Penyuluhan Kesehatan Pada Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
(Diana Dayaningsih, Yuni Astuti, Siswanto Siswanto, Galuh Oktaviani, Nadya Tri Yuwinda, Niken Dwi Rahayu, Heru Khoeruddin)
DOI : 10.61132/aspirasi.v1i3.722
- Volume: 1,
Issue: 3,
Sitasi : 0 31-May-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.06-Aug-2025
Abstrak:
Adolescence is a period of human development. Reproductive health in Indonesia which is prioritized only includes four components/programs, namely: maternal and newborn health, family planning, adolescent reproductive health, as well as prevention and control of sexually transmitted diseases (STDs) including HIV/AIDS. The community service that we will carry out refers to the adolescent reproductive health program. Adolescent Reproductive Health is a healthy condition that concerns the reproductive systems, functions and processes of adolescents. The definition of health here does not merely mean being free from disease or free from disability but also being mentally and socially and culturally healthy. Adolescents need to know about reproductive health in order to have correct information about the reproductive process and the various factors that surround it. With the correct information, it is hoped that teenagers will have responsible attitudes and behavior regarding the reproductive process. Adolescent reproductive health problems apart from having a physical impact, can also affect mental and emotional health, economic conditions and social welfare in the long term. Long-term impacts not only affect the teenagers themselves, but also their families, communities and the nation in the end.
|
0 |
2023 |
PENYULUHAN TENTANG JENIS KECELAKAAN PADA ANAK DAN CARA PENCEGAHANNYA
(Erni Suprapti, Diana Dayaningsih, Adinda Putri Azzahra, Agung Widodo W, Mutiara Sukma, Salbila, Ajeng Andina)
DOI : 10.55606/pkmsisthana.v4i1.57
- Volume: 4,
Issue: 1,
Sitasi : 0 04-Jun-2022
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.19-Aug-2025
Abstrak:
Toddler ialah anak yang berusia 12 – 36 bulan atau 1 – 3 tahun. Toddler berisiko tinggi mengalami kecelakaan yang dapat mengakibatkan kondisi yang fatal yaitu kematian. Penyebab cedera yang sering terjadi yaitu jatuh, kecelakaan sepeda motor, tranportasi darat, terluka karena benda tumpul/tajam, kejatuhan, terbakar dan gigitan hewan. Factor lingkungan yang tidak aman merupakan factor yang paling berperan dalam kejadian cedera pada anak-anak dan disusul oleh factor pengawasan orang tua yang masih rendah serta pengetahuan orang tua tentang pemahaman jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi pada toddler serta pentingnya pencegahan terhadap bahaya yang dapat terjadi pada toddler. Banyak orang tua yang bersikap terlalu membiarkan anaknya yang akan berdampak pada keamanan dan keselamatan hidup anak tersebut. Orang tua perlu memiliki pengetahuan tentang pencegahan terhadap bahaya kecelakaan pada anak sehingga orang tua akan bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah RW 01 Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang, diketahui banyak anak toddler yang mengalami kecelakaan seperti tertusuk jarum, jatuh, tersedak dan mengalami luka bakar. Dari 5 orang ibu yang memiliki anak usia toddler mengatakan bahwa anaknya pernah mengalami kecelakaan seperti terjatuh, tersedak , terpeleset , tertusuk jarum, terbakar. Saat ditanya apakah ibu mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk mencegah kecelakaan yang terjadi pada anaknnya, semua ibu mengatakan tidak mengetahui dan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang pencegahan kecelakaan tersebut. Berdasarkan permasalahan serta peluang tersebut, TIM pengabmas Akper Kesdam IV/Diponegoro ingin melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang Jenis kecelakaan pada anak usia toddler dan pencegahannya. Tujuan kegiatan ini agar ibu-ibu yang mempunyai anak usia toddler dapat memahami tentang jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi pada anak dan cara pencegahannya. Edukasi yang diberikan melalui penyuluhan dengan memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan dan pencegahannya pada anak usia toddler. Koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak terkait sehingga pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan lancar. Dikarenakan masa pandemic covid-19, dimana tidak diperbolehkan untuk berkumpul dengan jumlah orang yang banyak, maka penyuluhan diberikan lewat zoom meeting. Hasil dari penyuluhan ini ibu-ibu merasa puas dan senang mendapatkan pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan dan pencegahannya pada anak usia toddler dan semuanya akan mempraktekkan ilmu pengetahuan yang sudah diberikan.
