Inflation targeting Framework (ITF) pertama kali diterapkan di Indonesia pada 1 Juli tahun 2005 sebagai respons terhadap tantangan ekonomi domestik dan internasional. Kebijakan ini bertujuan untuk mencapai stabilitas inflasi melalui penerapan sasaran inflasi yang realistis, sehingga memperkuat kemampuan Bank Indonesia dalam melaksanakan kebijakan moneter. Kata kunci inflation targeting memiliki hubungan yang kuat dengan monetary policy karena konsep inflation targeting merupakan salah satu strategi utama yang diterapkan dalam kebijakan moneter modern. Strategi ini melibatkan penetapan target inflasi tertentu oleh bank sentral untuk menjaga stabilitas harga, yang merupakan salah satu tujuan utama kebijakan moneter. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif- kualitatif dengan analisis data sekunder dari berbagai sumber terpercaya, antara lain Bank Indonesia, BPS, dan IMF. Data yang sudah terkumpul kemudian diproses di VOSviewer untuk menghasilkan peta visual. Analisis dilakukan pada beberapa aspek utama, seperti kolaborasi antar peneliti (co-authorship), referensi yang sering dikutip bersama (co-citation), dan analisis kata kunci untuk melihat fokus utama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ITF telah berhasil menganalisis inflasi di Indonesia, dengan inflasi saat ini masih sering berada dalam kisaran sasarannya sejak tahun 2009. Namun demikian, masih ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan, seperti krisis global dan dampak fluktuasi harga komoditas. Visualisasi bibliometrik menunjukkan bahwa penelitian tentang ITF di Indonesia masih relatif mendekati penelitian di negara lain. Implementasi ITF yang konsisten diyakini dapat meningkatkan stabilitas ekonomi nasional dan penanganan krisis.

<span lang="EN">The research analyzed the effect</span><span lang="EN"> of earnings per share, price earnings ratio, and dividend per share on the share prices of manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange 2018-2021. The hypothesis of this study is earning per share, price earnings ratio, and dividend per share positive effect on the share prices of manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange in 2018-2021.  The number of samples in this study was 60 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2021 using the sampling technique of purposive sampling. The data collection method used documentation, and the data analysis used the SPSS which included classic assumption test, multiple linear regression analysis, and hypothesis testing using t-test, F and R test^2..  The results of the study show as follows: the independent variable of earning per share has a positive effect on the share prices; the price earnings ratio has a positive effect on the share prices; and the dividend per share does not have an effect on the share prices. Based on the values of the coefficient of determination, the test results show an Adjusted R square value of 0.266. It means that a change in the share price variable of 26.6% can be explained using the three independent variables (Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), and Dividend Per Share (DPS). Then, the remaining 73.4% is explained by the other variables out of the independent variables such as net interest margin, net profit margin, and debt to asset ratio.</span>

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat likuiditas pada PT. X peroleh untuk menjaga operasional pada perusahaan tersebut. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah data laporan keuangan PT. X yang sudah go public dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2021. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif, yaitu menganalisis laporan keuangan tahun 2018, 2019, 2020, dan 2021 dengan menggunakan analisis rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio. Hasil penelitian menunjukkan besarnya rasio likuiditas belum memenuhi standar yang ditetapkan. Namun, secara keseluruhan kondisi keuangan perusahan dilihat dari likuiditasnya sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari rasio lancar perusahaan untuk tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 masing-masing sebesar 116%, 119%, 166% dan 148%.Kata Kunci: Likuiditas; Rasio Lancar; Rasio Cepat; Rasio Kas

<p><em>This research aims to find out the influence of Firm Size, Debt Equity Ratio (DER), and Current Ratio (CR) on Return on Assets (ROA) on hotel, restaurant and tourism companies listed on Indonesia Stock Exchange (IDX). Research on profitability in companies engaged in the tourism sector is necessary because currently, the sector has a high opportunity to move the community's economy. This research will reveal variations in the role of company size, solvability, and liquidity to profitability in the tourism sector. The sample used in this study amounted to 10 of the 48 Hotel, Restaurant, and Tourism sub-sector companies listed on the IDX in the period 2018-2020. The selection of such samples using purposive sampling techniques, in which researchers set specific provisions tailored to the purpose of the study. The data analysis techniques used are multiple linear regression, classical assumption test, t-test, F test and coefficient of determination. Based on simultaneous tests, it was found that the variables Firm Size, Debt Equity Ratio (DER), and Current Ratio (CR) significantly affect the return on asset (ROA) in hotel, restaurant and tourism sub-sectors listed on the IDX.</em></p><p>  </p><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) terhadap Return on Assets (ROA) pada perusahaan hotel, restoran dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian tentang profitabilitas pada perusahaan yang bergerak disektor pariwisata sangat perlu dilakukan. Sektor ini memiliki peluang tinggi dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Penelitian ini akan mengungkap variasi peran ukuran perusahaan, sovabilitas, dan likuiditas terhadap profitabilitas dalam sector pariwisata. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 dari 48 perusahaan subsektor Hotel, Restoran, dan Pariwisata yang terdaftar di BEI periode 2018-2020. Pemilihan sampel tersebut menggunakan teknik purposive sampling, dimana peneliti menetapkan ketentuan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji t, uji F dan koefisien determinasi. Berdasarkan pengujian simultan ditemukan bahwa variabel Firm Size, Debt Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap return on asset (ROA) pada subsektor hotel, restoran dan pariwisata yang terdaftar di BEI.</p>

ABSTRACT  This study aims to determine the effect of DAU on Economic Growth with Capital Expenditure as a mediating variable related to the effect of DAU on Economic Growth. The research population is the Regency/City in Central Java. The research data were collected using the documentation method available at the Central Statistics Agency. The Sampling Technique uses the Saturated Sampling Technique, which means that the entire population is taken as a sample, as many as 35 districts/cities. Data analysis uses path analysis which includes the 1st path regression equation and 2nd path regression equation. Hypothesis testing using t test. The results of hypothesis testing show that: 1) DAU has an effect on Capital Expenditures; 2) DAU has no effect on Economic Growth; and 3) Capital Expenditure has no effect on Economic Growth; and 4) Capital Expenditure is not a mediating variable related to the effect of DAU on Economic Growth.  Keywords:           DAU, Capital Expenditure, Economic Growth, Mediation Variables, Path Analysis