Identifikasi Mikrobiologi Ikan Asap dan Persepsi Konsumen terhadap Mutunya pada Berbagai Tingkat Distribusi di Kota Semarang
(Mas Ayu Safira, Rohadi Rohadi, Antonia Nani Cahyanti)
DOI : 10.26623/jtphp.v19i1.8857
- Volume: 19,
Issue: 1,
Sitasi : 0 26-Mar-2024
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Smoked fish is one of the traditional processed products that almost all types of fish can be used as raw materials. Smoking processing is done by utilizing a combination of treatments and the provision of natural chemical compounds from the combustion of natural fuels. This study aims to determine the microbiological quality of smoked fish and consumer perception of its quality at various distribution levels in Semarang City. The experimental design used in this study was one factor Randomized Group Design: different distribution levels. Parameter observed were Total Plate Count (TPC), Salmonella sp. identification, and sensory properties of smoked fish. The results showed that of the three distribution levels, smoked fish from the producer had the best microbiological quality and consumer perception value, with an average TPC values of 1,66 × 105 colonies/gram, no Salmonella sp. contamination was detected, and had an average sensory value of 9,75. Thisvalues is in accordance with the quality standards of smoked fish with hot smoking listed in SNI 2725:2013. The data showed that different distribution levels influenced consumer perception and microbiological quality of smoked fish in Semarang City.
|
0 |
2024 |
Komparasi Karakteristik Gel Dari Daun Cincau Hijau Segar Dengan Gel Dari Bubuk Daun Cincau Hijau (Cyclea Barbata Miers)
(Dinda Rahmayanti Saputri, Rohadi Rohadi, Ika Fitriana)
DOI : 10.26623/jtphp.v18i1.6375
- Volume: 18,
Issue: 1,
Sitasi : 0 28-Feb-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Daun cincau hijau yang telah dipanen mudah rusak. Bubuk daun cincau didapatkan dari hasil pengeringan dan pengecilan ukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pada karakteristik fisik (rendemen, sineresis, tekstur, warna, kecepatan pembentukan gel), karakteristik kimia (pH, kadar air, kadar abu, dan serat kasar) dan sensoris gel dari daun cincau hijau segar dengan gel dari bubuk daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers). Penelitian dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Universitas Semarang pada bulan Juni 2022. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), 2 perlakuan, 10 ulangan dan dianalisis dengan independent sample T-Test. Kesimpulan menunjukkan nilai signifikansi kadar air, kadar abu, sineresis, pH, kecepatan pembentukan gel, springiness, sensoris warna maupun spektrofotometri, aroma, rasa dan kekokohan gel dari daun cincau hijau segar dengan gel dari bubuk daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers) kurang dari 0,05 (Sig. 2-tailed) yang artinya ada perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada rendemen, serat kasar, hardness dan gumminess menunjukan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (Sig. 2-tailed) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
|
0 |
2023 |
PENGARUH KONSENTRASI ETANOL PADA PROSES PENGENDAPAN PEKTIN KASAR KULIT DAN DAMI NANGKA (Artocarpus heterophyllus L. ) PASCA HIDROLIS DENGAN HCl TERHADAP KARAKTERISTIK PEKTIN KASAR
(Jumrotun Chasanah, Rohadi Rohadi, Bambang Kunarto, Ery Pratiwi)
DOI : 10.26623/jtphp.v14i2.2435
- Volume: 14,
Issue: 2,
Sitasi : 0 10-Aug-2019
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Jumrotun Chasanah, D.131.14.0065, Pengaruh Konsentrasi Etanol pada Proses Pengendapan Pektin Kasar Kulit Dan Dami Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) Pasca Hidrolisis dengan HCl Terhadap Karakteristik Pektin Kasar Pembimbing : Rohadi dan Bambang Kunarto.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi etanol pada proses pengendapan pektin kasar kulit dan dami nangka (Artocarpus heterophyllus L.) pasca hidrolisis dengan HCl terhadap karakteristik pektin kasar. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang pada bulan Desember2018Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor (konsentrasi etanol), 5 perlakuan konsentrasi etanol (50%, 60%, 70%, 80%, 90%) 4 kali ulangan. Variabel yang diamati antara lain yield, kadar air, kadar abu, berat ekuivalen, kadar metoksil dan kadar galakturonat. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan Apabila ada perbedaan antar perlakuan maka diuji lanjut dengan uji LSD pada taraf 5%. Konsentrasi etanol 90 % sesuai digunakan untuk proses pengendapan pasca hidrolisis dengan HCl dengan Yield 10,31 ± 0,133 %.Hasil Penelitian menunjukan bahwa karakteristik pektin kasar meliputi kadar air 2,02 ± 0,183%, kadar abu 3,00 ± 0,124 %, berat ekuivalen 1235,16 ± 40,05 kadar metoksil 9,17 ± 0,668 % dan kadar galakturonat 265,35 ± 4,266 %.
