Prevalensi Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) terus meningkat di berbagai belahan global, termasuk Indonesia. Pengelolaan diabetes melitus tidak hanya bergantung di terapi farmakologis, tetapi juga memerlukan pendekatan non-farmakologis, seperti walking exercise dan relaksasi autogenik. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak kombinasi walking exercise serta relaksasi autogenik terhadap kadar gula darah pada penderita DMT2 di daerah Puskesmas Kecamatan Tengaran. Desain penelitian memakai quasi-eksperimen. Sampel sejumlah 42 responden diperoleh melalui kuota sampling, dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kontrol. Kriteria inklusi meliputi penderita diabetes melitus tipe 2, kadar gula darah 200 mg/dL, tidak mengalami ulkus diabetik, berusia 30–60 tahun, tinggal pada wilayah penelitian, serta bersedia mengikuti intervensi. Instrumen menggunakan stopwatch untuk durasi perlakuan dan glukometer untuk mengukur kadar gula darah, yang sebelumnya telah dikalibrasi. Analisis data dilakukan menggunakan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah perlakuan, yakni dari 354 menjadi 335 mg/dL) dengan p value 0,000. Kombinasi walking exercise serta relaksasi autogenik terbukti efektif menurunkan kadar gula darah penderita DMT2