- Volume: 1,
Issue: 4,
Sitasi : 0
Abstrak:
Penelitian ini mengkaji hubungan antara Nabi Ibrahim dan ayahnya, Aazar, dalam konteks Al-Qur'an, dengan fokus pada tema iman dan keluarga. Metode yang digunakan adalah pendekatan tafsir tematik, yang memungkinkan peneliti untuk menggali makna mendalam dari interaksi keduanya. Aazar, yang digambarkan sebagai penyembah berhala, menolak seruan Nabi Ibrahim untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, menciptakan konflik antara nilai iman dan tradisi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang tantangan yang dihadapi individu dalam menyampaikan kebenaran kepada anggota keluarga, serta strategi dakwah yang dapat diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Nabi Ibrahim menghadapi penolakan, beliau tetap berusaha mendakwahi ayahnya dengan kasih sayang dan kesabaran. Kisah ini mengajarkan pentingnya dialog yang lembut dalam mendekati perbedaan keyakinan serta menekankan bahwa ketaatan kepada Allah harus menjadi prioritas utama, bahkan dalam situasi yang sulit. Penelitian ini juga mengungkapkan hikmah dari sikap Nabi Ibrahim yang tetap tegar meskipun harus melepaskan hubungan dengan ayahnya demi iman. Temuan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pendidikan nilai-nilai akidah dan strategi dakwah yang efektif di kalangan generasi muda. Dengan demikian, kisah Nabi Ibrahim dan Aazar tetap relevan sebagai sumber inspirasi dalam menghadapi tantangan keimanan di era modern.