|
0 |
2022 |
PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEPUTIHAN DI SMP KRISTEN GERGAJI SEMARANG
(Diana Dayaningsih, Septediningrum W.I)
DOI : 10.55606/sisthana.v7i1.12
- Volume: 7,
Issue: 1,
Sitasi : 0 12-Feb-2022
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.19-Aug-2025
Abstrak:
Latar belakang: Remaja perempuan mengalami serangkaian perubahan biologis, baik dari anatomis maupun fungsional. Salah satu perubahan biologis pada remaja perempuan adalah pada organ reproduksi yang dipengaruhi oleh perubahan hormon. Keputihan dapat bersifat normal dan tidak normal. Keputihan tidak normal perlu diwaspadai karena merupakan gejala suatu penyakit reproduksi. Keputihan sering dianggap sebagai hal yang umum dan sepele bagi wanita apalagi remaja. Penyebab keputihan berkaitan dengan cara kita merawat organ reproduksi. Pengetahuan mengenai keputihan sangat diperlukan untuk menentukan sikap yang akan dilakukan. Pendidikan kesehatan perlu diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan dapat mengubah sikap. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan dan sikap siswi sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian operasional dengan rancangan penelitiannya adalah one-group pratest-posttest design. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas sebagai instrumen penelitian. Sampel penelitian ini meliputi 120 siswi di SMP Kristen Gergaji Semarang dengan menggunakan cluster sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Analisa data yang digunakan adalah analisa bivariat Wilcoxon Match Pair Test. Hasil Penelitian: menunjukkan peningkatan jumlah responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan sebesar 67,5% dengan p value 0,000, dan terdapat peningkatan jumlah responden yang memiliki sikap baik sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan yaitu sebanyak 40,83 % dengan p value 0,000. Hal ini menunjukkan pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap.
|
0 |
2022 |
APPLICATION OF HARDWARE CAPITAL THERAPY TO IMPROVE THE QUALITY OF LIFE WITH HYPERTENSION IN THE AREA OF PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG
(Ns. Diana Dayaningsih, Siswanto Siswanto)
DOI : 10.55606/ijhs.v1i3.32
- Volume: 1,
Issue: 3,
Sitasi : 0 02-Nov-2021
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.19-Aug-2025
Abstrak:
Hypertension is a condition in which a person experiences an increase in blood pressure above normal which is prone to occur in the elderly, thereby reducing the quality of life of the elderly. Gardening therapy is one of the modalities of therapy that aims to improve the quality of life. This case study aims to describe the application of gardening modality therapy to improve the quality of life of the elderly with hypertension. This case study method uses a descriptive method involving 2 subjects with cooperative elderly criteria, the elderly aged > 60 years and having a history of hypertension (systolic blood pressure 140 mmHg and diastolic blood pressure > 90mmHg). The results of this case study indicate an improvement in the quality of life of the elderly. between before and after gardening therapy was carried out for 2 weeks. Subject I experienced an increase in quality of life from sufficient, namely 85 to good, namely 98. Meanwhile, subject II increased quality of life from sufficient, namely 86 to good, namely 105. The conclusion of this case study is that gardening therapy is effective in improving the quality of life of the elderly with hypertension in both subjects. Gardening therapy is highly recommended as a nursing intervention in hypertension management in the elderly with hypertension
|
0 |
2021 |
APPLICATION OF THERAPY BRISK WALKING EXERCISE ELDERLY BLOOD PRESSURE WITH HYPERTENSION IN THE PUSKESMAS AMBARAWA
(Samsuri Samsuri, Ns. Diana Dayaningsih)
DOI : 10.55606/ijhs.v1i3.34
- Volume: 1,
Issue: 3,
Sitasi : 0 02-Nov-2021
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.19-Aug-2025
Abstrak:
The elderly are the largest contributor to hypertension worldwide. Hypertension or an increased blood pressure > 140/90 mmHg. Brisk Walking Exercise therapy is a non-pharmacological therapy to control blood pressure. This case study aims to describe the application of Brisk Walking Exercise to reduce blood pressure in the elderly with hypertension. This research method uses a descriptive method involving 2 respondents with the criteria of elderly aged >6O years.category 1 hypertension.the results of this case study show a decrease in blood pressure between before and after brisk walking exercise therapy. Subject I experienced an average decrease of 3.71 mmHg in systolic and diastolic an average decrease of 1.71 mmHg.subject II experienced an average decrease of 4.41 mmHg in systolic blood pressure while in diastolic blood pressure there was an average decrease of 1.71 mmHg. Subject II experienced an average decrease of 4.14 mmHg in systolic and diastolic an average decrease of 3.14 mmHg.the conclusion of this case study is that brisk walking exercise therapy is effective in reducing blood pressure in both subjects.brisk walking exercise therapy is recommended as a nursing intervention in hypertension management in the elderly with hypertension.
