+62 813-8532-9115 info@scirepid.com

 
PKMSISTHANA - JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA - Vol. 3 Issue. 1 (2021)

MANAJEMEN STRESS LANSIA AGAR SEHAT DAN TERBEBAS DIABETES MILLITUS

Tuti Anggarawati, Nanang K.A, Khairun Nisa, Alfatihah H.A.F, Andi Widianto, Figik Kurniawan,



Abstract

Prevalensi   diabetes   tipe 2   terkait   usia   lansia   sampai   tahun   2030 mengalami peningkatan tajam karena diprediksi lebih dari 82 juta populasi lansia di negara berkembang menderita diebetes. Tipe 2 merupakan bentuk penyakit yang sering di lansia dan merupakan ancaman serius terhadap kesehatan karena terjadi komplikasi kronis. Tanda dan gejala diabetes pada lansia sering kali tidak jelas  dan  diagnosa  biasanya  terlambat.  Gejala  diabetes  dapat  muncul  tidak
spesifik  dan  tidak  pasti,  seperti  keletihan,  inkontinensia  urin,  atau  perubahan status mental seperti depresi, konfusi, dan apatis.
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur maka intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada lansia disebabkan oleh beberapa hal, yaitu fungsi pankreas dan sekresi insulin yang berkurang, perubahan karena lansia sendiri  yang berkaitan dengan resistensi insulin akibatnya kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, aktifitas fisik yang  berkurang,  banyak  makan  dan  kegemukan,  stress,  sering  menggunakan obat-obatan, dan adanya faktor keturunan.
Stres memicu  reaksi  biokimia  tubuh melalui  2  jalur,  yaitu  neural  dan neuroendokrin. Reaksi pertama respon stres  yaitu  sekresi  sistem  saraf  simpatis untuk  mengeluarkan  norepinefrin  yang menyebabkan    peningkatan    frekuensi jantung. Kondisi ini menyebabkan glukosa darah meningkat guna sumber energi untuk perfusi.  Peningkatan hormon  stres yang diproduksi dapat  menyebabkan kadar gula darah menjadi meningkat. Kondisi yang rileks dapat mengembalikan kotra-regulasi  hormon  stres  dan  memungkinkan  tubuh  untuk  menggunakan insulin lebih efektif.
Seseorang  yang  terkena  diabetes  akan  memerlukan  pengobatan  yang terus-menerus untuk  mengontrol  kadar gula  darah  dan  mencegah  komplikasi. Tapi ada pengobatan lain yang bisa dilakukan sendiri untuk membantu mencegah penyakit ini bertambah buruk. Stres yang tinggi yang dialami penderita dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian, sehingga dibutuhkan kemampuan penderita dalam melakukan perawatan diri   dengan memanajemen stress yang dialami.
 
 







DOI :


Sitasi :

0

PISSN :

2828-2418

EISSN :

2828-2450

Date.Create Crossref:

06-Jun-2022

Date.Issue :

01-Jun-2021

Date.Publish :

01-Jun-2021

Date.PublishOnline :

01-Jun-2021



PDF File :

Resource :

Open

License :