Abstract
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nila kearifan lokal Sanghyang Siksakandang Karesian dan nilai-nilai yang relevan untuk pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus tunggal. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, dan studi dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif yang melalui tahapan kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai-nilai kearifan lokal Sanghyang Siksakandang Karesian meliputi dasakerta; Dasaperbakti; perilaku rakyat (hulun); dan pelengkap perbuatan (Panimbuh ning twah). Dasakerta merupakan pedoman perilaku indra manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dasaperbakti menggambarkan hirarki sosial dalam masyarakat yang membutuhkan legitimasi. Sedangkan Panimbuh ning twah menunjukkan aturan pelengkap dalam masyarakat (2) Pembelajaran Sejarah yang berbasis nilai-nilai kearifan lokal Sanghyang Siksakandang Karesian dilakukan melalui pembelajaran kontekstual dengan mengenalkan dan memberikan pemahaman nilai-nilai Kagaluhan pada peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman sejarah lokal dan karakter peserta didik yang lebih mengakar dan tanggap budaya, serta memperkuat karakter peserta didik. Namun, keterbatasan kurikulum, sumber belajar, dan pemahaman guru menjadi tantangan. Studi ini memberikan kontribusi terhadap kesenjangan literatur dengan menawarkan model pembelajaran sejarah berbasis kearifan local. Implikasi penelitian ini menegaskan pentingnya dukungan kebijakan untuk mengakomodasi sejarah lokal dalam kurikulum Pendidikan sekolah menengah atas untuk pembentukan karakter.