Wayang-Inspired Modern Character Design for Visual Communication
(Aris Sarwo Nugroho, Santi Widiastuti)
DOI : 10.51903/ijgd.v2i2.2094
- Volume: 2,
Issue: 2,
Sitasi : 0 25-Nov-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.23-Jul-2025
Abstrak:
This research aims to develop a modern character design model based on traditional Javanese puppet figures (wayang), integrating cultural symbolism and contemporary design principles. The study explores how traditional elements, such as color, form, and symbolism in characters like Gatotkaca and Semar, can be adapted into modern, visually appealing designs suitable for today’s media platforms. Using a qualitative-descriptive approach, data were collected through interviews with cultural experts, focus group discussions with graphic designers and young audiences, and surveys to evaluate prototype designs. The findings show that while modern visual elements, such as minimalism and vibrant colors, are highly favored by younger audiences, maintaining the cultural essence of traditional puppetry is crucial. The designs were generally well-received, though some aspects of cultural symbolism required clearer presentation to enhance audience understanding. The research provides practical insights for designers in the creative industry to incorporate traditional cultural elements into digital media, such as animations, video games, and branding campaigns. It also offers theoretical contributions by expanding the understanding of integrating cultural heritage into modern design processes. Future research could explore the application of these characters in interactive platforms such as augmented and virtual reality, as well as investigate more effective ways to present cultural symbolism for global audiences.
|
0 |
2024 |
Design and Implementation of Animated Stickers as an Educational Tool for Adolescent Drug Awareness Using the MDLC Method
(Aris Sarwo Nugroho, Mars Caroline Wibowo)
DOI : 10.51903/ijgd.v2i2.2114
- Volume: 2,
Issue: 2,
Sitasi : 0 25-Nov-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.23-Jul-2025
Abstrak:
This study aims to design and implement animated stickers as an educational medium for drug abuse prevention using the Multimedia Development Life Cycle (MDLC) method. The MDLC process includes six phases: concept, design, material collection, development, testing, and distribution. In the concept phase, the educational goals and target audience are defined. The design phase involves creating visual sketches and animations using Adobe animate. In the material collection phase, relevant information about drug abuse is gathered from trusted sources. During the development phase, the animated stickers are created, incorporating visual and textual elements to convey anti-drug messages. The testing phase evaluates the effectiveness of the stickers using a survey of 100 adolescents aged 13-18 years. The results show a significant increase in understanding of drug abuse, with a 48% improvement in comprehension after exposure to the animated stickers, as measured by a Likert scale survey. The effectiveness was primarily evaluated based on user feedback regarding visual appeal, message clarity, and motivation to avoid drugs. The final phase involves distributing the animated stickers through social media platforms and messaging apps, targeting a broader audience. This study demonstrates that animated stickers are a highly effective tool for increasing drug awareness among young people
|
0 |
2024 |
Analisis Penataan Self-Portrait Berbasis Seni
(Sarwo Nugroho, Ichsan Ichsan, Fa’iqah Salsabil Qadiriyyah)
DOI : 10.51903/pixel.v15i2.962
- Volume: 15,
Issue: 2,
Sitasi : 0 22-Dec-2022
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.23-Jul-2025
Abstrak:
The aim of this study is to describe the development of an innovative art-based analytical method in portrait methodology. This article exemplifies how forms of multimodal analysis can be integrated into portraiture frameworks and provides a fluid qualitative "recipe" for researchers interested in applying the portrait method. The study described in this article examines the teaching of vulnerability and resilience using poetry and the visual arts as integral elements of the portraiture process. Portraiture is a qualitative, feminist, artistic method based on ethnography and phenomenology for depicting, understanding and interpreting complex human experiences. This study leads to the methodological development of the three steps of analysis in the portrait process: Sketch, poetic expression and artistic expression. This phase of data analysis emphasizes the richness of the methodological snapshot and focuses on engaging the researcher in creative, intuitive and associative processes. – The studies presented in this article are examples of qualitative research that pushes methodological boundaries and focuses on the role of intuition, association, and creativity in research