|
0 |
2019 |
PENGARUH DOSIS IRRADIASI GAMMA 60COBLAT TERHADAP STABILITAS ANTIOKSIDATIF EKSTRAK METANOLIK BIJI DUWET (Syzygium cumini Linn.)
(Khilda Noor Itsnaini, Rohadi Rohadi, Sugili Putra)
DOI : 10.26623/jtphp.v14i1.2499
- Volume: 14,
Issue: 1,
Sitasi : 0 05-Feb-2019
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Ekstrak metanolik biji duwet (Syzygium cumini Linn.) banyak mengandung senyawa antioksidan seperti jambosine, korilagin, kuersetin, asam galat, asam elagat, 1-galloylglucose, 3-galloylglucose, 3,6-hexahydroxy diphenoylglucose, 4,6hexahydroxy diphenoylglucose dan Ÿ-sitosterol. Proses irradiasi dengan gamma 60 Coblat dengan dosis (0 kGy-12,5 kGy) mampu meningkatkan senyawa fenolik dan tanin total pada ekstrak daun teh hijau. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh iradiasi gamma pada dosis 0 kGy, 2,5 kGy, 5 kGy, 7,5 kGy, 10 kGy, dan 12,5 kGy terhadap stabilitas antioksidatif ekstrak metanolik biji duwet (Syzygium cumini Linn.) Ekstrak metanolik biji duwet dipekatkan dengan Vaccum Evaporatorkemudian dikeringbekukan menggunakan Freeze Dryer kemudian di Irradiasi gamma dengan 60 Coblat pada dosis 0 kGy, 2,5 kGy, 5 kGy, 7,5 kGy, 10 kGy, dan 12,5 kGy dan dilakukan pengujian meliputi: uji kualitatif fenol, flavonoid, tanin, uji flavonoid, uji total fenolik, uji total tanin, uji penangkapan radikal bebas DPPH RSA-DPPH konsentrasi (25-400 ppm), dan uji reduksi ion ferri (FRAP) konsentrasi (25-400ppm). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (p<0,05) terhadap uji flavonoid, fenolik, tanin, RSA-DPPH, dan FRAP. Sifat antioksidatif terhadap total fenolik, flavonoid dan total tanin stabil pada dosis irradiasi gamma 7,5 kGy-12,5 kGy dan beragam dosis irradiasi gamma menyebabkan total fenolik tidak stabil, flavonoid mengalami peningkatan, tanin tidak stabil, FRAP menggalami penurunan dan meningkatkan nilai IC 50 ekstrak metanolik biji duwet.
|
0 |
2019 |
VARIASI LAMA MASERASI TERHADAP RENDEMEN, INDEKS BIAS, TOTAL FENOLIK DAN SITRONELAL OLEORESIN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix DC)
(Arini Suci Prastiwi, Rohadi Rohadi, Aldila Sagitaning Putri)
DOI : 10.26623/jtphp.v14i1.2491
- Volume: 14,
Issue: 1,
Sitasi : 0 28-Jan-2019
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Jeruk purut (Citrus hystrix DC) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dimanfaatkan pada bagian buah dan daunnya sebagai penyedap makanan. Bagian jeruk purut yang digunakan pada penelitian ini adalah daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi lama maserasi terhadap rendemen, indeks bias, total fenolik, dan senyawa sitronelal oleoresin daun jeruk purut. Sampel yang digunakan berupa daun jeruk purut segar yang diekstrak dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu lama maserasi (1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama maserasi berpengaruh nyata terhadap analisis rendemen, total fenolik dan sitronelal (p<0,05), namun tidak berpengaruh nyata terhadap analisis indeks bias (p>0,05). Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan ketiga (P3) lama maserasi selama 3 jam, mengahasilkan rendemen 2,91 ± 0,42; indeks bias 1,50 ± 0,00; total fenolik 0,20 ± 0,10 dan sitronelal 63,66%.
