Polusi udara menjadi masalah serius di beberapa negara, termasuk Indonesia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 75% penyumbang pencemaran udara adalah kendaraan bermotor dan salah satunya adalah bus angkutan umum. Saat ini, rencana besar Kota Semarang adalah mengubah Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang menjadi bus listrik. Hal ini menciptakan peluang bagi sistem transportasi yang berkelanjutan dan dapat mengurangi polusi udara, emisi gas buang, dan kerusakan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh bus listrik terhadap lingkungan, mengevaluasi bus hybrid terhadap bus listrik, dan menganalisis perbandingan BOK BRT hybrid dengan BRT listrik. Pengaruh bus listrik terhadap lingkungan secara tidak langsung masih menyumbang emisi, untuk mengganti bus hybrid dengan bus listrik harus mempertimbangkan berbagai faktor. Berdasarkan hasil perhitungan BOK bus hybrid dan bus listrik, BOK bus listrik lebih tinggi dibandingkan BOK bus hybrid. Beberapa aspek yang mempengaruhi adalah biaya investasi armada, biaya operasional dan pemeliharaan, biaya awak kendaraan, dan biaya tidak langsung.