This research aims to identify and analyze the role of the community in encouraging a clean and perception-free bureaucracy through collective awareness in Landbaw Village, Gisting District, Tanggamus Regency. This service is carried out through participatory methods, including counseling and outreach involving village officials and the community. The research results show that increasing collective community awareness can support the realization of a more transparent and accountable bureaucracy, as well as strengthening collaboration between the community and village officials.

Di era digital seperti sekarang ini, pembelajaran bermuatan   lokal   bahasa   Inggris bukanlah hal yang baru di tingkat taman kanak-kanak.  Pembelajaran ini dilaksanakan untuk memenuhi kurikulum yang mendukung ketercapaian kompetensi berbahasa anak yang tertuang dalam permendikbud no. 137 tentang standar  tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun. Sejalan   dengan   hal tersebut,   kemampuan guru untuk memiliki kemampuan dasar berbahasa Inggris dan penggunaan sumber dan metode belajar sangatlah diperlukan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memberikan materi pengajaran bahasa Inggris di PAUD menggunakan song-based material. Kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan menggunakan metode simulasi dimana peserta mendapatkan pembekalan teori teaching English for EFL young learners, metode dan strategi pengajaran komunikatif, serta praktik langsung penggunaan common and effective classroom languages, speaking aspects, dan ragam song-based English material (numbers, transportation, alphabet, colors, etc.). Sasaran atau peserta dari program pembekalan song-based English material adalah guru TK Aisyiah Bustanul Athfal se kabupaten Kubu Raya yang tergabung dalam Ikatan Guru Aisyiah Bustanul Athfal (IGABA) Kubu Raya. Pelatihan diakhiri dengan pembekalan materi siap pakai berupa barcode of song-based link tree yang berisikan dua belas (12) materi lagu dan dapat digunakan oleh guru untuk mengajarkan bahasa Inggris sesuai dengan kemampuan berbahasa anak, usia, dan norma budaya lokal.

Strategi adalah sebuah keunggulan kompetitif yang memiliki tujuan untuk merencanakan suatu hal dengan cara yang strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi Ibu Asuh dalam mendidik Anak di Panti Asuhan agar bisa menjadi anak yang berakhlak mulia dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dari usia muda hingga usia tiba masanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif. Instrumen yang dapat digunakan adalah dengan metode Observasi, Wawancara dan interview langsung ke Panti Asuhan Aisyiyah Putri bukittinggi. Dari hasil observasi peneliti menemukan bahwasanya Ibu Asuh meeberikan berbagai Strategi berupa Aturan yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat di jadikan kebiasaan yang baik. Anak Panti tidak merasa keberatan dengan aturan yang telah di buat dengan Ibu Asuh dan Pimpinan Panti. Karena tujuannya adalah untuk mendidik Anak agar bisa berakhlakul Karimah. Jika dilihat dari hasil Wawancara Peneliti memberikan gambaran bahwasanaya Ibu Pimpinan dan Ibu Asuh sudah beusaha memberikan yang terbaik kepada semua anak di panti tanpa membeda-bedakannya. Begitu juga dengan tanggapan Anak di Panti bahwanya aturan yang telah di terapkan dapat membuat anak merasa tidak sendrian karena selalu di liputi dengan berbagai aktivitas yang membuat anak panti sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Dalam aturan yang telah di buat ternyata masih ada juga anak panti yang melanggar aturan tersebut. Dikarenakan kekurang terbukaanya mengenai apa yang diingnkan dan apa yang di butuhkan anak. Sehingga kadang anak panti mencari perhatian lebih di luar Panti Asuhan. Hal ini yang menjadi tindak lnjut lagi oleh ibu Asuh dalam memberikan contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.