|
0 |
2019 |
KOMPARASI SIFAT ANTIOKSIDATIF SEDUHAN TEH HIJAU, TEH HITAM, TEH OOLONG DAN TEH PUTIH PRODUKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX
(Lusi Dwi Anggraini, Rohadi Rohadi, Aldila Sagitaning Putri)
DOI : 10.26623/jtphp.v13i2.2379
- Volume: 13,
Issue: 2,
Sitasi : 0 12-Jun-2018
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Teh merupakan minuman yang paling populer di masyarakat. Terdapat empat jenis teh : teh hijau, teh hitam, teh oolong, teh putih. Keempatnya dibedakan berdasarkan proses pengolahan. Keempat jenis teh tersebut mengandung polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Pemanfaatan bahan alam ini menjadi motivasi dilakukannya penelitian tentang sifat antioksidatif pada seduhan empat jenis teh yaitu teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih yang di produksi PT Perkebunan Nusantara XI.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi sifat antioksidatif seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX. Mengetahui aktivitas antioksidan terkuat dari seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang pada bulan Januari 2017. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu metode penyeduhan dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan pada teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih dengan metode penyeduhan pada suhu 60ËšC ± 2 ºC selama 10 menit. Variabel yang diamati antara lain analisis proksimat, total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan (RSA-DPPH). Data yang diperoleh dianalisis ragam dan apabila ada perbedaan antar perlakuan maka diuji lanjut dengan uji wilayah ganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.Hasil penelitian terhadap seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX dengan penyeduhan pada suhu 60 ºC ± 2 ºC selama 5 menit menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan sifat antioksidatif total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan. Kadar total fenolik tertinggi pada teh oolong (1,90 mgGAE/g), total flavonoid tertinggi pada teh hijau 0,1991 mgQE/g, dan aktivitas antioksidan tertinggi pada teh putih (89,63%). Dari keempat jenis teh tersebut teh yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah teh putih dengan aktivitas antioksidan 89,63%.
|
0 |
2018 |
TOTAL FENOLIK, FLAVONOID, ANTOSIANIN. DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN OLEORESIN FULI PALA (Myristica Fragrans Houtt) YANG DIEKSTRAK MENGGUNAKAN METODE SOLID LIQUID MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION
(Bambang Kunarto, Putri Arum Wijayanti, Ery Pratiwi, Rohadi Rohadi)
DOI : 10.26623/jtphp.v13i1.1845
- Volume: 14,
Issue: 1,
Sitasi : 0 14-Feb-2018
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu ekstraksi fuli pala (Myristica fragrans Houtt) dengan menggunakan metode Solid Liquid Microwave Assisted Extraction terhadap total fenolik, flavonoid, antosianin, dan aktivitas antioksidan fuli pala (Myristica frgrans Houtt). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat terutama pada industri pala mengenai pemanfaatan ekstraksi fuli pala menggunakan microwave. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor 6 perlakuan dan tiga kali ulangan, yaitu perlakuan (P0) tanpa perlakuan hanya maserasi, (P1) perlakuan ekstraksi selama 2 menit, (P2) perlakuan ekstraksi selama 4 menit, (P3) perlakuan ekstraksi selama 6 menit, (P4) perlakuan ekstraksi selama 8 menit, (P5) perlakuan ekstraksi selama 10 menit dan P0 sebagai kontrol. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam, lalu apabila terdapat perbedaan akibat perlakuan dilanjutkan dengan menggunakan uji jarak berganda atau biasa disebut Duncan s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi oleoresin fuli pala (Myristica fragrans Houtt) berpengaruh terhadap total fenolik, flavonoid, antosianin, dan aktiviitas antioksidan.
