Physical fitness is defined as the body's ability to perform daily physical activities without feeling excessively tired. This study aimed to determine the contribution of physical activity to physical fitness in children with intellectual disabilities in Semarang. This study used a correlational research type and a purposive sampling technique. The sample criteria in this study included children with special needs classified as intellectual disabilities with an IQ of 50-70 in grades 4, 5, and 6 of elementary school-aged 10-12 years with a total of 50 students. This research instrument used a physical activity questionnaire Physical Activity Questionnaire for Children (PAQ-C) and physical fitness using the Indonesian Student Fitness Test (TKSI) for intellectual disabilities. Data analysis used SPSS version 26 with normality, linearity, and Pearson correlation tests. The study’s results found that a significant value of 0.000 <0.05 and a Pearson correlation value of 0.243 had a positive relationship and a fairly strong relationship level and contributed 25.9% of physical activity to physical fitness. The higher the physical activity, the more positive impact it will have on the physical fitness of children with intellectual disabilities in Semarang. Physical activities such as aerobic exercise programs that are designed to be fun and interactive can increase participation in physical activity and physical fitness in children with intellectual disabilities. Further research suggestions can add analysis to other variables that affect physical fitness such as diet, sleep quality, and stress levels to provide a deeper understanding.

Aktifitas fisik lansia yang kurang yang mengakibatkan kekakuan otot dan sendi-sendi terutama lutut. Sebagian besar lansia mengeluh kesakitan pada sendi lutut dan sukar untuk meluruskan tungkai. Adapun metode untuk menyelesaikan permasalahan tersebut akan ditawarkan alternatif solusi yang terdiri dari 3 kegiatan  yaitu promosi sehat dan  senam lutut lansia, serta cek kesehatan bagi lansia yang diawasi oleh tenaga kesehatan. Kegiatan promosi diharapkan mampu mengatasi akar permasalahan yang dihadapi mitra yaitu sikap acuh lansia terhadap apa yang dikonsumsi serta kurangnya aktivitas fisik pada sebagian besar lansia. Hasil kegiatan senam lutut yang merupakan kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan kurangnya aktivitas gerak yang menyebabkan kekakuan sendi melalui porsi latihan yang sesuai dan latihan kelenturan otot. Kegiatan pengecekan kesehatan merupakan upaya preventif untuk mengetahui kondisi kesehatan lansia sehingga dapat menjadi “alarm” bagi lansia untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam menjaga pola hidupnya. Alternatif solusi yang ditawarkan sesuai dengan skema pengabdian yaitu peningkatan kualitas hidup dalam hal kesehatan masyarakat dan keolahragaan.