Penanaman Tanaman Obat Di Desa Amongrogo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang
(Nugroho Ariya Putra, Andarina Aji Pamurti)
DOI : 10.26623/jpk.v1i2.5981
- Volume: 1,
Issue: 2,
Sitasi : 0 30-Jul-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<p><em>The potential for agriculture and plantations in Amongrogo Village, Limpung District, Batang Regency is enormous. This is because the majority of the people of Amongrogo Village work as farmers and agricultural land in the village is categorized as productive land. Based on the existing conditions, the community needs education about the importance of growing medicinal plants for daily life. The function of medicinal plants can meet the needs of traditional medicine for the community. The activity of planting medicinal plants is by utilizing vacant land as a place for planting. The benefit of this activity is to increase public knowledge about the importance of medicinal plants. Planting of medicinal plants is done using polybag media. The selection of this medium is based on planting through polybags does not require a large area of land and is quite affordable. From the community service activities that have been carried out, the community can see how to grow medicinal plants and understand the importance of medicinal plants for everyday life and can apply them in their respective environments.</em></p>
|
0 |
2023 |
KAJIAN KUALITAS DAN TINGKAT PELAYANAN JALUR PEJALAN KAKI (STUDI KASUS : KORIDOR JALAN IMAM BONJOL SEMARANG)
(Alfrian Syaiful Annasa, Andarina Aji Pamurti)
DOI : 10.26623/ijsp.v4i1.6753
- Volume: 4,
Issue: 1,
Sitasi : 0 30-Apr-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<p>Jalur pedestrian yang nyaman merupakan salah satu bentuk pelayanan untuk pejalan kaki sehingga kenyamanan pada jalur pedestrian menjadi lebih diutamakan atau menjadi tujuan utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan tingkat pelayanan jalur pejalan kaki pada koridor jalur pejalan kaki Jalan Imam Bonjol Semarang. Penelitian ini berdasarkan permasalahan eksisting koridor jalur pejalan kaki Jalan Imam Bonjol Semarang yaitu masih terdapat perkerasan jalur pejalan kaki yang mengalami kerusakan, terjadinya transfer fungsi jalur pejalan kaki dan penyempitan ruang pejalan kaki. Penelitian ini menggunakan pendekatan Pedestrian Enviromental Quality Index (PEQI, 2008) untuk mengetahui kualitas persimpangan dan kualitas ruas jalan. Sedangkan untuk mengetahui tingkat pelayanan jalur pejaan kaki menggunakan metode High Capacity Manual (HCM 2000) yang mengutamakan arus pejalan kaki, kecepatan pejalan kaki dan kepadatan pejalan kaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian ini kualitas persimpangan zona 1 masuk kelas IV skor 57,980 (kualitas pejalan kaki dasar), zona 2 masuk kelas V skor 19,326 (lingkungan pejalan kaki yang tidak cocok untuk pejalan kaki) dan zona 3 masuk kelas V skor 19,327 (lingkungan pejalan kaki yang tidak cocok untuk pejalan kaki) . Untuk kualitas ruas pejalan kaki zona 1 masuk dalam kelas III skor 40,378 (kualitas pejalan kaki dasar), zona 2 masuk kelas IV skor 28,075 (kualitas pejalan kaki yang buruk) dan zona 3 masuk kelas IV skor 28,075 (kualitas pejalan kaki yang buruk). Untuk tingkat pelayanan jalur pejalan kaki berdasarkan arus pejalan kaki, kecepatan pejalan kaki dan kepadatan pejalan kaki berdasarkan HCM 2000 masuk dalam kategori A yaitu pejalan kaki bergerak dijalur yang digunakan tanpa dipengaruhi pejalan kaki lainnya, bebas menentukan kecepatan berjalan dan konflik antar pejalan kaki tidak mungkin terjadi.</p>
|
0 |
2023 |
Edukasi dan Pelatihan Pengolahan Limbah Diapers menjadi Pupuk Tanaman pada Warga Kelurahan Sendangguwo Semarang
(Andarina Aji Pamurti, Dwi Prabowo)
DOI : 10.26623/jpk.v1i1.5991
- Volume: 1,
Issue: 1,
Sitasi : 0 12-Jan-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<p align="justify"><em>Diapers waste generated by residents of RT 04 and RT 08/ RW 07 Sendangguwo Village, Semarang City has a large amount. Diapers waste is difficult to decompose by soil microbes. The decomposition process takes up to hundreds of years. The amount of diapers waste is quite large and disposed of anywhere can have a negative impact on the environment. Diapers waste can be used to make useful products. The absorbent gel can be used as plant fertilizer. The gel is very good at absorbing water so it can retain soil moisture and become nutrients for plants. However, not many people know about the impact of diapers waste and do not know that diapers waste can be made into useful products. It is necessary to provide knowledge about the negative impacts of diapers waste which can pollute the environment. Then it was continued with training on diaper waste management to become plant fertilizer for residents in the Sendangguwo Village, Tembalang District, Semarang City. The implementation method used is by giving socialization and hands-on practice regarding the stages of processing diapers waste into plant fertilizer. The results of the training were in the form of plant fertilizer products from diapers waste which were then packaged in plastic containers and then handed over to the community.</em></p>
