Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek sosio historis usahatani bawang merah, pendapatan usahatani bawang merah, dan kelayakan usahatani bawang merah di pulau Tomia Kabupaten Wakatobi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini ditentukan sesuai dengan teknik analisis dan tujuan penelitian yang diuraikan sebagai berikut: Untuk mengetahui sosio historis bawang merah di Pulau Tomia yang dianalisis dengan deskriptif kualitatif, maka populasi penelitian adalah seluruh pihak yang dianggap memiliki pengetahuan terkait sejarah, eksistensi, dan nilai sosial budaya bawang merah. Sampel ditentukan dengan teknik bola salju (Snowball Sampling). Untuk menganalisis kelayakan usahatani bawang merah yang dianalisis secara kuantitatif, maka populasi adalah seluruh petani bawang merah yang ada di Desa Teemoane. Jumlah petani di Desa Teemoane dalam penelitian ini sebanyak 47 petani bawang merah. Sehingga penelitian ini merupakan sampel jenuh (sampel sensus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya bawang merah di pulau Tomia telah ada sejak zaman pra–Sejarah dan merupakan salah satu sentra produksi bawang merah di Provinsi Sulawesi Tenggara. Pentingnya bawang merah bagi Masyarakat pulau Tomia, baik secara ekonomi, pangan, maupun lingkungan. Kondisi geografis dan iklim pulau Tomia sangat mendukung pertumbuhan pertumbuhan bawang merah. Bawang merah juga bukan hanya sekedar komoditas, tetapi memiliki nilai simbolis yang mendalam bagi Masyarakat pulau Tomia. Rata–rata biaya total yang dikeluarkan petani sebesar Rp1.251.216/musim, dimana total penerimaan adalah sebesar Rp8.024.681/musim. Dengan pendapatan sebesar Rp6.773.465/musim. Dan nilai kelayakan usahatani berdasarkan R/C Ratio adalah sebesar 6,41. Sehingga usahatani bawang merah di desa Teemoane layak untuk diusahakan.