-fitur seperti pencatatan surat masuk, pengelompokan surat berdasarkan kategori, pencarian data surat secara cepat, serta pelaporan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahap analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi, dan pengujian. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang mampu mengelola agenda surat masuk dengan lebih terstruktur dan terorganisir. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja dan meminimalisir kesalahan dalam pengelolaan surat masuk di BAPPEDA Banyuwangi.

Tuberculosis (TBC) is a contagious disease caused by the Mycobacterium tuberculosis bacteria, primarily affecting the lungs but can also spread to other organs. Despite the availability of effective treatment, TBC remains a major global health issue, with Indonesia being one of the countries with the highest TBC burden. Adherence to treatment is a key factor in the success of TBC therapy, yet patient adherence remains low. Family support plays a critical role in improving treatment adherence, as families can provide emotional, practical, and motivational support. This study aims to analyze the role of family support in enhancing TBC patients' treatment adherence in Seumirah Village, a rural area facing social-economic challenges and stigma surrounding the disease. The research uses a qualitative approach with in-depth interviews and focus group discussions, along with quantitative data collection regarding treatment adherence levels. The findings indicate that limited family knowledge of TBC, strong social stigma, and socio-economic factors are significant barriers to supporting adherence. However, families with better understanding of TBC and its treatment provide higher levels of support, which contributes to improved patient adherence. The study suggests the need for better education about TBC, reducing social stigma, and improving healthcare accessibility to support patient recovery. With stronger support from families, healthcare providers, and the government, it is hoped that treatment adherence will improve and TBC-related mortality will decrease).
Keyword: Tuberkulosis, family support, treatment adherence

This research aims to determine the evaluation of the implementation of the stunting reduction program, namely the Healthy Kitchen to Overcome Stunting and Mutual Cooperation to Prevent Stunting program in Tieng Village, Wonosobo Regency, by analyzing the evaluation of input, process and output. The method used is a descriptive qualitative method. The subjects in this research were 11 people consisting of PKK cadres, Posyandu cadres, Tieng Village Midwives, students, nutritionists, village officials and program recipients. Data collection techniques are carried out through interviews and documentation. Method triangulation by conducting interviews with nutritionists at the Kejajar Community Health Center, Tieng Village Officials, and parents of program recipients. Data analysis techniques are carried out through data reduction, data presentation, and verification or drawing conclusions. Evaluation of the DASHAT program shows obstacles to input evaluation in the form of a lack of budget from program organizers, time constraints for program implementation, delays in handling stunted children, as well as the need to improve facilities and infrastructure. The output during the implementation of DASHAT is influenced by input and process, the output from the implementation of the DASHAT program is still not able to reduce stunting cases in Tieng Village. The evaluation of the Gong Ceting program experienced obstacles in the input evaluation in the form of a lack of facilities and infrastructure, long distance from the campus to the focal village, internet network problems when participating in the MURI record zoom, as well as short implementation time, but the output of the Gong Ceting program showed success marked by solutions MURI record by serving 14,000 portions of nutritious food for stunted children and declaring 10 stunting locus villages in Wonosobo Regency. 

This study analyzes Decision No. 559 K/Pdt.Sus-Pailit/2015, which involves a bankruptcy petition filed by creditors against PT Hong Seng Papua International. Utilizing a normative legal research methodology, the research focuses on relevant legal frameworks, particularly Law No. 37 of 2004 concerning Bankruptcy and Suspension of Debt Payment Obligations. The analysis reveals that PT Hong Seng has two creditors and has defaulted on its matured debt obligations, prompting the Makassar Commercial Court to declare the company bankrupt. The importance of written documentation, such as debt acknowledgment letters and loan agreements, is emphasized as crucial evidence for the bankruptcy claim. The study concludes that the Commercial Court's decision aligns with existing legal provisions, resulting in the rejection of the debtor's cassation petition. These findings significantly enhance the understanding of bankruptcy law application in Indonesia and its implications for future legal practices. The research highlights the necessity for clear and structured documentation in financial transactions to protect creditor rights and maintain the integrity of the legal system. Ultimately, this case not only sheds light on a specific bankruptcy situation but also addresses broader issues related to the enforcement of bankruptcy laws in Indonesia, underscoring the need for stringent adherence to legal documentation standards in financial dealings. This understanding is vital for both debtors and creditors to navigate their rights and obligations effectively, fostering a more responsible approach to debt management and strengthening trust within business relationships.

Sekolah adalah tempat berkumpulnya banyak siswa yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar dan berinteraksi. Dalam konteks ini, kesehatan lingkungan sekolah menjadi salah satu prioritas utama yang harus dijaga. Penerapan hygiene dan sanitasi yang baik sangat penting untuk mencegah penularan penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan belajar. Ketidakcukupan hygiene dan sanitasi dapat berdampak buruk pada kesehatan siswa, guru, dan anggota lainnya di sekolah. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan pengelolaan sanitasi dan hygiene kepada para siswa SMK Negeri 6 Semarang. Dengan diadakannya kegiatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan pengelolaan sanitasi dan hygine. Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah sosialisi dan pelatihan dapat meningkatkan pemahaman tentang sanitasi dan hygine siswa dalam konsentrasi keahlian kuliner di SMK Negeri 6 Semarang.

Dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 SMK di harapkan dapat  menghasilkan lulusan-lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri (Rosina et al., 2021). Dan diharapkan SMK menerapkan kurikulum yang berkaitan dengan dunia industri, sehingga penyerapan tenaga kerja khususnya di Indonesia bisa meningkat (Baitullah & Wagiran, 2019) Seiringan dengan hal tersebut diatas maka dengan kami sebagai tim PKM perupaya lewat pengabdian ini kami akan melakukan pelatihan dengan tema  IOT pada SMK walisongo yaitu "Pelatihan Pengelolaan Database firebase dengan menggunakan sensor DHT11 dan Nodemcu di SMK Walisongo Semarang , kami membuat pelatihan atau simulasi tentang alat pengukur suhu dan kelembaban untuk mengetahui berapa suhu didalam ruangan tersebut. Suhu ruangan dapat di monitor jika terlalu panas akan berbahaya dikarenakan suhu panas bisa bersumber dari api .Untuk mengecek suhu ruangan bisa di lakukan dari jarak jauh menggunakan smartphone dan internet Kata Kunci:  Internet of Things, Sensor DHT11, NodeMCU

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa, khususnya dalam pemrograman mikrokontroler berbasis Arduino. Pelatihan ini dilakukan di SMA N 1 Tahunan dengan menggunakan simulator online Wokwi sebagai alternatif pembelajaran praktis. Metode yang digunakan mencakup pemaparan teori, demonstrasi, diskusi interaktif, dan praktik langsung. Sebelum pelatihan, dilakukan pre-test untuk mengukur pemahaman awal siswa terkait konsep dasar Arduino, dengan rata-rata nilai pre-test sebesar 68,0. Setelah pelatihan, nilai rata-rata post-test meningkat menjadi 88,0, menunjukkan selisih rata-rata sebesar 20,0 poin. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan pada sebagian besar siswa. Contohnya, Siswa 21 yang awalnya memiliki nilai pre-test 20 berhasil mencapai nilai post-test 90, mencerminkan peningkatan pemahaman yang luar biasa. Namun, terdapat siswa seperti Siswa 4 yang menunjukkan peningkatan terbatas, dari nilai pre-test 30 menjadi 70, menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih personal. Pelatihan menggunakan Wokwi terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pemrograman Arduino sekaligus mengatasi keterbatasan fasilitas laboratorium. Kegiatan ini juga berhasil meningkatkan minat siswa terhadap teknologi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk hasil yang lebih optimal, disarankan adanya bimbingan tambahan bagi siswa tertentu dan penambahan sesi praktik menggunakan perangkat Arduino fisik.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat menuntut adanya penyesuaian yang cepat juga oleh penggunanya. Namun ternyata, realitanya hal ini tidak terjadi sama di masyarakat Indonesia, salah satunya Guru Paud. Pengelola Himpaudi Ungaran Barat memaparkan kondisi para guru Paud yang berada dalam wilayahnya, bahwa mereka sudah memiliki laptop dan sudah melakukan proses penyusunan dokumen administratif, namun penyusunan tersebut tidak bisa dilakukan secara cepat dan rapi, karena kemampuan penggunaan aplikasi word hanya sebatas mengetik tanpa pengaturan otomatis. Dari pemaparan tersebut, maka tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan kemampuan para guru PAUD di wilayah Himpaudi Ungaran Barat dalam menggunakan aplikasi microsoft word untuk mengerjakan dokumen administratif. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah praktek langsung menggunakan aplikasi Ms.Word, dimana setiap sebelum mempraktekkan diberikan penjelasan dan contoh praktis terlebih dahulu. Hasil dari pengabdian ini bahwa tampak rata-rata pemahaman para guru PAUD selaku peserta pengabdian meningkat sebesar 66.02%

Di era digital, data menjadi aset penting bagi pengambilan keputusan strategis, namun data yang kompleks sering sulit dipahami tanpa alat visualisasi yang tepat. Microsoft Excel, yang banyak digunakan di berbagai industri, tidak hanya berfungsi sebagai alat pengolah angka, tetapi juga memiliki kemampuan canggih untuk membuat dashboard visualisasi data. Meski fitur ini sudah ada, banyak pengguna belum memahami potensi Excel sepenuhnya. Oleh karena itu, pelatihan pengenalan dashboard visualisasi data menggunakan Excel menjadi penting untuk membantu pengguna memanfaatkan fitur-fitur ini secara optimal. Dengan penguasaan teknik visualisasi data, peserta dapat menyajikan data secara lebih efisien dan menarik, mendukung analisis yang lebih baik, serta mempercepat pengambilan keputusan di lingkungan kerja. Kegiatan dilaksanakan di laboratorium komputer SMK Negeri 2 Demak, dengan jumlah 24 peserta siswa jurusan Teknik komputer dan Jaringan. Hasil kegiatan pengabdian ini memberikan dampak positif dengan rata-rata total kenaikan skor dari hasil pre ke post test adalah 95,23%.