Coronary heart disease is a disease in which the occurrence of blockages in the blood vessels in the heart. Coronary heart disease is a fatal disease, it is better to get as much information about this disease as possible. Data Mining can classify whether a person has heart disease or not based on symptoms. Data mining builds a model that can predict whether a person has heart disease or not. How well a model performs classification can be determined from its accuracy value, but this accuracy value can still be improved. Increasing the accuracy value can be done by performing Feature Selection. The research object used in this research is a dataset about coronary heart disease obtained from the Kaggle website. The classification method used in this modeling is the Random Forest algorithm to classify whether a person has coronary heart disease or not. The Random Forest Algorithm is a classification algorithm consisting of Decision Trees for classifying. The Random Forest algorithm is used because it has been proven to produce good accuracy in several previous studies. The Feature Selection method used in this modeling is the Chi-Square hypothesis test to determine whether there is an effect of each independent variable on the dependent variable. This research compared the value of modeling accuracy without using Feature Selection with modeling using Feature Selection. The result of this study is that the model without Chi-Square Feature Selection produced an accuracy value of 96,05% and the model with Chi-Square Feature Selection produced an accuracy value of 97,33%.

<p class="Abstract">The quadcopter represents one of the emerging research areas in unmanned aerial vehicle (UAV) technology. One of its advantages lies in its simple mechanism and smaller propeller size compared to helicopters, while maintaining the same lifting capacity. The quadcopter employs inner and outer control schemes, where the inner control manages attitude roll, pitch, yaw, and altitude, thereby affecting the motion of the quadcopter. Meanwhile, the outer control governs the direction of the quadcopter's movement. This condition underscores the significance of inner control, ensuring the quadcopter's maneuverability. Consequently, there is a need to design an attitude, pitch, and roll control using the PID method. This experiment focuses on roll and pitch control under hover conditions. The PID control experiment yielded optimal results with parameters K_P = 60, K_I = 22, and K_D = 14, exhibiting rapid response, absence of oscillation, deviations smaller than 20^o in both roll and pitch controls, and the ability to return the attitude to the initial setpoint position when disturbances occur.</p><p>                                                                                                 </p><p class="IndexTerms"><strong>Keywords</strong>: Attitude, hovering, PID controller, quadcopter.</p><p> </p><p class="Abstract" align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p class="Abstract">Quadcopter merupakan salah satu bidang riset yang baru dalam teknologi unmanned aerial vehicle (UAV). Salah satu keunggulan pada Quadcopter adalah mekanisme yang sederhana dan ukuran pada baling-baling yang lebih kecil dibandingkan dengan helicopter dengan daya angkat yang sama. Quadcopter memiliki skema kendali inner dan kendali outer, dimana kendali inner mengendalikan attitude roll, pitch, yaw, dan altitude yang berimplikasi pada gerak quadcopter. Sedangkan kendali outer mengendalikan arah gerak quadcopter. Kondisi ini menjadikan kendali inner sangat penting sehingga mampu menjaga quadcopter dapat bergerak. Untuk itu perlu dirancang suatu kendali attitude pitch dan roll dengan metode PID. Eksperimen ini focus pada kendali roll dan pitch di kondisi hover. Hasil eksperimen kendali PID pada roll dan pitch didapatkan hasil terbaik pada parameter K_P=60, K_I=22, dan K_D=14 yang memiliki respon cepat, tidak terjadi osilasi, lonjakan lebih kecil dari 20^o baik pada kendali roll maupun pitch, dan mampu mengembalikan attitude pada posisi setpoint awal apabila diberi gangguan.</p><div id="gtx-trans" style="position: absolute; left: -26px; top: 21px;"> </div>

<p>Bagi pelaku usaha, adaptasi dan melakukan kreasi dengan pendekatan digital kini sudah merupakan keniscayaan. Bila pelaku usaha mampu beradaptasi, bahkan mampu menemukan peluang baru untuk pertumbuhan bisnisnya, merekalah yang mampu tetap <em>survive</em> di era digital. Perubahan perilaku konsumen dengan membatasi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah, rupanya menjadi katalis bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Tentu saja itu berlaku untuk pengusaha kecil dan menengah yang sudah terhubung dengan ekosistem digital. Hal ini tidak lepas dari masifnya literasi digital, khususnya yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM. Selain pemerintah, akademisi juga menjadi salah satu peran yang tidak dapat lepas untuk mendigitalisasikan UMKM. Hal yang harus dilakukan oleh UMKM adalah melek digital dengan cara bagaimana strategi branding produk dan pemasaran digital dengan memaksimalkan penggunaan media social.</p>

This research aims to determine whether the partial influence of Motivation (X1) has on Client Competence (Y), the partial influence of Discipline (X2) on client Competence (Y), the partial influence of commitment on client Competence (Y), and the influence of Motivation ( X1), Discipline (X2), Commitment (X3) simultaneously towards Client Competency (Y) at the Tangerang Class 1 Correctional Center. The population of this research is the clients of the Tangerang Class 1 Correctional Center. The sample taken was 50 respondents using the Non-Probability Sampling technique with an Incidental approach, namely a sampling technique based on chance, that is, anyone who happens to meet the researcher can be used as a sample if they are seen to be suitable, with the help of the Statistical Product and Service Solution (SPSS) version version 20. The results of this study show that there is no influence between Motivation (X1) partially on client Competence (Y). This can be shown by t count (0.945) < from t table (2.011), there is no influence between Discipline (X2) as a whole. partial to client competency (Y) this can be shown by t count (-3.329) < from t table (2.011), there is no influence between Commitment (X3) partially to client competency (Y) this can be shown by t count ( 1.606) < from t table (2.011), and the variables of motivation (X1), discipline (X2), and commitment (X3) of community counselors simultaneously on the competency of correctional clients (Y). This can be shown by the results Fcount > ftable (4,683>2,810),

Telkomsat adalah anak perusahaan Telkom yang mempunyai jangkuan luas di indonesia dalam menyediakan layanan jaringan komunikasi berbasis satelite. Untuk menjamin layanan jaringan komunikasi berjalan baik, Teknisi selalu siap kapanpun dan dimanapun apabila diperlukan adanya perbaikan jaringan. Saat ini penggantian uang perjalanan dilakukan dengan melakukan konfirmasi melalui whatsapp dan penginputan data pembiayaan dinas menggunakan excel yang sulit untuk didokumentasikan secara efektif dan efisien. Masalah lain yang dikeluhkan teknisi terletak pada waktu pengembalian yang lama dan tidak bisa ditentukan serta bukti pelunasan berupa cuplikan layar. Model Prototype adalah metode pengembangan perangkat lunak yang bertujuan untuk mengembangkan model menjadi sistem final. Sistem informasi Penggantian Uang Perjalanan Dinas ini dirancang menggunakan model prototype dengan tujuan mempermudah Teknisi dalam melakukan pengajuan penggantian biaya selama melakukan perjalanan sehingga dapat mengefesiensikan waktu dalam proses pekerjaannya dan menjadi solusi yang tepat dan meningkatkan efesiensi untuk perusahaan