Bioscrubber merupakan separator yang dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi hidrogen sulfida (H2S) pada biogas. Permasalahan yang mempengaruhi kinerja bioscrubber diantaranya yaitu jumlah oksigen berlebih (excess oxygen) dan suhu yang tidak sesuai dengan kebutuhan operasi sehingga menyebabkan tidak maksimalnya kinerja bioscrubber dalam menurunkan konsentrasi hidrogen sulfida (H2S). Untuk meminimalisir permasalahan ini maka dilakukan analisa data terkait kebutuhan jumlah oksigen berlebih dan suhu operasi yang optimal. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data secara langsung yaitu dengan pengambilan data produksi biogas di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei yang kemudian dilakukan pengolahan data terkait kebutuhan excess oxygen dan suhu operasi pada proses separasi H2S. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa proses penurunan konsentrasi H2S menggunakan bioscrubber yang ada di PLTBg Sei Mangkei membutuhkan excess oxygen sebanyak 363,4% dari kebutuhan oksigen teoritis dan suhu operasi 38oC untuk dapat menurunkan konsentrasi H2S hingga 97,5%.