Pada situasi saat ini, dengan perkembangan yang semakin cepat dan maju membuat segala kebutuhan dapat dilakukan secara online. Apalagi pada saat ini, di saat pandemi COVID-19 masih berlangsung ini membuat semua aktivitas dilakukan di rumah. Kegiatan belajar mengajar, bisnis semua dilakukan melalui online menggunakan jaringan internet. Dalam bidang pendidikan. Saat ini lembaga pendidikan diwajibkan untuk menerapkan kegiatan pembelajaran secara online atau tidak bertatap muka. Melalui aplikasi Zoom Meeting dan E- Learning yang disediakan dapat dapat dijadikan sebagai media komunikasi sosial dan mendukung kegiatan pembelajaran secara online. Pada hakekatnya penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana efektifitas pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting dan E-Learning dalam pembelajaran daring.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kohesivitas kelompok pada kelompok Pepelingasih. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal dengan kohesivitas kelompok pada kelompok Pepelingasih. Responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 orang anggota Pepelingasih yang tergabung pada kelompok PEPELINGASIH Jawa Tengah yang sudah bergabung serta aktif mengikuti kegiatan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Data penelitian diperoleh dari dua skala yaitu skala kohesivitas kelompok dan skala komunikasi interpersonal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment person. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara komunikasi iterpersonal dengan kohesivitas kelompok Pepelingasih Jawa Tengah yang ditunjukan dengan nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,765 dengan p= 0,000 (p < 0,01) sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat dinyatakan diterima.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan dan dukungan sosial dengan resiliensi pada taruna tingkat 1 Akademi Kepolisian dengan koping stress sebagai variable intervening. Subjek penelitian ini adalah 76 Taruna tingkat 1 Akademi Kepolisian usia 18-21 tahun yang sedang menjalani masa awal pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability sampling dengan jenis sampel purposive sampling. Perihal pengumpulan data, penelitian ini menggunakan Skala kecemasan Ignatia, Skala dukungan sosial Yuventa, Skala resiliensi Reivich dan Shatte, dan Skala koping stres Lazarus. Metode analisis data yang digunakan adalah path analysis atau analisis jalur. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) Ada hubungan negatif antara kecemasan dengan koping stress, (2) Ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan koping stress, (3) Ada hubungan positif antara koping stress dengan resiliensi taruna tingkat 1, (4) Ada hubungan negatif antara kecemasan dengan resiliensi taruna tingkat 1 yang dimediasi dengan koping stress, (5) Ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan resiliensi yang dimediasi dengan koping stres. Terdapat hubungan antara kecemasan dan dukungan sosial dengan resiliensi pada taruna tingkat 1 Akademi Kepolisian dengan koping stress sebagai variable intervening.Kata kunci: dukungan sosial, kecemasan, koping stres, resiliensi.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 73 siswa yang merupakan siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan X. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala, yaitu skala Kepercayaan diri dan skala Komunikasi Interpersonal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment. Hasil perhitungan didapatkan nilai correlation coefficient, yaitu 0,654 dengan nilai sig=0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Kepercayaan Diri dengan Komunikasi Interpersonal, dimana semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki maka semakin tinggi pula kemampuan komunikasi interpersonalnya. Sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri maka semakin rendah pula kemampuan komunikasi interpersonalnya.