|
0 |
2022 |
Representasi Seni Fotografi Selfie Pengunjung Museum Lawang Sewu Semarang
(Sarwo Nugroho, Agus Waryanto)
DOI : 10.51903/pixel.v15i1.875
- Volume: 15,
Issue: 1,
Sitasi : 0 11-Jul-2022
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.23-Jul-2025
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat terlibat dengan seni di era selfie, perangkat digital, dan media sosial. Ini mengkaji pengalaman penonton pameran seni, di mana pengunjung didorong untuk menggunakan media sosial untuk berbagi pengalaman seni mereka, untuk memahami bagaimana pendekatan semacam itu dapat mengubah sifat keterlibatan pengunjung dengan seni. Bisa dibilang, selfie yang diambil di ruang seni memperkaya pengalaman dan keterlibatan pengunjung dengan seni dan berfungsi sebagai alat pemasaran bersama, memberdayakan, dan otentik untuk museum. Data untuk penelitian ini dikumpulkan melalui observasi non partisipan (etnografi) dan netnografi di Museum Lawang Sewu Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih-alih mempromosikan pelepasan dari karya seni, selfie di ruang seni menjadi "keterikatan materi - diskursif jaringan" yang memberdayakan konsumen seni untuk bersama-sama menciptakan nilai dan organisasi seni untuk mengurangi jarak antar konsumen dan mereproduksi keaslian ikonik dari karya seni. karya seni di ruang maya. Artikel ini berkontribusi pada teori selfie dengan mengatasi pandangan tradisional tentang selfie sebagai manifestasi ekspresi diri narsistik. Sebaliknya, dalam mempromosikan interpretasi selfie sebagai sarana pemberdayaan dan demokratisasi yang digunakan oleh konsumen seni untuk mengembangkan narasi dan proyek identitas dalam konteks seperti museum di mana secara tradisional pengembangan narasi adalah karakter elit. Kontribusi lebih lanjut yang diberikan oleh penelitian ini berasal dari identifikasi kelompok pengunjung (yaitu, pelari realitas, pecinta seni, photoholics, dan pecinta selfie), ditempatkan pada kontinum nilai co-creation, yang perlu disadari oleh administrator seni sebagai memasuki era konsumsi seni yang lebih dinamis. Dengan menguraikan implikasi manajerial, penelitian ini memberikan refleksi awal tentang bagaimana manajer seni dapat menavigasi era yang muncul dari selfie .
Keywords: Selfie, Media Sosial, Interpretas
|
0 |
2022 |
Pendekatan Multimodal untuk Mempelajari Media Sosial sebagai Teknologi Semiotik
(Sarwo Nugroho, Fa’iqah Salsabil Qadiriyyah)
DOI : 10.51903/semnastekmu.v1i1.82
- Volume: 1,
Issue: 1,
Sitasi : 0 04-Dec-2021
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.23-Jul-2025
Abstrak:
Bagaimana untuk dapat mempelajari teknologi media sosial? Sedangkan semiotika sosial menyediakan toolkit yang luas untuk menganalisis teks multimodal dan praktik semiotik, studi tentang media sosial sebagai teknologi semiotik menimbulkan tantangan yang signifikan untuk penelitian dengan metodologi. Dalam penelitian ini, menyajikan semiotika sosial kerangka kerja yang memungkinkan untuk menjelaskan secara rinci analitis potensi makna multimodal yang ditawarkan oleh media sosial digital teknologi dan hubungkan ini dengan pembuatan teks multimodal dan praktik semiotik sambil menggarisbawahi peran teknologi. Pada kerangka kerja diatur sekitar tujuh yang saling terkait dan melekat dimensi informasi: (1) multimodalitas, (2) praktik, (3) sosial, (4) medium, (5) materi, (6) sejarah, dan (7) kritis. Kerangka kerja ini dapat berhubungan dengan sebagian besar jenis teknologi semiotika, hasil penitian ini akan dikembangkan untuk akuntansi sosial teknologi media, dan kelangsungan hidupnya akan diilustrasikan dengan contoh dari instagram. Dengan mengembangkan kerangka kerja ini, penelitian ini bertujuan mengelaborasi dasar teoritis dan alat analisis sosial semiotika, dan dengan demikian berkontribusi untuk memajukan pemahaman tentang bagaimana teknologi media sosial memungkinkan pembuatan, memberlakukan dan mengelola makna.