|
0 |
2021 |
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KOTA SEMARANG
(Diana Dayaningsih, Yuni Astuti, Nadya Tri Yuwinda, Niken Dwi Rahayu)
DOI : 10.55606/sisthana.v6i2.76
- Volume: 6,
Issue: 2,
Sitasi : 0 01-Sep-2021
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.19-Aug-2025
Abstrak:
Aging or the process of getting old is a process of disappearing or decreasing health functions in meeting the needs of life. Aging is characterized by sagging skin, gray hair, poor hearing, and worsening vision.1 The WHO classification of elderly (elderly) includes middle age (45-59 years), elderly (60-59 years). 74 years), old (75 – 90 years), very old (above 90 years).2
|
0 |
2021 |
PENYULUHAN BERMAIN TERAPEUTIK PADA ANAK DI RUMAH PADA MASA PANDEMI COVID – 19 DI WILAYAH RT 07 RW III KELURAHAN NGIJO KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG
(Erni Suprapti, Diana Dayaningsih, Afifah Kurniawati, Afifah Muslim, Afriza Prima S, Abu Kholid, Ayatulloh Boy Adam)
DOI : 10.55606/pkmsisthana.v3i1.38
- Volume: 3,
Issue: 1,
Sitasi : 0 01-Jun-2021
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.19-Aug-2025
Abstrak:
Pandemi covid-19 memaksa anak-anak untuk stay di rumah untuk menghindari penularan. Hal ini membuat anak menjadi bosan dan jenuh yang berakibat stress pada anak. Orang tua memiliki peranan penting dalam mendampingi anak-anak selama di rumah. Peran orang tua di masa Covid-19 adalah sebagai pembimbing, pendidik, penjaga, pengembang, dan pengawas bagi anak-anak. Peran yang selama ini dilaksanakan di satuan pendidikan beralih fungsi di satuan keluarga. Salah satu peran khusus yang harus dilakukan orang tua adalah bermain bersama anak. Bermain merupakan kebutuhan dasar anak dan menjadi momen yang penting bagi perkembangan anak. Bermain terapeutik bertujuan untuk meningkatkan kesehatan emosi pada anak. Melalui bermain terapuetik seorang anak dapat mengekspresikan perasaan emosi dan membantu anak mengurangi ketakutannya. Peran orang tua menjadi lebih besar dalam mendampingi anak bermain selama di rumah. Perawat anak memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan orang tua mendampingi anak secara maksimal untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tim pengabdian masyarakat Akper Kesdam IV/Diponegoro berupaya untuk memberikan edukasi tentang bermain therapeutik pada anak selama masa pandemi covid-19 yang sasarannya adalah ibu-ibu yang mempunyai anak Balita. Hal ini dilakukan berdasarkan Analisa munculnya permasalahan pada anak-anak yang merasa bosan dan jenuh dan berakibat stress pada anak dan kebingungan ibu dalam memberikan permainan yang tepat untuk anak selama masa pandemi covid ini. Edukasi yang diberikan melalui penyuluhan dengan memberikan pengetahuan tentang permainan yang dapat diberikan kepada anak selama masa pandemi covid-19. Koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak terkait sehingga pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan lancar. Dikarenakan masa pandemic covid-19, dimana tidak diperbolehkan untuk berkumpul dengan jumlah orang yang banyak, maka penyuluhan diberikan lewat zoom meeting. Hasil dari penyuluhan ini ibu-ibu merasa puas dan senang mendapatkan pengetahuan tentang bermain therapeutik untuk anak selama masa pandemic covid-19 dan semuanya mempraktekkan ilmu pengetahuan yang sudah diberikan. Anak-anak juga merasa senang dan stress pada anak berkurang.
