Tempe memiliki daya cerna yang lebih baik karena telah mengalami proses fermentasi. Saat ini, tempe memiliki keterbatasan penggunaan karena umur simpannya yang pendek, sehingga tempe harus dideversifikasi untuk menciptakan nilai tambah. Hasil diversifikasi pangan berbasis tempe yang dikembangkan menjadi permen coklat sehingga memiliki umur simpan yang tinggi dan berpotensi memberi nilai tambah. Cokelat tempe awalnya dibuat untuk menyelamatkan kelebihan produksi tempe, karena produksi tempe mentah berlebihan akan membuat tempe menjadi cepat basi, maka dari itu tempe diolah menjadi makanan cemilan bagi masyarakat yaitu coklat tempe. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik organoleptic coklat tempe sebagai diversifikasi pangan lokal, sedangkan tujuan khusus yaitu membuat coklat tempe melakukan uji organoleptik, dengan membandingkan dengan produk yang telah ada di pasar. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif komparatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan uji organoleptic dari cokelat tempe yang diteliti dengan yang ada dipasaran dengan merk “De Konco” dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan data yang diperoleh diolah menggunakan metode statistik. Uji organileptik dilakukan pada 30 orang panelis. Berdasarkan pengamatan organoleptic disimpulkan tidak ada perbedaan nyata pada uji organoleptic tekstur. Terdapat perbedaan nyata pada pengamatan uji organoleptic aroma dan uji organoleptic rasa. Produk baru coklat tempe dapat dipasarkan karena dari parameter yang diamati terdapat kesamaan dengan coklat tempe Dekonco yang sudah lebih dahulu dipasarkan