PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI ASPEK HUKUM PENGGUNAAN PAYLATER PADA E-COMMERCE DI SMA KESATRIAN 2 SEMARANG
(Endang Setyowati, Agus Saiful Abib, Dhian Indah Astanti, Stefani Dewi Rosariad)
DOI : 10.69714/bwhdc424
- Volume: 2,
Issue: 2,
Sitasi : 0 30-Apr-2025
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.30-Jul-2025
Abstrak:
The widespread phenomenon of bad debts on PayLater has become a serious problem affecting the younger generation. This community service activity aims to educate the risks of PayLater as a form of early financial literacy prevention at the secondary school level. PayLater requires terms and conditions to be met. However, users often ignore these terms and conditions, resulting in legal consequences. The legal provisions regarding PayLater in e-commerce are regulated by Financial Services Authority Regulation Number 10/POJK.05/2022 concerning Information Technology-Based Joint Funding Services, and the Agreement under Article 1313 of the Civil Code (KUHPerdata). This agreement is considered a standard agreement because it contains terms and conditions made by one party and an electronic agreement made and documented in an electronic document. The community service activity was carried out by the Community Service Team in partnership with SMA Kesatrian 2 Semarang, targeting the school's eleventh-grade students. The community service location is at Jalan Gajah Raya No. 58, Gayamsari, Semarang City. The problem faced by partners is a lack of understanding regarding the legal aspects of using PayLater on e-commerce platforms. Therefore, the Community Service team conducted outreach to provide understanding regarding this matter. This community service activity utilized methods including lectures and question-and-answer sessions to address the partners' concerns. To gauge the students' level of understanding, a pre-test was conducted before the presentation. Following the Q&A session, the community service team provided an evaluation through a post-test.
|
0 |
2025 |
Pelatihan TOEFL: Strategi Menjawab Soal-Soal TOEFL bagi Peserta Didik SMK Nusaputera 2 Semarang
(Stefani Dewi Rosaria, Rati Riana, Yessi Aprilia Waluyo, Tumanda Tamba)
DOI : 10.26623/tmt.v4i2.10287
- Volume: 4,
Issue: 2,
Sitasi : 0 06-Aug-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<table width="576" border="1" cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr><td valign="top" width="402"><p>Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan melalui sebuah kegiatan yang berjudul Pelatihan TOEFL: Strategi Menjawab Soal-Soal TOEFL Bagi Peserta Didik SMK Nusaputera 2 Semarang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para peserta didik untuk mencapai skor minimal TOEFL, yaitu 450. Metode diskusi, tanya jawab, dan praktik digunakan dalam kegiatan pengabdian ini.. Selain itu, kegiatan ini juga untuk memberikan wawasan kepada para peserta didik mengenai cara menjawab soal-soal TOEFL dengan menggunakan strategi atau trik di setiap bagian soal TOEFL, yaitu <em>listening, structure, </em>dan <em>reading</em>. Peserta yang menjadi sasaran pelatihan ini berasal dari peserta didik kelas XI SMK Nusaputera 2 Semarang. Prosedur kegiatan ini meliputi pemberian <em>pre-test </em>bagi peserta, diskusi teori dan praktik, dan pemberian <em>post-test </em>sebagai instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi hasil kegiatan pengabdian ini. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini memperlihatkan bahwa pelatihan TOEFL bagi para peserta didik SMK Nusaputera 2 sangat bermanfaat dan membantu mereka untuk mengenal dan mengetahui TOEFL lebih baik. Hal ini dikarenakan para peserta didik sebelumnya belum pernah mendapatkan pembekalan atau pelatihan TOEFL. Antusiasme dari para peserta didik sangat tinggi dalam mengikuti simulasi tes TOEFL, juga ketika pembahasan strategi menjawab soal-soal TOEFL dipaparkan oleh tim pengabdi. Pretes dan post-tes menunjukkan peningkatan pemahaman para peserta didik saat mengerjakan soal-soal tes TOEFL. Menurut mereka soal yang dianggap paling sulit adalah soal <em>structure and written expression</em>. Bagian ini dianggap paling susah karena banyak teori yang harus dipahami.</p><p><em> </em></p></td></tr></tbody></table>
|
0 |
2024 |
PENGGUNAAN GAMBAR BERSERI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PESERTA DIDIK KELAS VII SMP KSATRIAN 1 SEMARANG
(Stefani Dewi Rosaria, Adiprana Yogatama, Hetty Catur Ellyawati, Dini Anggraheni)
DOI : 10.26623/tmt.v3i1.5682
- Volume: 3,
Issue: 1,
Sitasi : 0 02-Dec-2022
