Makalah ini memotret kondisi industri beras di wilayah terdampak perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Studi dalam makalah ini mencoba mengkaitkan eksistensi perkebunan kelapa sawit dikaitkan dengan isu ketahanan dan keberlanjutan pangan. Oleh karena itu melalui gambaran potret industri beras tersebut diharapkan mampu menjelaskan pula dampak eksistensi perkebunan kelapa sawit terhadap isu ketahanan dan keberlanjutan pangan wilayah terdampak kebun kelapa sawit. Untuk memotret kondisi industri beras dilakukan survey rantai nilai (RN) dan teknik sampling snowball. Hasil survey menunjukkan bahwa produk beras wilayah terdampak memiliki rantai distribusi relatif pendek, untuk konsumsi masyarakat di wilayah itu. Produktivitas padi rendah, dibawah rata-rata tingkat produktivitas padi nasional. Hal ini disebabkan oleh kurangnya diperhatikan pronsip-prinsip budidaya padi yang baik, seperti penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk yang tepat, dan penanganan hama penganggu yang baik. Kelembagaan petani yang ada, Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani belum berfungsi secara baik dalam mendukung produktivitas petani karena memiliki fungsi terbatas penyaluran pupuk bersubsidi. Rendahnya produktivitas padi di wilayah tersebut berdampak pada relatif mahalnya harga beras yang dikonsumsi masyarakat. Hal ini akan menyulitkan kelompok masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Sehingga ketahanan pangan masyarakat di wilayah terdampak kebun menjadi rentan mengalami gangguan.
