Kondisi degradasi lingkungan dan ketimpangan pembangunan pada akhirnya melahirkan konsep Blue Economy yang mana salah satu sektornya adalah wisata bahari yang berkontribusi besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara. Akan tetapi, pembangunan pariwisata yang ada di berbagai daerah belum tentu menjamin kesejahteraan masyarakat lokal destinasi wisata, termasuk di Karimunjawa. Maka dari itu, upaya pembangunan pariwisata di Karimunjawa perlu direformulasi sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Blue Economy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembangunan pariwisata berkelanjutan di Karimunjawa dengan pendekatan Blue Economy. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif (mix method). Sumber data penelitian terdiri atas sumber data primer dan sekunder yang diperoleh dengan metode observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan dengan metode analisis SWOT dan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata di Karimunjawa harus diarahkan pada strategi Grow and Build dan atau stretegi Expansion. Pembangunan ini dapat mengkolaborasikan lima actor utama yaitu pemerintah, bisnis, masyarakat, akademisi, dan Lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam konsep pentahelix.