<p>Selain sebagai pilar keempat demokrasi, jurnalis idealnya juga membangun kesadaran masyarakat mengenai keamanan siber. Apalagi kerja jurnalistik saat ini juga berada dalam ranah online. Hal ini penting dilakukan, karena beberapa kasus yang terkait dengan keamanan siber akhirnya mengganggu kerja jurnalis, seperti serangan DDoS yang menyerang infrastruktur jaringan menggunakan teknologi digital. Jurnalis semakin menghadapi tantangan yang kompleks karena belum semuanya memahami pentingnya keamanan siber saat menjalankan tugasnya. Penelitian ini mengeksplorasi tantangan jurnalis dalam kerja jurnalistik mereka, juga mencatat pengalaman nyata bagaimana antisipasi dan strategi yang dilakukan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Temuan riset ini menyatakan tantangan terbesar justru muncul dari dalam diri jurnalis sendiri yang tidak semuanya sudah melek keamanan siber karena merasa belum perlu pengamanan padahal potensi serangan baik secara institusi maupun personal dapat terjadi kapan saja. Terlebih lagi, dari pihak perusahaan media juga tidak melakukan upaya preventif, dan bertindak jika sudah terjadi serangan siber. Dua hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi dan diharapkan dapat berubah demi keamanan siber di lingkungan kerja dan mendukung kerja jurnalistik yang aman.</p><p> </p><p>Kata Kunci : serangan digital ; tantangan jurnalis ; keamanan siber</p>