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<p><strong>Abstrak</strong></p><p>Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tim pengabdi menangkap permasalahan yang dihadapi para guru mata pelajaran Bahasa Inggris, yaitu dibutuhkannya model pembelajaran yang atraktif, kreatif, dan menarik yang memicu peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif di kelas dan menikmati proses belajar mengajar sehingga ketrampilan berbahasa Inggris mereka meningkat. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk melatih ketrampilan peserta didik untuk berpikir kritis dan aktif dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas melalui media gambar berseri.</p><p>Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah metode ceramah dan diskusi, serta praktik. Metode ceramah adalah dengan memberikan penjelasan mengenai manfaat media gambar berseri dan bagaimana menggunakan gambar berseri dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Setelah para peserta didik dibekali dengan berbagai informasi tentang media gambar berseri, mereka dipandu untuk melakukan praktik bercerita.</p><p>Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan partisipasi aktif dari tiap kelompok peserta didik ketika melakukan sesi diskusi. Kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris di dalam kelas menjadi lebih menarik dan atraktif. Para peserta didik saling memberikan komentar terhadap cerita yang dipresentasikan masing-masing kelompok. Penguasaan kosakata peserta didik juga lebih baik karena terbantu dengan adanya visual gambar. Secara umum penggunaan media gambar berseri dalam pembelajaran Bahasa Inggris membantu peserta didik menjadi lebih partisipatif dan aktif di kelas.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> ketrampilan berbicara; penguasaan kosakata; keaktifan peserta didik; gambar berseri</p><p> </p><p> </p><p><strong>Abstract</strong></p><p>In this community service activity, the service team captures the problems faced by English teachers, namely the need for an attractive, creative, and interesting learning model that triggers students to actively participate in class and enjoy the teaching and learning process so that their English skills increase. The purpose of this community service is to train students' skills to think critically and be active in learning English in the classroom through sequencing picture media.</p><p>The method used in this community service is the lecture and discussion method, as well as practice. The lecture method is to provide an explanation of the benefits of using sequencing pictures and how to use it in learning English. After the students were provided with various information about this media, they were guided to practice storytelling.</p><p>The results of this community service activity show the active participation of each group of students when conducting discussion sessions. English learning activities in the classroom become more interesting and attractive. The students give each other comments on the stories presented by each group. Students' vocabulary mastery is also better because it is helped by the presence of visual images. In general, the use of picture series media in learning English helps students to be more participative and active in class.</p><p> </p><p><strong>Keywords:</strong> speaking skill; vocabulary mastery; students activeness; sequencing picture</p>
|
0 |
2022 |
STRATEGI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG DALAM MENGERJAKAN SOAL LISTENING COMPREHENSION TOEFL
(Stefani dewi Rosaria, Devy Angga Gunantar, Hetty Catur Ellyawati)
DOI : 10.26623/jdsb.v23i1.3143
- Volume: 23,
Issue: 1,
Sitasi : 0 09-Jun-2021
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu peneliti ingin memberikan deskripsi atau penjelasan terkait dengan kesulitan, strategi, dan solusi terhadap kesulitan mahasiswa dalam mengerjakan soal listening TOEFL. Objek penelitian ini adalah para mahasiswa yang sedang mengikuti kelas kursus Bahasa Inggris TOEFL. Mereka berasal dari program studi Ilmu Komunikasi dan Sistem Informasi Universitas Semarang angkatan tahun 2019. Terdapat 80 mahasiswa yang mengikuti kelas kursus tersebut. Responden dari penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa dalam kelas kursus tersebut, yaitu 53 mahasiswa. Data penelitian diperoleh dengan membegikan kuesioner kepada mahasiswa melalui google formulir dengan tujuan untuk menggali kesulitan dan strategi para mahasiswa pada saat mengerjakan soal listening. Dari tanggapan para mahasiswa peneliti kemudian mencoba memberikan solusi terhadap kesulitan para mahasiswa. