Language politeness is something important in the communication process. The principle of politeness is everything related to the rules in speech acts. In this case, the principle of politeness has a very important role so that communication goes well and can be accepted by the speech partner so that both speakers are able to understand the topic being discussed. The analysis of language politeness in this study was in the form of five videos, each of which lasted approximately ten minutes. The purpose of this research is to find out and describe the principles of politeness in the language used in the “Jelas Deh!” program. The method used is through a theoretical approach in the form of thimble studies in the principle of politeness in language. Researchers used data collection techniques, the data collected in the form of oral speech as the object of research in a conversation. Then proceed by using the listening technique and note-taking technique. In this analysis, ten kinds of thimbles were found, including generosity, wisdom, appreciation, simplicity, apology, forgiveness, consensus, opinion, sympathy, and feelings. In this analysis, it was found that a total of 76 data on the use of thimbles were complied with.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kajian kalimat majemuk. Kalimat majemuk merupakan kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih yang dihubungkan dengan suatu kata penghubung. Kalimat majemuk yang memiliki beberapa jenis tentu saja akan memperluas analisis pada penelitian ini. Jenis-jenis tersebut, yaitu majemuk setara, majemuk bertingkat, majemuk rapatan, majemuk perluasan dan majemuk campuran. Tujuan penelitian ini untuk memperluas tingkat intelektual pembaca dan penulis pada jenis kalimat majemuk yang terdapat pada bab “Dendam Abadi Seorang Dewi” karya Naning Pranoto. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, yang termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena berusaha menjabarkan berdasarkan fakta yang ada sehingga menghasilkan paparan seperti apa adanya. Hasil penelitian diketahui bahwa: (1) kalimat majemuk setara lebih sering ditemukan, (2) kalimat majemuk yang ditemukan pada novelet tersebut lebih cenderung ditemui kalimat majemuk dua klausa. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pembaca mengenai kalimat majemuk dan pengklasifikasian kalimat majemuk pada novelet Wayang Tembang Cinta Para Dewi yang difokuskan pada bab “Dendam Abadi Seorang Dewi”.