|
0 |
2023 |
EFEKTIVITAS RUANG TERBUKA PUBLIK DI KELURAHAN BRUMBUNGAN KOTA SEMARANG
(Andarina Aji Pamurti)
DOI : 10.26623/ijsp.v3i2.5996
- Volume: 3,
Issue: 2,
Sitasi : 0 09-Jan-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<p>Ruang Terbuka Publik merupakan ruang terbuka yang mampu mewadahi keperluan aktivitas masyarakat sebagai tempat pertemuan dan interaksi sosial yaitu berupa taman atau lapangan olah raga. Pada setiap kelurahan diperlukan taman atau lapangan olahraga sebagai pelayanan kebutuhan kegiatan penduduk di area terbuka. Di Kelurahan Brumbungan Kota Semarang terdapat 2 ruang terbuka publik yaitu Taman Nada dan Taman Kartun. Taman Nada adalah taman tematik yang menggunakan tema not nada sedangkan Tamah Kartun menggunakan konsep desain tema tokoh kartun dan diaplikasikan pada landmark dan keseluruhan desain taman. Taman Nada dan Taman Kartun tersebut tergolong dalam ruang terbuka aktif karena dipergunakan masyarakat untuk beraktivitas sosial dan berekreasi. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat efektivitas ruang terbuka publik yang berada di Kelurahan Brumbungan dengan melakukan penilaian pada setiap variabel dengan menggunakan variabel keamanan, kenyamanan, pencapaian, livability/kehidupan, dan image/citra dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah Taman Nada memiliki tingkat efektivitas kategori SEDANG dan Taman Kartun memiliki tingkat efektivitas kategori SEDANG. Perlu dilakukan perbaikan dan penambahan fasilitas yang belum ideal atau belum tersedia. Ruang terbuka publik tersebut memiliki manfaat dalam segi sosial, ekonomi dan ekologis.</p>
|
0 |
2023 |
KAJIAN TINGKAT KELAYAKAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN MLATIBARU KOTA SEMARANG
(Nur Sukma, Andarina Aji Pamurti)
DOI : 10.26623/ijsp.v3i2.5751
- Volume: 3,
Issue: 2,
Sitasi : 0 09-Jan-2023
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<p><em>Mlatibaru is one of the settlements located in the District of East Semarang which has an unfavorable environment so it needs to get a lot of attention and handling. A clean and healthy environment can be influenced by the behavior of people living within the scope of that environment. The lack of environmental health in the Mlatibaru settlement is not only influenced by community behavior, but also influenced by several factors such as a less than optimal sanitation system, namely the drainage system (waste water), clean water, solid waste, and waste management, which can reduce the feasibility of the system. sanitation and cause environmental pollution. Because the availability of the sanitation system does not have to run properly, there will always be problems. Where as a result, besides being able to reduce the feasibility of sanitation, it can also cause environmental pollution such as tidal flooding. The purpose of this study is to examine the sanitation conditions such as the drainage system (wastewater), clean water, solid waste, and waste management as well as how the level of sanitation in the Mlatibaru settlement area is. This study uses quantitative methods. With the method of data collection observation, interviews, questionnaires, and documentation. The results of the study of the feasibility level of sanitation in Mlatibaru settlements are the drainage system (wastewater) which is included in the moderate level, clean water is included in the high feasible level, solid waste is included in the low feasible level, and waste management is included in the moderate feasible level. So in this case, it is necessary for the community to have an active role in improving the quality of sanitation provision to continue to improve the health of the residential environment.</em></p>
|
0 |
2023 |
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU MOBIL SATU GARASI PROVINSI DKI JAKARTA
(Wahjoerini Wahjoerini, Andarina Aji Pamurti)
DOI : 10.26623/ijsp.v2i2.3975
- Volume: 2,
Issue: 2,
Sitasi : 0 16-Jan-2022
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<em>Kebijakan mengenai kepemilikan kendaraan bermotor disertai dengan kepemilikan garasi telah tertuang Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 140. Namun karena berbagai kendala, peraturan yang terbit pada tahun 2014 belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengurangi jumlah kendaraan bermotor. Satu diantara metode yang sangat berguna dalam kajian kebijakan adalah Institutional Analysis Development (IAD) yang dikembangkan oleh Elinor Ostrom pada tahun 1994. kebijakan terkait kepemilikan garasi bagi pemilik kendaraan bermotor khusus nya mobil terdapat tumpang tindih dengan kebijakan yang kedudukannnya diatasnya yang saling terkait. kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antar stakeholder terkait implementasi sementara itu jika dirinci lebih lanjut, terdapat kemungkinan konflik kepentingan dan potensi yang dapat dikembangkan melalui interaksi antar stakeholder. Masalah yang ada berakar dari ketiadaan aturan teknis dan kurangnya koordinasi antar sektor pemerintahan baik dalam skala nasional maupun lokal (provinsi). Kedua akar masalah tersebut menghasilkan permasalahan yang terjadi saat ini seperti perbedaan peraturan dan kepentingan antar Lembaga. Kemudian belum adanya mekanisme kontrol perizinan dan pengawasan yang terstruktur dan terintegrasi antar Lembaga. </em>