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan part B dan part C merupakan bagian listening yang sulit, sedangkan part A adalah bagian yang mudah. Berdasarkan penelitian ini diketahui sebagian besar mahasiswa menerapkan strategi yang diajarkan oleh dosen, namun mereka juga memiliki strategi sendiri seperti mendengarkan audionya sambil membaca pilihan jawabannya kemudian menentukan jawaban yang benar. AbstractThis is a qualitative study which aims to describe students strategy in completing listening TOEFL exercise as well as to figure out the difficulties they deal with listening comprehension. The writer also eagers to serve solution to the students difficulties. The object of the study was the students of Semarang University coming from Communication Science Program and Information System which consisted of 80 students who joined English TOEFL Course. The respondents were those who joined that program. The data obtained through distributing a questionnaire using google form. The result of the study showed that the most difficult part of listening comprehension TOEFL was Part B and Part C. On the other hand, part A was considered to be the easiest. Based on this study, students admitted that they applied the strategies thought by the lecturer, yet they also applied their own strategies such as listen to the audio carefully and read the answer options at the same time before they decided their final answer.Keywords: TOEFL, listening, strategies
|
0 |
2021 |
KESALAHAN PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA (ERROR PRONUNCIATION)
(Devy angga Gunantar, Stefani dewi Rosaria)
DOI : 10.26623/jdsb.v22i2.2575
- Volume: 22,
Issue: 2,
Sitasi : 0 16-Dec-2020
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan dalam pengucapan vokal Bahasa Inggris, penyebab terjadinya kesalahan dan jenis kesalahan yang terjadi. Hasil penelitian ini menunjukkan 224 kata yang sering salah diucapkan oleh mahasiswa. Hal ini terjadi karena perbedaan vokal dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, ada beberapa vokal dalam Bahasa Inggris yang tidak dimilliki oleh Bahasa Indonesia sehingga mahasiswa seringkali menggantinya dengan suara yang mirip dengan Bahasa pertama mereka. Jenis kesalahan yang terjadi dalam pengucapan vokal Bahasa Inggris adalah kesalahan substitusi, kesalahan sisipan, dan kesalahan penghilangan. Kesalahan substitusi terjadi hampir 90% dari seluruh pengucapan yang dilakukan oleh responden. Kata kunci: kesalahan pengucapan, substitusi, sisipan, penghilanganAbstractThis is a descriptive qualitative research which aims to describe the error pronunciation of English vowel, the cause of the error, and the type of the error. The result of this research shows there are 224 words which is frequently mispronounce by the students. This is caused by the discrepancies of the vowel words in English and in Indonesian language. Some of the English vowel words do not exist in Indonesian language as a result most of the students replace those words which have similar sounds to their native language. The types of error often happened are the substitution error, inserting error, and omission error. The substitutions error is the highest error made by the students. Nearly 90% of the mispronounce words is caused by the substitution error. Keywords: error pronunciation; substitution; inserting; omission
|
0 |
2020 |
KESALAHAN GRAMATIKAL PADA TEKS TERJEMAHAN ABSTRAK (INDONESIA-INGGRIS) MAHASISWA UNIVERSITAS SEMARANG (USM)
(Stefani dewi Rosaria)
DOI : 10.26623/jdsb.v22i1.2111
- Volume: 22,
Issue: 1,
Sitasi : 0 11-Jun-2020
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan gramatikal yang terdapat pada teks terjemahan (Indonesia-Inggris) para mahasiswa Universitas Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 366 kalimat yang diteliti terdapat 547 kesalahan gramatikal pada teks abstrak para mahasiswa. Kesalahan terbanyak adalah pada penghilangan kata sandang atau article yaitu sebanyak 189 kesalahan. Ketidaksesuaian antara subjek dan kata kerja menjadi jenis kesalahan kedua yang sering terjadi dan pembentukan kalimat yang tidak lengkap menjadi jenis kesalahan terbanyak ketiga. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman para mahasiswa dalam menerjemahkan teks masih kurang karena mengabaikan struktur kalimat bahasa sasaran yang baik dan benar.Kata Kunci: kesalahan gramatikal; abstrak; terjemahan AbstractThis is a descriptive qualitative research which aims to describe a grammatical error in translated abstract texts (Indonesia-English) written by students of Semarang University. The result showed that there were 366 sentences containing 547 grammatical errors made by the students. The most grammatical errors made by the students are the omission of the article with 189 errors. Following the omission of the article was the subject and verb agreement and the third most errors occurred was the sentence fragment. It can be concluded that the students understanding in translating the text is lack and they are ignoring the sentence structure of the target language.Keywords: grammatical errors; abstract; translation
|
0 |
2020 |