Pesawat terbang adalah moda transportasi tercepat dengan jangkauan hingga antar benua, menjadikannya pilihan utama untuk perjalanan jarak jauh. Meskipun peluang kecelakaan pesawat sangat kecil, yaitu rata-rata 4 kali dalam 1 juta jam terbang dampaknya sangat fatal bagi penumpang, dengan peluang selamat hanya 24% Penyebab utama kecelakaan pesawat umumnya berasal dari tiga faktor: teknis, cuaca, dan kesalahan manusia (human error). Perawatan pesawat dilakukan secara rutin (scheduled maintenance) dan non-rutin (non-scheduled maintenance) berdasarkan interval waktu yang telah ditentukan. Ada berbagai sumber daya yang digunakan untuk sistem kelistrikan pesawat, termasuk generator mesin, unit daya tambahan (APU), daya eksternal, dan udara ram turbin. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat bahaya dalam kondisi penerbangan saat terjadi gangguan pada sistem kelistrikan, mengevaluasi pengaruh performa pesawat terhadap keandalan sistem kelistrikan, serta menilai peran kemajuan teknologi pembangkit listrik terhadap keselamatan penerbangan. Penelitian dilakukan di Hanggar Batam Aero Teknik, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, dengan menggunakan metode analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegagalan sistem kelistrikan pada pesawat meliputi kegagalan pada sistem pembangkit dan distribusi. Terdapat komponen dalam sistem distribusi yang, jika rusak, dapat menyebabkan kegagalan kelistrikan yang signifikan. Sistem pembangkit listrik pada pesawat saling mendukung, sehingga perawatan komponen kelistrikan harus dilakukan tepat waktu dan sebaik mungkin.