|
0 |
2022 |
KAJIAN PARTICULATE MATTER DAN KEBISINGAN PADA PERMUKIMAN DI SEKITAR JALAN TOL KEDUNGMUNDU SEMARANG
(Andarina Aji Pamurti)
DOI : 10.26623/ijsp.v2i1.3325
- Volume: 2,
Issue: 1,
Sitasi : 0 28-Apr-2021
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<div><table cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr><td align="left" valign="top"><p><em>The construction of toll roads has a positive impact to facilitate the mobility rate of the community. But the construction of toll roads also has a negative impact on the residential area around the toll road, namely air pollution due to the burning of vehicle fuel. PM2.5 and PM10 air particles are particles that damage the working system of the lungs. The health of the environment where settled is an important support that affects health, especially in the era of pandemic covid. Air particle measurement using portable PM2.5 and PM10 Air Quality Tester Detector. The daily average level of PM2.5 particles in residential areas around Semarang's Kedungmundu toll road is 65.44 ?g/Nm³, while the PM10 particle content is 95.2 ?g/Nm³. PM2.5 levels exceed the standards of the National Ambient Air Quality Standard (BMUA), The WHO Air Quality Guidline and Ambient Air Quality Standards (USEPA). For PM10 exceeds WHO standard. In addition to air pollution, another impact is that these residential areas have noise. The daily average noise value when measuring the sampling time is 62.23 dB, this value is exceeding the standard threshold of the Regulation of the Minister of Environment for residential areas. So the residential area around Kedungmundu Semarang toll road is less feasible for health when viewed from the value of PM 2.5 and PM10 as well as noise. This study aims to determine the level of PM2.5 and PM10 particles as well as noise in residential areas around the Kedungmundu Semarang toll road. Once the measurement results are obtained, it will be used as a reference for planners to provide solutions for settlements that have an impact due to toll road construction activities with dense vehicle intensity.</em></p></td></tr></tbody></table></div>
|
0 |
2021 |
PENGARUH ORIENTASI SELUBUNG BANGUNAN KACA GELAP TERHADAP BESARNYA PERPINDAHAN PANAS MATAHARI PADA GEDUNG SUKOWATI SEMARANG
(Andarina Aji Pamurti)
DOI : 10.26623/ijsp.v1i1.1989
- Volume: 1,
Issue: 1,
Sitasi : 0 28-May-2020
| Abstrak
| PDF File
| Resource
| Last.09-Jul-2025
Abstrak:
<div><table cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr><td align="left" valign="top"><p><em>Bangunan bergaya modern semakin berkembang di Indonesia, dengan gaya yang minimalis, simpel, mengusung keutamaaan fungsi bangunan serta terkesan mewah ini cocok dengan life style masyarakat perkotaan di Indonesia. Bangunan modern didominasi oleh penggunaan bahan – bahan pabriksasi, terutama kaca. Bahan pabriksasi ini apabila penggunaannya tidak tepat serta dengan desain arsitektur yang tidak memperhatikan iklim tropis lembab di Indonesia, mengakibatkan ketidaknyamanan penghuni. Hal tersebut meliputi penggunaan bahan pada selubung bangunan yang menyangkut mutu dan warna bahan serta desain sistem pembayangan baik berupa sun shading device maupun komposisi bangunan, disamping itu orientasi bangunan juga merupakan hal yang penting terhadap perolehan panas matahari. Studi dilakukan pada bangunan modern yaitu gedung Sukowati Semarang yang minim akan sun shading device dengan selubung bangunan yang didominasi oleh kaca, terutama pada facade timur dengan persentasi kaca 67 % dan facade selatan dengan prosentasi kaca 55 %. Kaca yang digunakan adalah kaca berwarna gelap jenis panasap atau kaca warna. Hasil penelitian menunjukkan facade timur dan selatan memiliki nilai Overall Thermal Transfer Value (OTTV) adalah di atas standard 45 Watt / m2, maka terjadi ketidaknyamanan penghuni. Perpindahan panas matahari yang masuk ke dalam ruangan, salah satunya dipengaruhi oleh orientasi, </em><em>Window to Wall Ratio </em><em>(WWR), serta bahan bangunan. Kaca berwarna gelap memilki Shading Coefficient yang lebih rendah dibanding kaca bening, hijau atau biru. Namun kaca berwarna gelap pada Gedung Sukowati Semarang belum mengatasi permasalahan akan naungan panas matahari dikarenakan</em><em> kurang tepatnya penggunaan jenis kaca. </em></p><p><em>Kata Kunci : </em>Orientasi, Selubung Bangunan, Kaca Gelap, Perpindahan Panas Matahari</p></td></tr></tbody></table></div>
|
0 |
2020 |