(Lucas Sanjaya, Mu’izzaddin Wa’addulloh, Ramli Sangadji)
- Volume: 3,
Issue: 2,
Sitasi : 0
Abstrak:
Kapal Penunpang KM. Dharma Rucitra 9 milik PT. Dharma Lautan Utama (DLU) di wilayah Semarang mengoperasikan layanan penyeberangan Semarang-Kumai, sedangkan KM. Dharma Kartika 2 melayani layanan penyeberangan Surabaya-Banjarmasin yang disediakan pemerintah untuk masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa skema dalam pengangkutan bahan baku antara Ship to Ship, Truck to Ship dan Onshore to Ship Pengadaan bahan baku akan dilakukan melalui skema ship to ship dan Truck to ship di wilayah penumpang, sehingga apabila terjadi kecelakaan akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, baik dari segi material maupun manusia.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemilihan metode bunker terhadap perhitungan ROB (Quantity Remaining On Board), biaya tumpahan minyak Penelitian ini juga bertujuan menganalisis faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap tumpahan minyak ketika saat melakukan proses bunker. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan perhitungan-perhitungan ROB Soundingan – Trim = Hasil sounding, selanjutnya adalah perhitungan untuk menentukan jumlah permintaan minyak untuk bunker. Kapasitas tangki – ROB (Sisa bahan bakar), untuk analisis biaya kasus tumpahan minyak penulis menggunakan rumus dari (W.wirtz,) yaitu sesuai Persamaan Ln (TC) = 0,4667 x (t) + 13,894.
Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti bisa menyimpulkan untuk kedua metode bunker sendiri tidak ada kebocoran pada saat proses bunker sehingga aman untuk pemilihan metode bunker tersebut, tetapi untuk analisis pemilihan metode bunker dapat diambil kesimpulan dari segi keamanan, teknis dan biaya metode bunker dengan menggunakan truk to ship lebih efisien, mendapat 80%, segi keselamatan truck to sehip mendapat 60% segi biaya truk to ship mendapat 60%, berdasarkan analisis perhitungan sisa bahan bakar yang telah peneliti analisis tidak ada over muatan atau kelebihan muatan yang segnifikan, Proses identifikasi risiko tumpahan minyak merupakan risiko ringan atau rendah, namun tetap harus diperhatikan dan dikendalikan untuk mengatasinya apabila terjadi risiko besar, dampak dari tumpahan ini berdampak selama 3 bulan maka kerugian yang di alami nelayan sebesar Rp. 1.240.729,- × 36 = Rp.44.666.244,- perhitungan ini hanya untuk satu nelayan sedangkan untuk penduduk pesisir pelabuhan Tanjung perak surabaya 75% berprofesi sebagai nelayan tentu saja ini menjadi kerugian yang besar bagi nelayan.