|
0 |
2021 |
PENERAPAN SPA KAKI DIABETIK TERHADAP SIRKULASI DARAH PERIFER PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG
(Diyan Pratama Sari, Diana Dayaningsih)
DOI : 10.55606/sisthana.v6i1.71
- Volume: 6,
Issue: 1,
Sitasi : 0 22-Mar-2021
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.19-Aug-2025
Abstrak:
Diabetes mellitus type 2 is most often occurring and cause acute vascular diseases of vascular perifer and the loss of perifer blood circulation. One management of peripheral blood circulation in people with diabetes mellitus is to use diabetic feet spa therapy. The purpose of this case study is to describe the application of diabetic feet spa to peripheral blood circulation after and before therapy of diabetic feet spa. The type of the study belongs descriptive with a case study approach. The subjects of this study were two patients with type 2 diabetes mellitus, experienced mild peripheral blood circulation disorders who did not have ulcer wounds, and had the will and willing to follow a diabetic feet spa. Analysis of peripheral blood circulation was carried out descriptively and measured by the Ankle Brachial Index (ABI). The results of the case study showed that there was an increase in peripheral blood circulation subjects in both subjects, in subject I from 0.83 (mild) to 0.92 (normal) and in subject II from 0.88 (mild) to 0.95 (normal) after being done therapy for diabetic feet spa. It is suggested to Puskesmas officers need to treat spa diabetics as one of the peripheral blood circulation management in patients with type 2 diabetes mellitus.
|
0 |
2021 |
OPTIMALISASI PERAN KADER POSYANDU LANSIA SEBAGAI AGEN PEMBAHARU BAGI LANSIA DI RW 03 DUSUN KRASAK KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG
(Diana Dayaningsih, Erni Suprapti, Oktasari Widiya AS, Peni Ika K, Rahmad Yuliyanto, Sonia Ambar W, Tantri Suryani)
DOI : 10.55606/pkmsisthana.v2i2.41
- Volume: 2,
Issue: 2,
Sitasi : 0 02-Dec-2020
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.19-Aug-2025
Abstrak:
Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Tujuan umum dibentuknya Posyandu lansia secara garis besar untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut agar mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Agar posyandu berjalan dengan baik maka perlu dukungan dari kader, kader diharapkan bisa menjadi agent of change. Peran kader sebagai agent of change, dalam upaya pembangunan dapat diwujudkan dengan memberikan dukungan berupa berbagi pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) memberikan penyuluhan atau penyebarluasan informasi kesehatan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia karena itulah kader dituntut untuk memiliki kemampuan membina, menuntun serta didukung oleh keterampilan dan berpengalaman.
|
0 |
2020 |
Revitalisasi Posyandu Balita Nusa Indah dalam upaya peningkatan pengetahuan kader tentang gizi Balita di RW 5 Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang
(Erni Suprapti, Diana Dayaningsih, Febri Santosa, Mimin Indah Lestari, Kistia Rita Santi, Muhammad Ivan savero, Ovi Berly W)
DOI : 10.55606/pkmsisthana.v2i2.43
- Volume: 2,
Issue: 2,
Sitasi : 0 01-Dec-2020
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.19-Aug-2025
Abstrak:
Balita adalah masa yang membutuhkan perhatian ekstra baik bagi orang tua maupun bagi kesehatan. Perhatian harus diberikan pada pertumbuhan atau perkembangan, status gizi sampai pada kebutuhan akan imunisasi. Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua, perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat irreversibel atau tidak bisa pulih kembali (Marimbi, 2010). Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurngan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kurang gizi masih merupakan permasalahan serius bagi anak-anak di Indonesia tidak terkecuali anak yang berasal dari perkotaan. Hampir seluruh daerah di Indonesia melaporkan adanya kasus gizi kurang bahkan gizi buruk di wilayahnya. Masyarakat RW 5 kelurahan Rowosari kecamatan Tembalang kota Semarang merupakan Sebagian besar ibu rumah tangga memiliki anak yang berusia antara bayi hingga remaja. Dari 90 balita yang ada di RW 5 Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Semarang Kota, 7 balita beresiko tinggi mengalami gizi kurang. Berdasarkan data bulan November 2019, 7 balita tersebut mengalami penurunan berat atau berat badan yang menetap tiap bulannya. Sebanyak 14% ibu balita di RW 5 tidak mengetahui makanan sehat untuk balita di atas tiga tahun. Sebanyak 17% ibu balita membiarkan anaknya jika tidak mau makan.Kader Posyandu tidak pernah memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu yang mempunyai balita yang pengalami penurunan Berat Badan maupun Balita yang masuk dalam kategori status gizi kurang.Berdasarkan permasalahan serta peluang yang telah dijelaskan diatas, TIM Pengabdian masyarakat ingin melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa Revitalisasi Posyandu Balita Nusa Indah dalam upaya peningkatan pengetahuan kader tentang gisi Balita , dengan tujuan mengoptimalkan peran kader dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang gizi Balita di Posyandu Nusa Indah RW 5 Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang
|
0 |
2020 |