|
0 |
2021 |
Identitas Foto Wajah sebagai Keindahan dan Keburukan di Toko Online
(Sarwo Nugroho)
DOI : 10.51903/pixel.v14i1.457
- Volume: 14,
Issue: 1,
Sitasi : 0 26-Jul-2021
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.23-Jul-2025
Abstrak:
Mengingat pandangan positif orang secara umum, penjual online mengalami kekhawatiran terhadap foto profil. Meskipun dari berbagai sumber adanya terihal tentang "kecantikan" dan "keburukan," penelitian ini tentang foto profil penjual pada toko online dari pelanggan ke pelanggan menemukan hubungan berbentuk kurva yang yang berhubungan antara daya tarik wajah yang efektif dan penjualan produk. Analisis dua data besar, penulis menemukan bahwa orang yang menarik dan tidak menarik menjual jauh lebih banyak daripada orang yang tampak biasa saja. Dua online eksperimen mengungkapkan bahwa penjual yang menarik menikmati kredibilitas sumber yang lebih besar karena kemampuan bersosialisasi dan kompetensi yang dirasakan, sedangkan penjual yang tidak menarik dianggap lebih dapat dipercaya berdasarkan kompetensi yang mereka rasakan. Sementara kecantikan adalah jelas untuk produk yang relevan dengan penampilan, keburukan lebih menonjol untuk produk yang relevan dengan keahlian dan untuk konsumen wanita mengevaluasi penjual pria. Temuan ini menyoroti pengaruh penampilan wajah sebagai sebagai identitas untuk kesan formasi dalam toko online dan efek kompleksnya dalam toko online dan pemasaran.
|
0 |
2021 |
Strategi Peningkatan Citra melalui Perancangan Media Presentasi Berbasis 3 Dimensi pada Anavil Co Ltd
(Sarwo Nugroho, Fa’iqah Salsabil Qadiriyyah)
DOI : 10.51903/pixel.v13i2.278
- Volume: 13,
Issue: 2,
Sitasi : 0 18-Dec-2020
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.23-Jul-2025
Abstrak:
Kemajuan teknologi berkembang dengan cepat dan semakin marak di seluruh dunia demikian juga pada masa wabah Covid-19, sehingga memaksa masyarakat dunia untuk menikmati berbagai kemudahan yang telah dihasilkan teknologi tersebut, hampir semua aspek di segala bidang mulai menggunakan komputer untuk memudahkan dalam proses pengerjaan, karena komputer sangat fleksibel dan efisien untuk di terapkan dalam suatu bidang pekerjaan. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi berkembang juga sistem 3 Dimensi, yang mulai di pergunakan pada bidang arsitektur, interior dan furniture.
Perusahaan Anavil.Co.Ltd memiliki kendala dalam hal melakukan media presentasi untuk memperkenalkan produk baru karena anggaran yang di perlukan untuk membuat media presentasi terbilang cukup besar untuk daerah Semarang. Biaya yang di keluarkan yaitu meliputi pembuatan produk, menyewa rumah contoh dan jasa fotografer. Berdasarkan keterangan di atas maka perlu untuk memperkenalkan sistem baru yaitu sistem final rendering sehingga produk tidak harus di produksi terlebih dahulu melainkan membuat produk dari bentuk 3 Dimensi yang terkesan nyata. Dengan adanya media presentasi berbasis 3 dimensi maka perusahaan Anavil.Co.Ltd akan dapat menghemat anggaran yang di keluarkan untuk membuat media presentasi sekaligus meningkatkan citra perusahaan Anavil.Co.Ltd.
|
0 |
2020 |
OBSERVASI SELFIE PARA PEKERJA FAST MOVING CUNSUMER GOODS SAAT PANDEMI COVID-19
(Sarwo Nugroho)
DOI : 10.51903/pixel.v13i1.209
- Volume: 13,
Issue: 1,
Sitasi : 0 22-Jul-2020
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.23-Jul-2025
Abstrak:
Taking selfies for documentation reasons mentioned by Rettberg (2014) and Chae (2017). Likewise, this study reports documentation and archiving, which is part of communicating self-motives. Additionally, this research draws attention to general digital effects such as special event filters and seasonal filters used with selfies to signal specific locations or events. In their research, Senft and Baym (2015) noted that selfies can be used as an empowering tool to overcome political problems. This research shows how selfies are used as an empowering tool to educate Saudi women, particularly about their legal rights. The use of selfies as an educational tool in the context of public problems has not been reported in previous research.
|
0 |
2020 |