Perusahaan merupakan suatu organisasi ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk memperoleh laba dan menciptakan nilai tambah bagi pemilik, karyawan, dan masyarakat. Mengingat persaingan pasar yang semakin ketat, perusahaan harus mampu mengelola operasional dan keuangannya secara efisien agar dapat bertahan dan berkembang. Salah satu aspek penting dalam manajemen bisnis adalah menganalisis hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba. Analisa tersebut dapat dilakukan dengan menghitung contribution margin, break even point (BEP), dan margin of safety (MoS). Ketiga indikator tersebut membantu perusahaan dalam menentukan titik impas, batas aman penurunan penjualan, dan potensi laba, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis. Penelitian yang dilakukan di PT Agrindo Cahaya Mandiri menunjukkan hasil yang positif pada periode Januari hingga Maret. Rasio contribution margin meningkat, nilai break even point menurun, dan margin of safety meningkat setiap bulannya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi keuangan yang stabil, terlindungi dari risiko penurunan penjualan, dan berpotensi meningkatkan profitabilitasnya di masa mendatang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan kerja, motivasi kerja, dan disiplin kerja terhadap kinerja staf produksi PT. Aroma Krim Kopi Indonesia. Tujuan karyawan di PT. Departemen produksi Arom Kopikrim Indonesia selama lima tahun sebelumnya menjadi isu dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pekerja di bawah standar. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam pendekatan penelitian ini. Populasi penelitian berjumlah 90 orang dan jumlah sampel adalah 47 orang. Metode yang digunakan adalah purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan kriteria atau faktor yang telah ditentukan. Regresi linier berganda digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini, sedangkan kuesioner digunakan untuk pengumpulan data. SPSS 25 digunakan untuk mengolah data termasuk validitasnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh variabel motivasi kerja; semakin termotivasi seorang karyawan maka kinerjanya akan semakin baik. Salah satu cara untuk memastikan bahwa persyaratan karyawan terpenuhi adalah dengan menawarkan kompensasi, bonus, dan tunjangan yang sesuai, serta kesempatan untuk pelatihan dan pengembangan untuk membantu karyawan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka. Kinerja pegawai dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh variabel disiplin kerja; semakin disiplin seorang pegawai maka kinerjanya akan semakin baik. Selain itu, lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan; semakin baik lingkungan kerja maka semakin baik pula kinerja karyawannya

Sundanese culture is one of Indonesia's rich and unique cultures. Sundanese culture is known as a culture that upholds high manners. Sundanese has very diverse arts, for example pupuh, pupuh can be categorized as one of the Sundanese arts. Pupuh is an inseparable part of Sundanese tradition and culture, so preserving it means preserving cultural heritage. Pupuh is also a traditional poetic work in Sundanese literature that has characteristics that have certain rules such as the number of syllables (guru wilangan), the final sound of the word (guru lagu), and the number of lines (pada lisan) in each stanza. In addition, pupuh also has its own character or characteristics that distinguish it from one another. However, pupuh is not just written poetry. Pupuh is also often combined with music and dance. So that it becomes a complete art performance. Pupuh production involves creativity in word choice, rhyme and rhythm to convey a message. The themes raised in pupuh are very diverse, ranging from love, affection, life, daily life, to advice and moral teachings. Through pupuh, we can understand more about the history, customs and noble values of the Sundanese people.Pupuh kinanti and pupuh balakbak are pupuh in Sundanese literature. Pupuh kinanti is a pupuh known for its expression of affection. The characteristic of pupuh kinanti lies in its guru wilangan and guru lagunya. While pupuh balakbak is a pupuh that is more inclined to the theme of humor, satire, and even social criticism. The language used is more relaxed and straightforward, has a different guru song and guru wilangan from kinanti. The basic difference between pupuh kinanti and balakbak lies in the theme, atmosphere, and social function. Pupuh kinanti is more introspective and explores inner feelings while pupuh balakbak is more extroverted and functions as a means of entertainment.Besides being a form of self-expression, pupuh also has social functions such as education, entertainment, and cultural preservation. Pupuh has developed over time, both in terms of form and content. Pupuh is not only present in literary works, but also in the daily life of the Sundanese community, for example in folk songs or rhymes.