Sekolah merupakan tempat dimana seorang   menimba ilmu dan membentuk karakter menjaddi lebih baik dan positif. Kasus kekerasan atau perundungan di sekolah justru kini muncul dan banyak diperbincangkan. perundungan (Bullying) merupakan perilaku menyakiti dan melukai orang lain secara berulangkali. Orang tua memiliki peranan yang sangat penting bagi anak agar meminimalisir perilaku perundungan. Dimana orang tua cenderung akan memberikan informasi pentingnya berempati, saling menghargai dengan sesama dan juga tidak melakukan kekerasan kepada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola asuh seperti apa yang mencegah perundungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif literatur review dengan menganalisis jurnal penelitian yang berkaitan dengan pola asuh orang tua dan perilaku perundungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fanatisme dengan perilaku agresif verbal penggemar sepak bola. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara fanatisme dengan perilaku agresif verbal suporter sepak bola. Semakin tinggi fanatisme maka semakin tinggi perilaku agresif verbal, begitu sebaliknya. Responden dalam penelitian ini berjumlah 103 responden yang merupakan suporter sepak bola PSIS yang tergabung dalam komunitas Panser Biru Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dalam bentuk insidental sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala yaitu Skala Agresif Verbal dan Skala Fanatisme. Hasil perhitungan uji hipotesis menunjukkan dengan nilai rxy = 0,441 dan p < 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara fanatisme dengan agresif verbal pada responden suporter sepak bola di Semarang, sehingga hipotesis pada penelitian ini diterima
Kata kunci: perilaku agresif verbal, fanatisme, panser biru

This research aims to examine the impact of QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) on students' shopping habits in the digital era, focusing on students at STIA Lancang Kuning Dumai. This study uses a qualitative approach with in-depth interviews and focus group discussions (FGD) to explore students' experiences and perceptions regarding QRIS use in their shopping activities. The findings indicate that QRIS has provided students with convenience, efficiency, and security in digital transactions, although some students face barriers related to technological literacy and network issues. QRIS has influenced shopping habits by encouraging more online shopping. These findings contribute to understanding the role of digital payment systems in changing students’ consumption behavior.

The types of personality disorders often associated with criminal behavior in prisoners are antisocial personality disorder and narcissistic personality disorder. Antisocial Personality Disorder is a personality disorder characterized by a pattern of indifference and violation of the rights of others, which usually begins in childhood or early adolescence and continues into adulthood. Meanwhile, Narcissistic Personality Disorder (NPD) is a psychological disorder characterized by patterns of excessive superiority, fantasies of power or extraordinary importance, and the need for admiration or special treatment. The method in this study uses a descriptive method with literature study data collection techniques involving the study of theories and references related to values, culture, and norms that apply in the social context under study. Literature study is an important step in research because research always depends on scientific literature. Literature study was conducted for data analysis in this research. Research data was obtained from relevant sources, such as books, journals, articles, and previous research, through literature study.

This article presents a systematic review of pragmatic competence in second language acquisition (SLA), emphasizing its critical role in effective communication and intercultural understanding. Pragmatic competence encompasses the ability to understand and use language appropriately in diverse social and cultural contexts, including mastering speech acts, politeness strategies, conversational implicatures, and intercultural pragmatics. Despite its importance, pragmatic competence often receives less attention in language instruction compared to grammar and vocabulary. The review highlights the effectiveness of explicit and implicit teaching methods, authentic interaction, and cultural immersion in developing pragmatic skills. It also underscores the role of technology, such as digital platforms and simulations, in enhancing learners’ ability to navigate real-life communication scenarios.
The findings reveal significant challenges, including cultural variability in pragmatic norms, difficulties in standardizing assessments, and the influence of learners’ individual differences. The study calls for innovative teaching and evaluation methods, focusing on personalized approaches and the integration of pragmatic learning with emotional intelligence. By synthesizing current research and practices, this article provides valuable insights for educators, curriculum developers, and researchers, advocating for adaptive, culturally informed, and technology-supported strategies to enhance pragmatic competence in SLA.

Colossians 3:5-10 is a verse that describes the life of a new human person who has adapted and accepted Christ as Lord and loves himself. Based on Paul's opinion to the Colossian congregation, when the Colossian congregation became new people, they had to put away all their old lives, namely living in sin. But there are still those who have not fully lived in the new life. Likewise, the life of mankind, when they have been reborn into new humans, has not completely evolved from the old life. Still committing sins and old habits like humans live in modern times which always prioritize physical, visible, temporary and popular things. On the other hand, Christians also ignore the true self, the spiritual self, the invisible, the eternal and the hidden. By writing this article, the aim is to invite and encourage Christians to adapt seriously and live in holiness that is continually renewed in the image of God's Creator. The method used by the author is a literature research study method using book sources.