Dalam pengelolaan lahan petanian kacang hijau di Desa Kedungwinagun, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen belum memiliki kemampuan guna menganalisis kondisi kelembapan tanah. Hal tersebut dapat berpengaruh pada proses pertumbuhan tanaman. Maka dari itu diperlukannya alat serta sistem yang dapat membantu petani untuk menganalisis nilai kelembapan tanah, dengan menerapkan internet of things. Dalam pengembangannya, sistem ini menerapkan metode prototype. Data yang diperoleh merupakan data hasil dari pembacaan sensor kelembapan tanah yang terhubung dengan mikrokontroler dan terkoneksi dengan jaringan internet. Hasil akhir dari sistem ini yaitu saat kondisi kelembapan tanah < 40% maka pompa air akan mati, hal ini dikarenakan kondisi tanah terdeteksi basah. Nilai kelempan tanah 40 – 60% pompa air akan mati karena nilai kelembapan tanah dalam rentang normal, sedangkan nilai kelembapan tanah > 60% pompa air akan hidup, karena kondisi tanah terdeteksi kering. Nilai sensor kelembapan tanah akan ditampilkan pada website dalam bentuk grafik secara real-time.