|
0 |
2018 |
RASIO n-HEKSANA-ETANOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA OLEORESIN AMPAS JAHE (Zingiber majus Rumph) VARIETAS EMPRIT
(Dwi Hastuti, Rohadi Rohadi, Aldila Sagitaning Putri)
DOI : 10.26623/jtphp.v13i1.2374
- Volume: 13,
Issue: 1,
Sitasi : 0 07-Jan-2018
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Ampas jahe merupakan limbah industri jamu, minuman kesehatan ataupun jahe instan.Ampas jahe masih mengandung minyak yang dapat di ekstrak untuk mendapatkan oleoresin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio n-heksan-etanol terbaik terhadap rendemen dan karakteristik fisik dan kimia oleoresin ampas jahe (Zingiber majus Rumph) varietas emprit. Ampas jahe di ekstrak dengan cara maserasi menggunakan rasio pelarut n-heksan:etanol. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu rasio n-heksan-etanol. Perlakuan dalam penelitian berpengaruh nyata terhadap karakteristik oleoresin jahe emprit. Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan kedua (P2) maserasi dengan pelarut etanol, menghasilkan rendemen 1,86 ± 0,22, total fenolik 0,433 ± 0,00 g-GAE/100 g- Ekstrak, indeks bias 1,5345 ± 0,0007, dan aktivitas antioksidan 90,57 ± 0,58%.
|
0 |
2018 |
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) JENIS TEH PUTIH PADA DESICCATED COCONUT UNTUK PENGHAMBATAN KERUSAKAAN OKSIDATIF
(Maria Adinda Suciningtyas, Rohadi Rohadi, Elly Yuniarti Sani)
DOI : 10.26623/jtphp.v12i2.1803
- Volume: 12,
Issue: 2,
Sitasi : 0 27-Sep-2017
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Desiccated coconut (DC) atau kelapa parut kering banyak mengandung lemak, sehingga mudah rusak oksidatif dan menyebabkan tengik (rancidity). Untuk mencegah kerusakan tersebut maka diperlukan penambahan antioksidan alami yang fungsinya selain untuk memperpanjang daya simpan. Salah satu antioksidan alami yang potensial yaitu ekstrak teh putih.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan ekstrak teh (C. sinensis Linn.) jenis teh putih pada DC terhadap penghambatan kerusakan oksidatif. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor yaitu variasi konsentrasi ekstrak teh putih (ETP) sebanyak 6 perlakuan, yaitu: P1 (500 ppm); P2 (750 ppm); P3 (1000 ppm); P4 (1250 ppm); P5 (1500 ppm), dengan 3 kali pengulangan. Data dianalisis dengan ANOVA dan diuji menggunakan Duncan Multiple Range Test pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak teh (C.sinensis Linn.) jenis teh putih menghambat kerusakan oksidatif pada DC selama penyimpanan. Penambahan ekstrak teh sebanyak 1.500 ppm cukup potensial untuk penghambatan kerusakan oksidatif pada DC selama masa simpan.
|
0 |
2017 |
Pengaruh Rasio Pelarut N-Heksana dan Etanol Terhadap Rendemen, Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Jahe (Zingiber Majus Rumph) Varietas Emprit yang Dihasilkan
(Tunjung Wulandari, Rohadi Rohadi, Aldila Sagitaning Putri, Devy Angga Gunantar)
DOI : 10.26623/jtphp.v12i2.1800
- Volume: 12,
Issue: 2,
Sitasi : 0 23-Sep-2017
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
Jahe salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan obat tradisional. Rimpang jahe emprit (Z. majus Rumph) mengandung oleoresin dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio pelarut n-heksan-etanol terhadap hasil dan karakteristik minyak atsiri jahe emprit segar. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu rasio pelarut n-heksan-etanol. Perlakuan tersebut adalah, P1 (n-heksan : etanol 1 : 0) ; P2 (n-heksan : etanol 2:1); P3 (n-heksan : etanol 1:1); P4 (n-heksana : etanol 1:2); dan P5 (n-heksan :etanol 0 :l). Perlakuan berpengaruh nyata terhadap hasil dan karakteristik minyak atsiri jahe emprit (p<0,05). Perlakuan P1 dihasilkan rendemen terbesar, yakni 1,3 ±0,51 %, namun untuk kualitas oleoresin terbaik dihasilkan perlakuan P3, dengan karaketristik oleoresin indeksbias sebesar 1,488, total fenolik sebesar 0,43% dan aktivitas antioksidan 90,57 ± 0,58 %.
|
0 |
2017 |