Pemilih pemula merupakan subjek dan objek dalam kegiatan politik, dalam kegiatan politik termasuk di dalamnya adanya kegiatan pemilihan umum kepala daerah. Pemilih pemula sebagai objek dalam kegiatan politik, yaitu mereka yang masih memerlukan pembinaan dalam orientasi ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan ke depan dapat berperan dalam bidang politik. Begitu juga partisipasi pemilih pemula khususnya di desa agung koto iman dalam pemilihan bupati Kerinci membutuhkan pendidikan politik agar dapat berpartisipasi dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana  partisipasi pemilih pemula di desa agung koto iman dalam pemilihan Bupati kerinci. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang mana nantinya akan menggambarkan tentang partisipasi pemilih pemula di desa gung koto iman. Dalam penelitan ini sampel nya terdiri dari 3 orang yang mana teknik pengambilan sampel nya mengunakan teknik Snowball sampling.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan Dukungan Organisasi dengan Kinerja Aparatur Sipil Negara Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kerinci. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kuantitatif, karena peneliti menginginkan pengukuran antara Variabele X dan Y. Sampel dalam penelitian ini 35 orang. Teknik yang di gunakan dalam penentuan responden adalah sampling jenuh sedangakan  instrument penelitian berupa kuisioner. Teknik analisis penggunaan uji hipotesis, dengan hasil penelitian dapat dilihat 3.1285 > 2.0345sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya bahwa dukungan orgainsasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan Kinerja Aparatur Sipil Negara Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kerinci.

Konsep tata kelola pemerintahan dari good governance, sound governance, dynamic governance, dan open government merupakan sebuah konsep rujukan yang dianggap dapat mengelola aktivitas pemerintahan dengan baik. Konsep tata kelola pemerintah apa pun yang diadopsi menyiratkan untuk menolak berbagai bentuk aktivitas pemerintah yang didasari dari kegiatan otoritarian, korupsi, kolusi, dan nepotisme yang akan membuka peluang tindakan-tindakan jahat lainnya dalam melaksanakan aktivitas pemerintah. Tujuan penelitian ini berusaha memberikan kontribusi pengetahuan dengan mengeksplorasi konseptual teoritis dan membandingkan di antara konsep tersebut dari literatur ilmiah yang relevan, berbagai argumentasi mengungkapkan belum tentu konsep tata kelola pemerintah yang diadopsi bisa dan sukses dilaksanakan pada tempat yang berlainan. Artikel penelitian ini merupakan synthesis of qualitative research, dengan menggunakan metode meta-theory (the analysis of theory). Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi beberapa bukti tertulis yang ada mengenai tema penelitian. Hasil penelitian mengungkapkan, tata kelola pemerintah diadopsi karena kebutuhan untuk merespon berbagai masalah aktivitas pemerintah. Berbagai model tata kelola pemerintah itu muncul akibat adanya pemikiran baru untuk mengisi kekurangan dari konsep yang telah ada sebelumnya dengan pendekatan dan fokus yang berbeda. Hasil lain juga mengungkapkan bahwa konsep tata kelola pemerintah memiliki intisari dan merujuk kepada inovasi pemerintah sebagai upaya untuk mengelola aktivitas pemerintah, dan berkontribusi menghadirkan pelayanan publik yang baik. Konsep tata kelola pemerintah akan tidak bermakna apabila dijalankan oleh orang-orang dengan kualitas sumber daya manusia rendah, tidak cerdas, dan tidak responsif.