Abstract
Keywords: Broken Section, Recloser, Penyulang Nguling, SAIDI SAIFI
ABSTRAK
Aliran energi listrik memiliki potensi mengalami gangguan yang sering ditimbulkan oleh arus hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke tanah. Adanya perbaikan pemeliharaan oleh PT PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Grati perlu dilakukan dengan menambah alat untuk menghambat proses pemadaman. Distribusi energi listrik terbesar pada ULP Grati salah satunya adalah Penyulang Nguling, dengan 24 kali terjadi gangguan pada tahun 2023-2024. Gangguan tersebut dapat dikurangi denngan menambahkan recloser pada Penyulang Nguling. Selain melakukan penambahan, perlu dilakukan analisis penentuan atau peletakan recloser pada Penyulang Nguling dengan tujuan mendeteksi kondisi gangguan. Beberapa skenario dapat diterapkan untuk mendapatkan hasil optimal dengan memperhatikan nilai kWh jual, SAIDI SAIFI, dan jumlah section area padam sebagai updaya meminimalkan area padam. Metode pecah section dapat menjadi salah satu perhitungan yang cukup akurat dalam menentukan nilai SAIDI SAIFI dan kWh jual yang terselamatkan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwasannya penggunaan recloser dan penentuan konfigurasi memang sangat penting untuk meminimalkan area padam. Sebelum pemasangan recloser, persentase SAIDI adalah 43% dengan indeks 20.76, sedangkan persentase SAIFI adalah 11% dengan indeks 5.50. setelah dilakukan pemasangan recloser berdasarkan scenario pecah section, persentase SAIDI SAIFI mengalami penurunan, yakni: SAIDI 36% dengan indeks 17.24 dan SAIFI 10% dengan indeks 4.97. Hal tersebut menunjukkan bahwa target SAIDI SAIFI sebagai indikator pengukuran recloser pada Penyulang Nguling menjadi tepat guna untuk menentukan keandalan sistem.