<p>Bahasa Prokem Semarang adalah Bahasa kode yang digunakan oleh kelompok preman dan memiliki persepsi buruk terhadap penggunaan Bahasa tersebut. Masyarakat Semarang sebagian besar tidak mengetahui Bahasa tersebut. Ada satu wilayah di Semarang yaitu daerah sekitar Tegalsari yang masyarakat kalangan tuanya masih menggunakan Bahasa tersebut sebagai Bahasa keseharian. Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan Bahasa Prokem pada kalangan tua di daerah Tegalsari yang dianggap buruk dengan penelitian kualitatif yang menggunakan strategi penelitian studi kasus karena fenomena yang terjadi hanya pada lokasi tertentu dengan kejadian tertentu. Data didapatkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini berlandaskan teori interaksi simbolik milik Blumer yang mana indivdu bertindak dan berperilaku pada suatu objek yang berdasar dari pemaknaan. Hasil yang diperoleh penggunaan Bahasa Prokem Semarang adalah Bahasa akan bermakna buruk jika interaksinya dilakukan dengan buruk namun tidak bagi masyarakat Tegalsari yang membentuk nilai positif dari penggunana Bahasa tersebut sebagai Bahasa keseharian.</p>