Sindrom metabolik dapat dikatakan sebagai faktor yang secara langsung dapat meningkatkan penyakit jantung koroer (PJK) dan diabetes mellitus tipe 2. Pravelensi sindrom metabolik di dunia sama besarnya dengan prevelensi obesitas. Penyakit ini akan memperburuk kondisi apabila gaya hirup tidak sehat. Kegiatan ini dilakukan di kelurahan sendangmulyo dengan sasaran 50 warga desa. Dalam kegaitan tersebut diperoleh data yaitu 14% kategori kurus, sebanyak 32% IMT normal, 16% kelebihan berat badan, 32% kategori obesitas 1 dan sebesar 6% kategori IMT obesitas 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 50 warga di kelurahan Sendangmulyo didapat hasil 5 orang (10%) terdeteksi mengalami sindrom metabolik, 17 orang (34%) mengalami diabetes melitus, 18 orang (36%) mengalami hipertensi dan 17 orang (34%) mengalami obesitas sentral serta 25 orang (50%) terdeteksi kadar koleterol tinggi. Kegiatan pengabdian yang dilakukan di kelurahan Sendangmulyo ini memberikan informasi dan edukasi tentang gangguan sindrom metabolik serta diharapkan Masyarakat dapat melakukan deteksi sindrom metabolik secara mandiri dengan mengukur IMT (berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut), pemeriksaan tekanan darah, lingkar perut, pemeriksaan kolesterol dan gula darah.