This research discusses the application of musyarakah contracts as a sharia financing solution for Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in the midst of digital economic development. MSMEs have a crucial role in sustaining the Indonesian economy, but still experience difficulties in accessing fair and sustainable financing. The musyarakah agreement, with its partnership and profit-sharing principles, is considered to be in line with the character of MSMEs that prioritize cooperation and justice. Through a qualitative approach based on a literature study, this research explores the potential, regulatory challenges, and strategies to strengthen the implementation of digital musyarakah. The results of the analysis show that digitalization offers great opportunities in promoting Islamic financial inclusion, but is still constrained by low digital literacy, limited infrastructure, and weak supervision of sharia principles. Therefore, a strategy is needed that includes improving education, developing Islamic financial technology, and collaboration between regulators, financial service providers, and MSME players. This study concludes that the successful implementation of digital musyarakah requires an integrated approach so that MSMEs are able to access Islamic financing independently, fairly and sustainably.

Melihat perkembangan komunikasi dan teknologi yang semakin maju menjadi tantangan yang berat bagi dakwah, umumnya para da’i ini perlu memahami Hakikat dan filosofi inovasi dalam melakukan langkah-langkah dakwah. Secara kondisi ini di sisi lain menjadi suatu peluang juga bagi para da’i berdakwah dengan pendekatan kewirausahaan melalui lembaga dakwah atau semacamnya. Secara masa era Dirupsi ini lah pantasnya kita mengembangkan diri, secara Indonesia merupakan nega yang amat padat penduduk dan memilki keanekaragaan suku, ras, budaya dan bahasa. Kebutuhan kohesi sosial ini menjadi tanggung jawab untuk kita merefleksikan diri sebagai seorang da’i untuk menerapkan nilai-nilai yang rahmataan lil alamien. Penelitian ini menitik beratkan pada bagaimana Hakikat dan inovasi dalam kewirausahaan Lembaga atau individu dakwah di era Dirupsi. Terkait era dirupsi, pendekatan dakwah akan memerlukan perubahan dan penyusuaian, baik dari segi bentuk, media, isi (peran) maupun paradigma yang mendasarinya. Penulis menawarkan beberapa strategi yang menyimpulkan penguatan kekuluargaan, menumbuhkan kesamaan presepsi antar kelompok masyarakat dengan memperkuat nilai-nilai universal dan mengembangkan sistem informasi yang mampu menjangkau secara luas dan menumbuhkan komunikasi yang efektif dan humoris.

Periode Tabi’ut Tabi’in, sebagai generasi ketiga dalam sejarah Islam, memainkan peran krusial dalam pengembangan pemikiran dan dakwah Islam. Meskipun tidak bertemu langsung dengan Sahabat Nabi Muhammad SAW, mereka berhasil meneruskan dan memperkaya ajaran Islam melalui kontribusi signifikan dalam bidang fiqh, teologi, dan filsafat. Dalam konteks sosial-politik yang kompleks, terutama di bawah Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, dakwah tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga mencakup pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika komunikasi dakwah selama periode ini dan relevansinya dalam konteks kontemporer, serta menegaskan fondasi pemikiran Islam yang dibangun oleh generasi Tabi’ut Tabi’in. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengungkapkan pentingnya memahami warisan intelektual mereka sebagai pedoman bagi umat Islam di era modern.

The aim of this study to understand efforts in combating crimes involving the use of sharp weapons and the inhibiting factors influencing underage individuals in misusing sharp weapons. The method used was a normative juridical approach and an empirical juridical approach with a qualitative research type. Primary and secondary data sources were used. The research results show that the police in preventing and dealing with crimes involving sharp weapon abuse committed by children use a pre-emptive approach, the police focus on identifying potential risks that could cause children to be involved in the misuse of sharp weapons. The preventive approach involves outreach and education activities in the community to increase public awareness about the negative impacts of sharp weapon abuse by children. This study is only related to tackling sharp weapon crimes committed by children. This research contributes by identifying and analyzing various risk factors that contribute to underage individuals engaging in the misuse of sharp weapons, aiding in the development of preventive strategies.

<p><em>Model pembelajaran di era merdeka belajar yang ditawarkan adalah Project Based Learning (PjBL) yang menitikberatkan pada proyek dan melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran lintas minat perlu diwaspadai apalagi ditambah banyaknya beban tugas (courseload) yang diberikan</em></p><p><em>siswa sehingga merasa jenuh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh PjBL pada Mata Pelajaran Fisika Jurusan IPS terhadap Kejenuhan Belajar (Learning Plateau) siswa SMA di Era Merdeka Belajar. Desain penelitian adalah penelitian eksperimen Posttest Only Design dengan variabel bebas PjBL, variabel terikatnya Learning Plateau.. Populasinya sebanyak 4 kelas XI IPS dengan jumlah 124 siswa. Sampelnya secara cluster random sampling, berjumlah 62 siswa. Instrumen yang digunakan adalah skala Kejenuhan Belajar. Hasil Uji Hipotesis diperoleh t = 1,956 (p &lt; 0,05). Temuan ini menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan Learning Plateau antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Memiliki koefisien determinasi 0,0599, artinya pengaruh Model PjBL terhadap Learning Plateau sebesar 5,99% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Learning Plateau Kelompok Eksperimen lebih rendah (Mean = 103,69) daripada Learning Plateau kelompok kontrol (Mean = 111,53). Hal ini menunjukkan hipotesis penelitian yang menyatakan Learning Plateau kelompok eksperimen lebih rendah daripada kelompok kontrol terbukti/diterima. Uji Mann Whitney U Test, Z = 2,899 (p&lt;0,05). Temuan ini menunjukkan ada perbedaan signifikan prestasi belajar Fisika antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Nilai Fisika kelompok eksperimen (Mean = 73,13) lebih tinggi dari kelompok kontrol (Mean = 61,33). Artinya pembelajaran Model PjBL berpengaruh terhadap prestasi belajar Fisika siswa.</em></p><p><strong><em>Kata Kunci: Learning Plateau (Kejenuhan Belajar), Model Project Based Learning (PjBL)</em></strong></p>