Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai memuliakan tamu dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 24-27, dikaitkan dengan pandangan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, serta relevansinya dalam konteks sosial kontemporer. Ayat-ayat ini menggambarkan kisah Nabi Ibrahim AS yang menunjukkan penghormatan luar biasa kepada tamu yang tidak dikenal, dengan menyajikan hidangan terbaik sebagai wujud keramahan dan kesungguhan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tafsir tematik dan analisis tekstual terhadap karya Ihya Ulumuddin. Tafsir ayat dan pandangan Al-Ghazali dieksplorasi untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip akhlak yang berkaitan dengan adab memuliakan tamu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim AS memberikan teladan universal dalam menyambut tamu dengan sikap ramah, kesungguhan, dan tanpa pamrih. Dalam Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menekankan bahwa memuliakan tamu merupakan sunnah yang sangat dianjurkan, karena menjadi wujud nyata dari adab Islami dan ukhuwah. Al-Ghazali juga memberikan panduan praktis untuk memuliakan tamu sesuai kemampuan tanpa memberatkan tuan rumah. Pembahasan menyoroti relevansi nilai-nilai ini dalam masyarakat modern yang cenderung individualistis. Memuliakan tamu dipandang sebagai cara membangun hubungan sosial yang harmonis, menunjukkan toleransi, dan menciptakan keberkahan. Kesimpulan menyatakan bahwa ajaran ini relevan sebagai pedoman akhlak dalam memperkuat solidaritas sosial di tengah perubahan zaman. Nilai-nilai ini tidak hanya berakar pada tradisi keislaman, tetapi juga memiliki dimensi universal yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks budaya.