Abstract
Kemampuan pemecahan masalah harus dibiasakan bagi mahasiswa dalam kondisi apapun. Namun pada masa pandemi, mahasiswa belum secara maksimal menguasai kemampuan tersebut. Di masa pandemi berakhir, pembelajaran hybrid berbasis studi kasus sangat dianjurkan di perguruan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pembelajaran hybrid berbasis studi kasus terhadap kemampuan pemecahan masalah yang dirinci: (1) menganalisis ketuntasan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pada pembelajaran hybrid berbasis studi kasus secara klasikal, (2) menganalisis ketuntasan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pada pembelajaran hybrid berbasis studi kasus berdasarkan Kemampuan Awal Matematika (KAM), (3) menganalisis perbedaan ketuntasan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pada pembelajaran hybrid berbasis studi kasus dengan pembelajaran hybrid berbasis masalah, (4) menganalisis perbedaan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pada pembelajaran hybrid berbasis studi kasus dengan pembelajaran hybrid berbasis masalah berdasar KAM. Penelitian kuantitatif ini mengambil mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Semarang yang mengambil mata kuliah Statistika Pendidikan tahun ajaran 2021/2022 sebagai populasinya. Dari 6 kelas dipilih 2 kelas sebagai sampel, dengan cara random sampling. Desain penelitian menggunakan post-only control design. Cara pengambilan data dengan tes kemampuan pemecahan masalah. Data dianalisis menggunakan uji z, dan uji t independen. Dari penelitian diperoleh hasil (1) kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pada pembelajaran Hybrid berbasis permasalahan studi kasus tuntas secara klasikal baik mean maupun proporsinya, (2) mahasiswa dengan KAM tinggi dan sedang tuntas secara mean dan proporsinya, sedangkan mahasiswa dengan KAM rendah belum tuntas secara mean dan proporsi, (3) tidak terdapat perbedaan ketuntasan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa yang pembelajaran hybrid berbasis masalah studi kasus dengan pembelajaran hybrid berbasis masalah, (4) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah KAM sedang, tidak terdapat perbedaan KAM rendah dan tinggi pada kedua model pembelajaran.