Community Acquired Pneumonia (CAP) masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas, baik pada anak maupun dewasa. Terapi antibiotik empiris merupakan intervensi utama, namun rasionalitas penggunaannya seringkali belum sepenuhnya dievaluasi di fasilitas perawatan primer dan sekunder seperti RSIA. Untuk mengetahui pola dan menilai rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien CAP anak dan dewasa di RSIA Ananda. Penelitian deskriptif retrospektif terhadap rekam medis pasien CAP anak dan dewasa yang terdiagnosis CAP yang dirawat di RSIA Ananda selama Januari-Desember 2024. Evaluasi rasionalitas mengacu pada pedoman nasional dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), PAPDI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), dan indikator penggunaan obat dari WHO. Dari 134 pasien (72 anak, 62 dewasa), semuanya mendapat terapi antibiotik empiris. Antibiotik yang paling sering diberikan pada anak adalah amoksisilin (40,3%) dan sefiksim (25%), sedangkan pada orang dewasa seftriakson (66,1%) dan azitromisin (38,7%). Kombinasi antibiotik digunakan pada 31,8% kasus. Rasionalitas penggunaan antibiotik dinilai tepat pada 69,4% anak dan 74,2% dewasa. Ketidaksesuaian yang paling sering ditemukan adalah pada pemilihan jenis dan lama terapi. Meskipun sebagian besar terapi antibiotik pada pasien CAP sesuai dengan pedoman, masih ada ruang untuk perbaikan terutama pada kombinasi, lama, dan pemilihan antibiotik. Pemenuhan pelaksanaan program manajemen antibiotik lintas unit sangat penting.