The phenomenon of climate change has a very pronounced impact on Semarang City, especially in Tambakrejo Village with increased risk of disasters such as flooding and tidal floods. Various efforts in reducing the risk of climate change have been carried out through the Climate Village Program (ProKlim) with the aim of increasing community participation in waste management. Currently, inorganic waste management has been carried out by the Berkah Jaya Waste Bank but it is not optimal, while for organic waste management it still does not exist. The purpose of the service activity is to make household waste management more organized so that it supports the Climate Village Program. Activity methods through counseling, training, technical guidance, field practice, equipment facilitation and program development. The results of activities in the form of increasing partners' understanding and skills in waste management with several activities including socialization of household-based waste management, increasing community capacity in processing organic waste, facilitating facilities and infrastructure for organizing waste processing sites and developing waste bank savings programs. Another result is an increase in sales of inorganic waste from the Berkah Jaya Waste Bank, where from waste management it can buy waste from residents amounting to Rp.2,749,350, - with sales of Rp.3,376,200, - during February - June. The conclusion of this activity is that there is an increase in organic and inorganic waste management in target partners.

Pada tahun 2021 Kabupaten Kendal memiliki total produksi kopi sebesar 1.806,3 ton, terbesar ke 4 di Jawa Tengah, dimana penghasilnya adalah Kecamatan Limbangan dan Kecamatan Boja di lereng Gunung Ungaran. Hasil interview awal dengan Kelompok Tani Kopi Berkah Wana Desa menggambarkan bahwa hasil panen dijual dalam bentuk 4 jenis dengan harga yang belum optimal karena masih rendahnya daya saing produk kopi yang dihasilkan karena tidak memiliki kekhasan cita rasa. Kegiatan pengabdian ini dilakukan sebagai rintisan untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut dengan pengembangan potensi indikasi geografis Kopi Gunung Ungaran. Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan potensi indikasi geografis kopi, diantaranya penyuluhan terkait potensi indikasi geografis dan mutu kopi, uji cita rasa kopi dan penyusunan basis data kopi. Hasil uji cita rasa kopi menunjukan bahwa kopi Robusta dan Arabika memiliki skor cita rasa sebesar 80.50 yang masuk dalam kategori excellent dengan ciri khas seperti gula merah, beraroma mirip santan. Berdasarkan hasil pemetaan partisipatif yang dikombinasikan dengan survey lapangan dapat teridentifikasi 75 lahan kopi yang dilengkapi dengan data atribut, dimana sebanyak 74 lahan membudidayakan jenis Robusta dan 1 lahan jenis Arabika. Berdasarkan hasil yang telah dicapai berupa database dan cita rasa kopi dapat digunakan sebagai dokumen pendukung usulan indikasi geografis.